Sukses

Pasca Formula E di Jakarta, Indonesia Semakin Berpotensi Jadi Negara Penggerak Energi Hijau

Upaya transisi menuju penggunaan energi hijau terus digencarkan berbagai pihak.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya transisi menuju penggunaan energi hijau terus digencarkan berbagai pihak. Salah satunya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

Direktur Utama & CEO BNBR Anindya Bakrie mengatakan, kesungguhan perusahaanya dibuktikan dengan dukungan penuh terhadap Envision Racing Formula E Team yang berlaga di Jakarta E-Prix ABB Formula E World Championship 2023 kemarin.

“Envision Group secara konsisten mempromosikan energi angin dan matahari sebagai ‘batu bara baru’, baterai dan hidrogen sebagai ‘minyak bumi baru’, dan AIoT sebagai ‘solusi jaringan baru’,” kata Anindya dalam keterangan diterima, Senin (5/6/2023).

Anindya menjelaskan, Tim yang berkerjasama dengan BNBR ini berbasis di Silverstone Park, Inggris. Tim ini merupakan tim 0 yang berada di bawah perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi net zero emission. 

“Saya rasa slogan Fomula E sangat menarik, ‘We are racing against the climate crisis’, ini sangat bermakna simbolik sekali dan memang kita sedang berpacu melawan climate change,” tutur Anindya.

2 dari 2 halaman

Net Zero Industrial Park

Sementara itu, Pendiri dan CEO Envision Group, Lei Zhang, mengatakan, bersama BNBR pihaknya akan mengembangkan Net Zero Industrial Park pertama di Asia Tenggara. Rencananya, pengembangan akan dilakukan di Sulawesi Selatan, Indonesia.

“Kawasan Industri Netral Karbon (atau Net Zero Industrial Park) ini akan menggunakan energi hijau, seperti tenaga angin dan surya, untuk digunakan dalam aktivitas pemurnian bijih nikel, refining, serta manufaktur material baterai dan daur ulang baterai,” ujar Lei Zhang dalam keterangan senada. 

Lei Zhang memastikan, pihaknya tidak hanya membangun ekosistem energi, melainkan juga membawa ekosistem baterai bersama Bakrie ke Indonesia.Dia juga percaya, di antara sejumlah negara di Asia Tenggara, Indonesia dipilih karena memiliki masa depan yang luar biasa.

“Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di bawah tanah seperti nikel, copper, dan luna, serta sumber daya alam di atas tanah seperti energi angin, surya, dan hidro. Kami menjalin kerja sama terutama dengan mitra kami Bakrie, karena mereka yang pertama dalam transformasi energi hijau ini, dan bersama kami pasti akan mampu membentuk lanskap baru di sini,” tutur Lei. 

Sejalan dengan itu, Anindya menambahkan, pihaknya sangat gembira menjalin kerja sama dengan Envision Group. Sebab, melalui kerja sama ini pihaknya setidaknya bisa mulai mendorong Indonesia bertransformasi menuju masa depan yang lebih hijau. 

“Kawasan Industri Net Zero pertama di Asia Tenggara yang akan dibangun di Sulawesi Selatan tersebut akan dipergunakan memproses material nikel untuk kemudian diolah di Giga Factory yang berada di bawah Envision Group yang tersebar di Inggris, Spanyo, Prancis dan juga Amerika Serikat, ini adalah globalisasi dalam wujudnya yang terbaik,” tutur Anin. 

Anin mengatakan, pihaknya juga berencana untuk bekerjasama dalam hal artificial intelligence of technology (AIoT) yang juga menjadi tulang punggung bagi pengembangan ekosistem energi hijau dan kendaraan listrik.

“Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital Net Zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif. Porsi aspek digital dari revolusi industry hijau begitu besar, bahkan tidak banyak orang yang tahu bahwa di setiap kendaraan listrik setidaknya terdapat 3.000 chip, sangat digital sekali,” Anin menutup.

Video Terkini