Sukses

Soal Surat Terbuka Denny Indrayana untuk Megawati, Hasto: Tuduhan Berlebihan

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai, surat terbuka dari eks Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana terhadap Megawati Soekarnoputri tidak relevan atau berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai, surat terbuka dari eks Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana terhadap Megawati Soekarnoputri tidak relevan atau berlebihan.

Adapun Denny menyebut, saat ini keselamatan bangsa sedang dipertaruhkan, bukan sistem pemilu tertutup atau terbuka, tetapi pemilu yang tertunda.

“Itu tuduhan yang berlebihan dari Pak Denny Indrayana. Pak Denny tidak boleh melupakan bahwa pada Desember 2008 terjadi perubahan sistem politik hanya beberapa bulan sebelum pemilu legislatif dilaksanakan pada April 2009 dan itu bagian dari desain untuk meningkatkan perolehan Partai Demokrat sebesar 300 persen,” kata Hasto dalam keterangannya, dikutip Sabtu (3/6/2023).

Hasto juga menyampaikan bahwa Denny Indrayana saat ini tinggal di Australia sehingga terkesan salah dalam menerima informasi atau rumor. Namun, sebagai akademisi, lanjut Hasto, seharusnya Denny menulis surat terbuka yang menjelaskan tentang Partai Demokrat yang perolehan suara bisa naik 300 persen.

“Kalau tidak percaya silakan datang di Pacitan, silakan datang di Ponorogo di mana DPT-nya memang dimanipulasi sehingga perolehan suaranya meningkat drastis di basis partai tersebut,” kata Hasto.

2 dari 2 halaman

Tegaskan Sikap Megawati

Terlepas dari itu, Hasto mengingatkan bahwa sikap Ketua Umum PDIP Megawati sudah jelas mengenai pemilu yang harus dilaksanakan pada 2024.

“Dalam konteks ini mari kita wujudkan pemilu itu dengan sebaik-baiknya, jangan curiga berlebihan, jangan prejudice berdasarkan pengalamannya (Denny Indrayana) sendiri di masa lalu,” kata Hasto.