Sukses

Komitmen Jadikan Surakarta Zero Stunting, Gibran: Enggak Mudah, Tapi Kami Kejar

Selain stunting, kata Gibran Rakabuming Raka, yang juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota Surakarta adalah meminimalisasi anak putus sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surakarta menargetkan penurunan angka stunting pada tahun 2023 untuk menciptakan generasi emas di masa depan.

"Kami komitmen zero stunting," kata Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dilansir dari Antara, Jumat (2/6/2023).

Pemerintah Kota Surakarta mencatat, hingga kini angka kasus stunting mencapai 1.050 kasus. Gibran mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut bukan perkara mudah. Namun, ia optimis dapat menekan angka stunting.

"Tantangan banyak, enggak mudah tapi akan kami kejar," ucap Gibran.

Beberapa upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, di antaranya meminta masyarakat tidak menikah terlalu awal hingga memberikan edukasi terkait pencegahan terhadap stunting.

"Yang jelas anak-anak muda sudah kami sosialisasikan, jangan nikah terlalu awal, ibu hamil kami dampingi, anak-anak kami dampingi, kan sudah terpetakan juga," tambah Gibran.

Selain stunting, dikatakannya, yang juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota Surakarta adalah meminimalisasi anak putus sekolah.

"Tahun depan kami kejar semua, karena angka kemiskinan sudah turun maka angka stunting juga akan turun. Nanti itu PR saya, 1.050 stunting itu, ya," katanya.

Sebelumnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surakarta mengatakan sampai dengan Mei 2023 permohonan dispensasi pernikahan dini sudah 29 kasus.

Rata-rata yang mengajukan dispensasi nikah pada rentang pendidikan SD berjumlah 6 orang, SMP 10 orang, dan SMA 13 orang dengan rentang usianya 13-18 tahun.

2 dari 2 halaman

Ganjar Pranowo Targetkan Jateng Zero Stunting di 2024

Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting. Kali ini Menko PMK, BKKBN RI dan Pemprov Jawa Tengah bersinergi penurunan stunting melalui program Gerakan Semesta Mencegah Stunting.

Sinergi Gerakan Semesta Mencegah Stunting di Jawa Tengah dimulai di Kabupaten Grobogan, sekaligus melakukan sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bangga Kencana yang digelar di Gedung Serbaguna Dewi Sri, Kabupaten Grobogan pada Selasa 23 Mei 2023.

Turut hadir dalam acara tersebut, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto dan Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Ditemui usai acara Ganjar mengatakan, kasus stunting dapat dicegah sedini mungkin sejak dari usia belasan. Khususnya bagi remaja putri yang akan menikah, asupan gizi hingga ukuran anggota tubuh tertentu mesti diperhatikan.

"Arahan Pak Menko tadi kita tarik dari yang paling bawah, remaja putri jangan menikah dini. Remaja putri itu kalau tidak menikah dini, maka insya Allah akan mencegah adanya potensi stunting. Remaja putri juga perlu diperhatikan, biasanya perlu vitamin penambah darah," ujar Ganjar.