Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, masih ada kemungkinan partai-partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tetap bersama. PPP telah mendukung Bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo.
Menurut Arsul, Golkar dan PAN bisa menyusul untuk kembali bersama-sama koalisi.Sebab, Golkar dan PAN terus melakukan komunikasi dengan Ganjar dan PDIP.
Baca Juga
Menurut dia, hanya tinggal menunggu bagaimana keputusan finalnya.
Advertisement
"Masih ada kemungkinan sama juga karena kan baik partai Golkar dan juga PAN masih terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dengan katakanlah Pak Ganjar dan PDIP, ya nanti kita tunggu lah kita lihat," ujar Arsul kepada wartawan, dikutip Kamis (25/5/2023).
PPP sendiri menunggu keputusan final tersebut. Karena akan menentukan nasib KIB ke depannya.
"Apakah keputusannya sama atau tidak sama itu yang nanti akan menentukan status KIB, udah gitu aja," kata Arsul.
Menurutnya tidak perlu juga ada pernyataan secara formal KIB bubar bila berbeda pilihan pasangan calon presiden. Arsul mengatakan akan dengan sendirinya berakhir ketika masing-masing partai berbeda sikap.
"Jadi kalau kemudian masing-masing nanti ternyata putusan paslonnya berbeda-beda ya ga usah perlu ada pernyataan formal bubar pun dengan sendirinya koalisi itu akan berakhir," ujar Arsul.
Denny JA: Istilah Petugas Partai Lemahkan Ganjar Pranowo
Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah yang juga calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, tercatat mengalami penurunan berdasarkan survei opini publik Litbang Kompas 29 April-10 Mei 2023.
Pada jajak pendapat tersebut, elektabilitas Prabowo Subianto unggul dengan 24,5 persen, sedangkan Ganjar Pranowo menurun dan berada di posisi kedua dengan 22,8 persen.
Survei yang baru saja dirilis Litbang Kompas tersebut menyerupai hasil yang sudah lebih dahulu dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 19 Mei 2023.
Dalam hasil surveinya, LSI Denny JA juga menemukan Prabowo Subianto kini elektabilitasnya berada di urutan pertama dan unggul atas Ganjar Pranowo di urutan kedua.
Dalam hasil surveinya, Kompas memberi alasan dukungan Ganjar Pranowo menurun karena blunder komentar yang dihubungkan oleh netizen ikut menyebabkan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Namun, LSI Denny JA menggali lebih dalam penyebab tambahan kenapa dukungan kepada Ganjar Pranowo mengalami penurunan. Ganjar Pranowo dinilai gagal untuk isu kemiskinan di Jawa Tengah.
Selain itu, LSI Denny JA juga mengungkap penyebab lain elektabilitas Ganjar Pranowo menurun adalah karena dia merupakan petugas partai yang dideklarasikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Guru Besar di Monash University itu mengatakan, apa yang dapat diharapkan dari calon presiden yang populer di ruang publik, tapi tidak paling berkuasa di lingkungan elite negara.
“Salahkah menyatakan capres itu, lalu menjadi presiden, sebagai petugas partai? Jawaban singkat, sedikit benarnya, banyak salahnya,” ujar kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya, sedikit benar karena capres memang diajukan oleh partai politik atau koalisi partai politik dan aturannya memang seperti itu. Namun, hal itu tidak berarti bahwa presiden adalah petugas partai.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement