Liputan6.com, Jakarta Pantai Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya belum lama ini digegekan dengan terdamparnya seekor paus, pada Minggu, 14 Mei lalu. Belakangan diketahui, bangkai mamalia laut tersebut merupakan paus balin atau paus bungkuk.
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh paus balin yang diperkirakan panjangnya bisa mencapai 16 meter tersebut.
"Kami menerima informasi ditemukannya bangkai paus pada Minggu 14 Mei malam. Dugaan awal masih belum ada karena belum kita autopsi. Namun, yang jelas tidak ada tanda kekerasan. Lebih lanjutnya akan kita pastikan esok," ujar Dosen Divisi Patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Bilqisthi Ari Putra, Senin (15/5/2023).
Advertisement
Usai mendapat informasi, sejumlah tim pun diturunkan untuk bantu evakuasi bangkai paus balin yang terdampar. Mereka terdiri dari 10 orang rescuer dan petugas medis.
Saat ini upaya untuk mengungkap kematian mamalia terbesar tersebut tengah dilakukan para ahli.Â
Berikut sejumlah hal terkait ditemukannya bangkai paus balin di perairan Surabaya yang dihimpun dari berbagai sumber:Â
1. Paus Balin Ditemukan Nelayan pada Minggu 14 Mei 2023
Paus balin pertama kali ditemukan oleh nelayan setempat di perairan wilayah Kejawan Putih Tambak. Panjangnya diperkirakan mencapai 12 meter.Â
Mereka melaporkan kejadian itu kepada pihak DKPP Kota Surabaya, pada Minggu, 14 Mei. Mamalia laut itu ditemukan dalam kondisi yang sudah terapung.
"Ini paus masih kecil, masih muda, belum dewasa. Karena kalau dewasa itu ukuran 16 meter," ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti, Senin, 15 Mei 2023.
Setelah menerima laporan tersebut, DKPP Kota Surabaya langsung berkoordinasi dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilker Jawa Timur serta Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi setempat.
Setelahnya, BPSPL serta Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur kemudian melakukan sosialisasi terkait upaya penanganan awal pada bangkai paus.
"Mereka mengumpulkan nelayan, memberikan sosialisasi. Karena itu terdampar maka tidak dibawa ke laut, karena kalau dibawa ke laut akan lepas lagi dan terdampar lagi," kata Antiek.
Â
Advertisement
2. Penyebab Kematian Paus Balin Masih dalam Observasi
Lantas, apa penyebab kematian paus balin atau paus bungkuk tersebut?Â
Dosen Divisi Patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Bilqisthi Ari Putra menyatakan, untuk penyebab kematian paus balin masih dalam observasi di laboratorium. Nantinya akan dilakukan evaluasi pada bangkai ikan paus untuk kedua kalinya.
Bilqis mengungkapkan, bangkai ikan paus tersebut diketahui merupakan golongan brydes whale. Namun, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui secara pasti jenis paus tersebut.
"Yang pasti golongan brydes whale, kemungkinan paus baleen namun selanjutnya akan kita pastikan dari hasil autopsi," ucapnya.
Balqis mengatakan, baleen merupakan jenis paus yang tidak bergigi, dan biasa memakan makanan seperti plankton. Paus tersebut memang sedang melakukan migrasi.
3. Penyebab Paus Balin Bisa Masuk ke Perairan Indonesia
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan penyelidikan lanjutan akan dilakukan guna mengungkap penyebab kematian paus balin di kawasan pantai di daerah Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo.
Penyelidikan tersebut sekaligus mengungkap penyebab mamalia tersebut bisa masuk ke wilayah perairan Indonesia, termasuk kemungkinan adanya faktor cuaca. Pasalnya, paus jenis "balin" itu merupakan hewan yang hidup di perairan Australia.
"Ini masih akan dicek besok, hasil pengambilan sampel akan ketahuan karena apa. Jenis paus ini tidak ada di perairan Indonesia karena ini jenis dari Australia," ujarnya.
Advertisement