Liputan6.com, Jakarta: Harga gula pasir masih melambung atau belum beranjak di kisaran Rp 5.300 hingga Rp 5.500 per kilogram. Meski pemerintah mengaku melakukan operasi pasar dengan gula stok Badan Urusan Logistik, tetap saja harga gula pasir belum turun dari harga semula Rp 4.000 per kg. Demikian pemantauan SCTV di beberapa pasar tradisional di Jakarta, hingga Rabu (16/4) siang [baca: Harga Gula Pasir Melambung di Beberapa Daerah].
Menurut sejumlah pedagang, setiap hari, harga gula pasir terus bergerak naik yang berkisar antara Rp 5.300 hingga Rp 5.500 per kg. Sedangkan harga yang terendah lantaran ada pedagang yang masih memiliki persediaan gula pada pekan silam. Namun, bagi pedagang yang menjual dengan pasokan terbaru, harga eceran sebesar Rp 5.500 per kg.
Para pedagang mengaku hingga kini belum pernah mendapatkan gula dari operasi pasar seperti yang dijanjikan pemerintah sejak Selasa kemarin. Padahal, jajaran Bulog dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengaku telah menggelar operasi pasar dalam jumlah ribuan ton di Jakarta, Pulau Jawa dan Sumatra [baca: Penyaluran Gula Pasir Dianggap Berbelit-belit].
Sementara di Semarang, Jawa Tengah, Gubernur Mardiyanto akhirnya mencabut larangan impor gula pasir. Ini untuk mengatasi kekurangan pasokan gula pasir di Jateng. Sedangkan larangan impor yang diberlakukan pada awal April silam itu semula dimaksudkan melindungi petani tebu agar tidak bangkrut.
Menurut Mardiyanto, izin itu terpaksa diberikan karena harga gula di pasaran melambung hingga mencapai Rp 6.000 per kg. Mardiyanto juga menjelaskan, izin impor yang mulai berlaku 14 April 2003 itu ditujukan kepada PT Perkebunan Nusantara IX Surakarta dan Depot Logistik Jateng. Sedangkan untuk mempermudah pengawasan, impornya langsung melalui Pelabuhan Tanjungemas, Semarang.
Namun, Mardiyanto mengingatkan, impor gula ini hanya diperbolehkan hingga akhir Mei 2003. Sebab, saat itu, para petani tebu diperkirakan sudah mulai panen sehingga pasokan dapat terjaga. Sekadar diketahui, tiap tahun, Provinsi Jateng membutuhkan sekitar 110 ribu ton gula. Tapi, dari kebutuhan tersebut, hanya separuh atau sekitar 50 ribu ton yang dipasok pabrik gula di Jateng. Sedangkan izin impor ini berarti membatalkan larangan impor gula yang pernah diterapkan pada awal April silam.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut sejumlah pedagang, setiap hari, harga gula pasir terus bergerak naik yang berkisar antara Rp 5.300 hingga Rp 5.500 per kg. Sedangkan harga yang terendah lantaran ada pedagang yang masih memiliki persediaan gula pada pekan silam. Namun, bagi pedagang yang menjual dengan pasokan terbaru, harga eceran sebesar Rp 5.500 per kg.
Para pedagang mengaku hingga kini belum pernah mendapatkan gula dari operasi pasar seperti yang dijanjikan pemerintah sejak Selasa kemarin. Padahal, jajaran Bulog dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengaku telah menggelar operasi pasar dalam jumlah ribuan ton di Jakarta, Pulau Jawa dan Sumatra [baca: Penyaluran Gula Pasir Dianggap Berbelit-belit].
Sementara di Semarang, Jawa Tengah, Gubernur Mardiyanto akhirnya mencabut larangan impor gula pasir. Ini untuk mengatasi kekurangan pasokan gula pasir di Jateng. Sedangkan larangan impor yang diberlakukan pada awal April silam itu semula dimaksudkan melindungi petani tebu agar tidak bangkrut.
Menurut Mardiyanto, izin itu terpaksa diberikan karena harga gula di pasaran melambung hingga mencapai Rp 6.000 per kg. Mardiyanto juga menjelaskan, izin impor yang mulai berlaku 14 April 2003 itu ditujukan kepada PT Perkebunan Nusantara IX Surakarta dan Depot Logistik Jateng. Sedangkan untuk mempermudah pengawasan, impornya langsung melalui Pelabuhan Tanjungemas, Semarang.
Namun, Mardiyanto mengingatkan, impor gula ini hanya diperbolehkan hingga akhir Mei 2003. Sebab, saat itu, para petani tebu diperkirakan sudah mulai panen sehingga pasokan dapat terjaga. Sekadar diketahui, tiap tahun, Provinsi Jateng membutuhkan sekitar 110 ribu ton gula. Tapi, dari kebutuhan tersebut, hanya separuh atau sekitar 50 ribu ton yang dipasok pabrik gula di Jateng. Sedangkan izin impor ini berarti membatalkan larangan impor gula yang pernah diterapkan pada awal April silam.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)