Liputan6.com, Jakarta - Kedekatan antara Partai Amanat Nasional (PAN) dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah membuat elektabilitas PAN semakin melonjak naik. Meskipun PAN saat ini mendapat hasil survei 3,2 persen, jumlah tersebut tidak akan mempengaruhi apapun untuk PAN.
Pengamat politik, Ujang Komarudin mengatakan bahwa hubungan yang kuat antara Muhammadiyah dengan PAN menjadi basis yang bisa menambah dukungah PAN di Pemilu 2024 mendatang. Ia menganggap PAN pasti bisa menembus ambang bantas Parlementary Threshold 4 persen.
Baca Juga
“Saya meyakini kalau PAN ya masih bisa lolos untuk pemilu 2024 nanti. Karena basis massanya jelas, suara terbanyak dari kalangan Muhammadiyah,” kata Ujang dikutip Jumat (26/5/2023).
Advertisement
PAN yang lahir dari hasil reformasi tersebut telah dua kali dalam hasil survei tidak mencukupi batas minimun PT 4 persen. Namun setiap Pemilihan Lehistlatif (Pileg) PAN selalu berhasil meraih suara yang melebihi 4 persen.
“Tapi PAN selalu membuktikan dari katakanlah 2 pemilu terakhir PAN selalu lolos ke Senayan,” tambahnya.
PAN sendiri mayoritas didukung oleh kalangan Muhammadiyah dan menjadikannya salah satu partai yang memiliki kedekatan dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Karena memiliki jaringan yang kuat dengan rakyat, PAN tetap optimis untuk bertarung di Pileg 2024 nanti.
“Jadi dari situ saja sudah kelihatan bahwa PAN itu didukung oleh jaringan dari akar rumput Muhammadiyah,” pungkasnya.
Segmentasi Pemilih PAN Bakal Makin Luas
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Haryadi mengatakan pergeseran ideologi Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi partai terbuka banyak membawa dampak positif. Salah satunya adalah segmentasi pemilih PAN yang bakal semakin luas.
Ade mengtakan fenomena menjadi partai terbuka atau catch all party tidak hanya terjadi dengan PAN, melainkan sebagian besar partai politik di Indonesia. Untuk PAN sendiri, strategi tersebut dapat mendongrak elektoral partainya.
“Bagi PAN, langkah ini bisa saja menjadi insentif elektoral dengan segmentasi pemilih yang lebih luas,” ujar Ade dikutip Rabu (24/5/2023).
Meski begitu, Ade menganjurkan agar PAN harus tetap mengelola basis dukungan yang selama ini erat dengan partai berfilosofi matahari tersebut. Salah satu contohnya adalah warga Muhammadiyah.
“Secara historis, keberadaan PAN tidak dapat dipungkiri memiliki hubungan yang erat dengan aspirasi politik elite Muhammadiyah,” terangnya.
Lebih lanjut Ade memuji kebijakan PAN yang merapat ke dalam Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Hal tersebut, lanjut Ade, membuat PAN memiliki ruang politik lebih luas.
“Sebagai pendukung pemerintah, tentu saja PAN memiliki akses sumber daya politik yang lebih besar,” pungkasnya.
Advertisement