Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan partai yang sangat berpengaruh. Hal ini dikarenakan PAN selalu menjadi langganan Parlemen dan memenangkan Pemilihan Legislatif di Senayan.
Kemenangan PAN yang selalu terjadi setiap tahunnya disinyalir karena PAN selalu menerapkan sistem politik terbuka. Sistem itulah yang membuat PAN selalu mendapat kepercayaan publik dan menjadikannya partai berpengaruh sejak awal berdirinya pada tahun 1998 silam.
Baca Juga
“Saya kira memang dalam banyak ini memberikan efek yang positif kepada PAN, sebagai partai politik yang dinilai punya mesin,” ujar Pengamat Politik, Adi Prayitno, Jumat (26/5/2023).
Advertisement
Adi mengaku PAN sebagai parpol dinilai memiliki mesin yang cukup tangguh untuk memenangkan Pemilu. Ia mengatakan bahwa PAN menjadi partai politik yang paling diterima oleh kalangan masyarakat mana pun.
“PAN punya penetrasi dan punya tingkat kediterimaan yang tinggi di kalangan pemilih,” tambahnya.
Sikap PAN yang terbuka, jujur, dan adil menjadi pedoman utama untuk menarik perhatian masyarakat dan menjadikannya partai yang memiliki pengaruh besar di kancah perpolitikan Indonesia. Adi sendiri sudah tidak heran jika partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan tersebut bisa mendapatkan jumlah suara yang cukup untuk menduduki kursi legislatif.
Lanjutnya, Adi menegaskan bahwa yang dilakukan PAN dalam menerapkan sistem politik terbuka dan jujur merupakan sesuatu yang sangat rasional yang dilakukan PAN. Hal itu bisa membuat PAN mempertebal dukungan dari rakyat.
“Saya kira ini adalah satu pilihan cukup rasional sesuai dengan politik kita secara umum inklusif dan terbuka,” pungkasnya.
Segmentasi PAN Semakin Luas
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Haryadi mengatakan pergeseran ideologi Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi partai terbuka banyak membawa dampak positif. Salah satunya adalah segmentasi pemilih PAN yang bakal semakin luas.
Ade mengtakan fenomena menjadi partai terbuka atau catch all party tidak hanya terjadi dengan PAN, melainkan sebagian besar partai politik di Indonesia. Untuk PAN sendiri, strategi tersebut dapat mendongrak elektoral partainya.
“Bagi PAN, langkah ini bisa saja menjadi insentif elektoral dengan segmentasi pemilih yang lebih luas,” ujar Ade dikutip Rabu (24/5/2023).
Meski begitu, Ade menganjurkan agar PAN harus tetap mengelola basis dukungan yang selama ini erat dengan partai berfilosofi matahari tersebut. Salah satu contohnya adalah warga Muhammadiyah.
“Secara historis, keberadaan PAN tidak dapat dipungkiri memiliki hubungan yang erat dengan aspirasi politik elite Muhammadiyah,” terangnya.
Lebih lanjut Ade memuji kebijakan PAN yang merapat ke dalam Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Hal tersebut, lanjut Ade, membuat PAN memiliki ruang politik lebih luas.
“Sebagai pendukung pemerintah, tentu saja PAN memiliki akses sumber daya politik yang lebih besar,” pungkasnya.by Taboola
Advertisement