Sukses

AS: Masyarakat Aceh Adalah Masyarakat Indonesia

"Kami benar-benar memandang Aceh sebagai bagian dari Indonesia. Masyarakat Aceh adalah bagian dari masyarakat Indonesia," kata Ralph L. Boyce, Duta Besar AS untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Amerika Serikat berharap persoalan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam bisa diselesaikan secara damai dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. AS memandang masalah di Aceh sebagai persoalan dalam negeri bangsa Indonesia. Itulah sebabnya, dia berharap konflik di Tanah Rencong dapat diselesaikan sesuai kesepakatan yang ada.

"Kami benar-benar memandang Aceh sebagai bagian dari Indonesia. Masyarakat Aceh adalah bagian dari masyarakat Indonesia. Dukungan dari masyarakat internasional untuk kedamaian Indonesia akan terus berlangsung," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Ralph L. Boyce, Selasa (16/4), di Jakarta.

Ralph mengatakan, selaku negara yang akan ikut membantu Aceh, AS meminta agar pemerintah Indonesia bisa menyelesaikan masalah di Aceh. Sebab, sesuai pertemuan di Tokyo, Desember silam, AS beserta Uni Eropa, Jepang, dan Bank Dunia telah sepakat untuk membantu pembangunan di Serambi Mekah. Namun, bantuan itu tak mungkin diberikan apabila suasana di Aceh belum kondusif. Ralph berjanji akan memberi bantuan apabila Aceh tetap dalam kerangka NKRI.

Situasi di Aceh memang belum 100 persen kondusif [baca: Pangdam Iskandar Muda: Aceh Tak Kondusif]. Buktinya, siang tadi, sekitar pukul 10.30 WIB, sekelompok orang tak dikenal menembak helikopter jenis Folko yang rencananya akan menjemput Wakil Panglima Komando Operasi TNI Brigadir Jenderal TNI Bambang Darmono. Akibatnya, helikopter itu tak jadi ke Takengon, perbatasan Aceh Utara dan Aceh Tengah, untuk menjemput Bambang. Heli tersebut kembali ke Bandar Udara Malikul Saleh Lhokseumawe, Aceh Utara.

TNI menuding anggota Gerakan Aceh Merdeka sebagai penembak pintu dan badan heli. Namun, tuduhan itu dibantah langsung oleh Juru Bicara GAM Sofyan Dawod. Menurut dia, tudingan itu hanyalah propaganda TNI agar operasi militer dapat digelar.

Pemerintah memang berniat menggelar operasi militer, apabila jalan damai yang sudah tak bisa menyelesaikan masalah Aceh. Namun, sejumlah kalangan menolak rencana itu, termasuk warga Kecamatan Indrapuri, yang terletak 25 kilometer dari Banda Aceh. Mereka menilai pelaksanaan operasi militer tak akan pernah menyelesaikan masalah. Tapi justru akan menambah korban baru dari kalangan sipil [baca: Warga Aceh Menolak Operasi Militer].

Saat ini warga Indrapuri cukup bersyukur dengan ditetapkannya daerah itu sebagai zona damai. Itulah sebabnya, mereka khawatir apabila operasi militer jadi digelar. Sebab, pasti akan banyak anggota GAM dan TNI yang melintas di jalan-jalan. Jika ini benar-benar terjadi, bukan tak mungkin, kontak senjata akan lebih sering terjadi di Indrapuri. Secara umum, situasi di Indrapuri kini masih berjalan normal. Meski begitu, warga tetap membicarakan suasana Aceh yang kini sudah di ambang perang [baca: Aceh di Ambang Perang].(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini