Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merasa bingung dengan masalah yang terjadi di Papua, hingga kini dinilainya belum selesai. Diketahui, pilot Susi Air asal Selandia Baru Kapten Philips M hingga kini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Nah seperti sekarang, rasanya saya sedih loh, ini boleh lah kok urusan Papua aja menurut saya enggak selesai-selesai. Jadi saya sendiri terus bingung sendiri, terus saya sendiri mikir sendiri," kata Megawati saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian dan Pengukuhan Komandan KRI Bung Karno-369 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Kamis (1/6).
Baca Juga
Apa yang dikatakan olehnya di hadapan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Muhammad Ali ini karena memang dirinya merupakan Presiden RI kelima.
Advertisement
"Karena saya bilang, saya pernah presiden saya tahu tahu banget bukannya tahu saja yang namanya. Kan dulu saya juga bisa punya Panglima, suka saya perintah. Jadi saya lihat, ini kenapa ya, salahnya di mana ya," ujar Megawati.
"Tapi karena saya bukan apa-apa lagi, ya saya diam aja. Tapi karena ini di Angkatan Laut saya berani bicara, kenapa? Ya itu kan harus dijawab," sambungnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PDIP itu sempat menceritakan kisah Laksamana Madya TNI (Anumerta) Yosaphat Soedarso yang telah berani menghalangi kapal Karel Doorman.
Cerita Kisah Yos Sudarso
Dalam sambutannya, Ketua Umum PDIP itu sempat menceritakan kisah Laksamana Madya TNI (Anumerta) Yosaphat Soedarso yang telah berani menghalangi kapal Karel Doorman.
"Saya ingat ketika yang namanya dengan heroik loh. Saya suka lupa namanya, Pak Yos Sudarso, saya kenal baik dengan beliau dengan ibunya. Bayangkan, pada waktu itu kan Kapal Karel Doorman itu sudah masuk ke perairan kita, padahal pada waktu itu apa ya namanya. Iyes Macan Tutul, tapi kan menurut saya. Wah saya pikir, ini perwiranya ini saya bilang hebat banget," ungkapnya.
"Iya dia halangi, iya dihalang Karel Doorman gitu. Bayangkan, Karel Doorman itu gede loh, saya enggak tahu ada fotonya lagi apa tidak. Jadi bayangkan, hanya dengan si kecil ini dihalangi dan apa boleh buat beliau membaktikan dirinya bagi Negeri Ini," sambungnya.
Dengan adanya kisah itu, ia pun mempertanyakan. Apakah semangat tersebut masih ada atau tidak.
"So, maksud saya adakah semangat itu, masihkah semangat itu. Kenapa, marena saya suka bilang pada Pak Presiden rata-ratanya nih ini perubahan zaman ya Pak, karena kita sudah merdeka," pungkasnya.
Â
Reporter: Nur Habibie
Reporter: Merdeka.com
Advertisement