Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong perempuan yang memiliki UMKM bisa naik kelas. Salah satu langkahnya adalah dengan menggelar program Female Founders Accelerator 2023 melalui Smesco Indonesia.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mengupayakan agar perempuan pelaku usaha di Indonesia dapat beradaptasi serta mengambil langkah inovasi untuk mengambil peluang pasar yang ada secara nasional maupun global.
Baca Juga
“Pelaku usaha baik mikro, kecil, dan menengah yang saat ini didominasi oleh perempuan menyumbang 61 persen total PDB nasional, kita perlu memastikan wirausaha perempuan untuk terus maju dan scale up agar kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional maksimal,” katanya dalam keterangan rilisnya, Jumat (26/5/2023).
Advertisement
"Tercatat sekitar 37 juta dari 64 juta UMKM di Indonesia dimiliki oleh perempuan. Namun, perempuan pelaku usaha masih terus dihadapkan dengan tantangan berbasis stigma gender," imbuh Leonard.
Peran Smesco Indonesia sebagai Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM sangat strategis dalam mendorong upaya pengarusutamaan hak perempuan dalam kebijakan dan program terkait UMKM agar memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk naik kelas.
“Kita harus menciptakan level playing field bagi perempuan pelaku usaha agar mereka dimampukan untuk terus bersaing. Salah satunya pada program Female Founders Accelerator 2023, mereka dibimbing untuk membangun brand dan inovasi usaha ke arah yang lebih berkelanjutan,” ungkap Leonard.
Perempuan Pelaku UMKM Miliki Brand yang Kuat
Sejak Maret hingga Mei 2023, sebanyak 16 wirausaha perempuan hasil kurasi dari 336 pendaftar yang datang dari berbagai sektor usaha seperti kriya, fesyen, kuliner, pendidikan, agro, wellness, serta kesenian, mengikuti serangkaian kelas intensif dan workshop.
Akselerator ini juga dilengkapi dengan pendampingan dari mentor yang berlatar belakang profesional dan praktisi, serta business challenge yang didesain sesuai permasalahan usaha masing-masing peserta. Hal itu dilakukan guna menghasilkan solusi dan strategi yang dapat diaplikasikan dan memulai langkah awal scaling up usahanya.
Pendiri dan CEO Obviously Sustainable, Rezha Bayu Oktavian menegaskan bahwa ke depan pelaku UMKM, khususnya perempuan, harus memiliki identitas dan brand yang kuat dan berdampak sehingga dapat survive dalam iklim usaha yang kompetitif untuk menciptakan kebaikan.
“Pergerakan kesadaran pasar atau conscious buying yang meningkat, mendorong investor dan konsumen mulai beralih ke produk yang memiliki kesadaran sosial, yang sustainable, jadi penting untuk women entrepreneurs mulai juga bertransisi tidak hanya secara proses produksi saja, tapi yang penting lainnya yaitu branding dan marketing sesuai permintaan pasar,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Obviously Sustainable merupakan salah satu mitra akselerator yang berfokus mendorong terbentuknya iklim usaha yang berkelanjutan di Indonesia dan kawasan ASEAN, turut mengambil bagian dalam kerja sama dengan KemenKopUKM melalui pelaksanaan program ini.
(*)
Advertisement