Liputan6.com, Jakarta - Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto menyampaikan saat ini, yang menjadi problem utama investasi adalah maraknya investasi bodong di mana masyarakat menjadi korbannya. Hal tersebut disampaikan pada Seminar Nasional bertajuk Literasi cerdas berinvestasi oleh Human Studies Institute (HSI) di Ballroom Naraya Hotel, Rawamangun Jakarta Timur.
"Hal inilah yang menjadi PR bagi institusi/lembaga terkait, seperti BPKM maupun OJK untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan hal tersebut," kata Hery Susanto, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga
Hery juga menegaskan bahwa Ombudsman RI sebagai Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik telah menerima 17 laporan masyarakat terkait dugaan investasi bodong.
Advertisement
“Ombudsman mendorong para penyelenggara layanan untuk dapat bergotong-royong memberikan literasi kepada masyarakat, khususnya kaum milenial sehingga fenomena investasi bodong bisa teratasi”, tandas Hery Susanto.
Sementara, Direktur Eksekutif HSI, Rasminto menyatakan pentingnya literasi investasi dan keuangan di kalangan milenial sebagai kebutuhan fundamental.
“Sulit dibayangkan apa jadinya jika para penerus bangsa tidak memiliki pemahaman yang baik tentang investasi dan keuangan”, kata Rasminto.
Rasminto menjelaskan bahwa tak semua milenial memiliki perangai kurang sedap mengenai investasi.
“Milenial menjadi pendorong kebangkitan investor domestik ritel di pasar saham. Jumlah investor baru berusia 18-25 tahun pada 2020 bertambah 280.569 atau 48,7% dari total investor baru. Investor milenial, bersama Gen Z, menyelamatkan pasar saham domestik dari tekanan pandemi Covid-19”, jelas Rasminto.
Rasminto, yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta menegaskan sisi positif milenial.
“Sejujurnya, milenial banyak memiliki sisi positif, yang jika diasah dan diarahkan, dapat menghasilkan manfaat besar bagi bangsa ini. Milenial adalah generasi yang sangat haus tentang hal-hal baru, termasuk soal investasi”, tegas Rasminto.
Negara Berikan Rasa Aman dalam Berinvestasi
Bagi Rasminto, harapannya negara dapat memberikan perlindungan dan rasa aman dalam berinvestasi.
“Negara perlu memberikan perlindungan dan rasa aman dalam berinvestasi dengan menerbitkan regulasi, terdiri atas Izin, Keamanan Data, dan Pengawasan yang data melindungi publik dalam persoalan tersebut. Sehingga harapanya akan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya bagi generasi milenial”, harap Rasminto.
Acara dihadiri peserta milenial lebih dari 200 orang yang terdiri mahasiswa dan pelajar se-Jabodetabek. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan, Anggota Ombudsman, Hery Susanto, Penyidik Madya Dittipidsus Bareskrim Polri, Wawan Muliawan, Direktur Wilayah IV, Kedeputian Pengendalian Modal Kemeninves/BKPM RI, Yos Hermen, Dosen Keuangan Vokasi UI, Ananta Hagabean Nasution.
Selain itu Group Head of sales funding & transactional Bank DKI, Yuniar Tranesia Manik, dan Kepala Pemeriksaan Laporan Keasistenan Utama V Ombudsman RI, Saputra Malik, serta acara dibuka oleh Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni FIS UNJ, Abdul Haris Fatgehipon.
Advertisement