Sukses

Ahok Teratas Sebagai Cagub DKI Jakarta, PPP: Nanti Berubah Setelah Pilpres

Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bertengger di posisi teratas survei elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta 2024.

Liputan6.com, Jakarta Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bertengger di posisi teratas survei elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta 2024.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi memprediksi posisi elektabilitas Ahok di survei masih bakal berubah. Belum tentu hasilnya akan sama setelah Pilpres 2024.

"DKI tuh unik, posisinya teratas belum tentu. Apalagi ini masih melalui pemilu legislatif dan pilpres. Setelah 14 hari itu akan berubah lagi siapa pemenang di DKI, siapa yang akan terpilih di pilpres, itu juga akan mengonstruksi pola pikir masyarakat DKI Jakarta," ujar politikus yang akrab disapa Awiek di kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (12/5/2023).

Menurut Awiek, tingginya elektabilitas Ahok hari ini merupakan hal yang biasa. Belum menggambarkan kondisi Pilkada DKI 2024.

"Kalau hari ini masih, ya survei-survei begitu wajar saja, biasa-biasa saja, tetapi belum menjadi preferensi politik masyarakat DKI Jakarta," ujar Awiek.

Awiek menyatakan PPP tidak mempertimbangkan Ahok sebagai bakal calon gubernur. Sikap PPP pada 2017 yang mendukung Ahok adalah kubu Djan Faridz ketika dualisme kepengurusan.

"Enggak ada lagi (dualisme)," tegas Awiek.

Sebelumnya, hasil survei Indikator Politik Indonesia mendapati bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi top of mind sebagai calon gubernur (cagub) di kalangan pemilih Ibu Kota.

Sebanyak 12,6 persen responden secara spontan menjawab nama Komisaris Utama Pertamina itu ketika ditanyakan siapa cagub DKI Jakarta pilihan mereka.

"Kita enggak kasih pilihan jawaban apa pun, siapa calon gubernur menurut preferensi warga DKI Jakarta, itu ada 12,6 persen yang secara spontan menyebut Ahok," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtad saat memaparkan hasil survei tersebut secara virtual dari Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Selain Ahok, sebanyak 7,4 persen responden menyebut Ridwan Kamil, 6,2 persen menyebut Sandiaga Uno, 6 persen menyebut Anies Baswedan, dan 4,4 persen menyebut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

 

2 dari 2 halaman

Hasil Survei Indikator Politik: Ahok, Ridwan Kamil hingga Gibran Potensial Jadi Cagub DKI 2024

Burhanudin menyampaikan dari simulai delapan nama cagub DKI, Ridwan Kamil menduduki peringkat teratas apabila pilgub dilaksanakan saat ini. Ridwan Kamil meraup 23,3 persen suara, disusul mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno 19,5 persen, dan Ketua Umum Partai Demokrat AHY 11,3 persen.

"Gibran Rakabuming Raka 10,3 persen, Ahmad Sahroni 8,1 persen, Heru Budi Hartono 5,8 persen, Ahmad Riza Patria 5,4 persen, Bima Arya Sugiarto 0,8 persen, Tidak Tahu/Tidak Jawab 15,6 persen," jelas Burhanudin.

Sementara itu, dari simulai tiga nama Pilgub DKI, sebanyak 43,9 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Namun dari tiga nama, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni unggul dengan 26,8 persen.

"Ahmad Sahroni 26,8 persen paling tinggi dukungannya, kemudian Heru Budi Hartono 15,1 persen, dan Ahmad Riza Patria 14,2 persen. Belum menjawab 43,9 persen," tutur Burhanudin.

Survei ini dilakukan di DKI Jakarta pada 24 Februari sampai 3 Maret 2023. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu yakni, mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini, jumlah sampel basis sebanyak 820 orang, kemudian dilakukan oversampel di Dapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sampel yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis ssebanyak 820 responden memiliki toleransi kesalahan (marginoferror--MoE) sekitar ±3.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kota yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com