Sukses

Konektivitas dalam Pengembangan TOD MRT Jakarta, Bangkitkan Perekonomian Sekitar Stasiun

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mulai mengembangkan berbagai bisnis di lima kawasan Transit Oriented Development (TOD) sebagai konektivitas warga dengan wilayah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mulai mengembangkan berbagai bisnis di lima kawasan Transit Oriented Development (TOD) yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M—Sisingamangaraja, Istora-Senayan, dan Dukuh Atas. Pengembangan tersebut merupakan salah satu bisnis pendapatan MRT dari nontiket.

Pengembangan tersebut berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 15 tahun 2020 tentang Penugasan Perseroan Terbatas Mass Rapid Transit Jakarta Sebagai Pengelola Kawasan Berorientasi Transit Koridor Utara-Selatan Mass Rapid Transit Jakarta.

Kepala Departemen Transit Oriented Development (TOD) Business Generation PT MRT Jakarta, Raihan Kusuma menyatakan dalam pengembangan TOD, MRT telah memiliki sejumlah panduan rancang kota tersendiri yang harus dipatuhi oleh para pengembang wilayah tersebut.

"Oleh karena itu tidak ada desain-desain yang sembarangan. Jadi harus ada desain-desain arsitekturnya, istilahnya desain sipil itu harus sesuai panduan rancang kota kita," kata Raihan di di Wisma Nusantara, Rabu (31/5/2023).

Dalam konsep TOD itu akan mengintegrasikan manusia, angkutan umum, sejumlah kegiatan atau event, ruang publik, hingga ruang terbuka hijau. Sehingga dapat mempermudah pergerakan orang dalam satu tempat. Karena itu Raihan mengharapkan adanya konektivitas antara stasiun dengan gedung-gedung di sekitarnya. 

Salah lokasi TOD yang sudah terhubung dengan gedung sekitar yakni di Stasiun Blok M dengan Plaza Blok M. Awalnya, kata dia, Blok M Plaza sudah banyak ditinggalkan oleh para pemilik toko. Namun saat ini, hidup kembali.

"Sekarang jadi salah atau destinasi utama untuk meeting point, orang-orang untuk makan siang dan juga meeting di Blok M Plaza yang dekat stasiun MRT," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Wajah Baru Area Blok M Akibat Adanya TOD MRT Jakarta

Selain itu, Raihan menyebut area Blok M mulai berubah, tak lagi kumuh dan tampak semerawut seperti sebelumnya. Sebab pengelola kawasan TOD Blok M juga telah menata Taman Martha Tiahahu yang awalnya terkesan gelap, kumuh kini berubah menjadi ruang terbuka hijau.

Bahkan taman tersebut juga difungsikan sengaja ruang interaksi hingga berekspresi warga Jakarta. Beberapa pameran, pergelaran seni sering kali meramaikan taman tersebut.

"Banyak sekali sekarang event-event waiting list di sini bahkan tenant pun waiting list juga," ujar dia.

Keberhasilan TOD mengubah kawasan Blok M mendapat apresiasi dari Jepang, karena dapat memberikan penghasilan dari sebuah taman. Selanjutnya Raihan menyebut kawasan TOD Blok M akan dilakukan perluasan sekaligus memanfaatkan lahan sekitar.

"Contohnya GOR Bulungan itu sangat potensial sekali. Terus juga lahan Kejaksaan nanti kalau misalnya pindah ke IKN, aset ini kosong dan rencananya ini akan dihibahkan ke Pemerintah DKI dan salah sat potensi dimanfaatkan," papar Raihan.

Lanjut dia, nantinya MRT Jakarta juga akan mengembangkan bisnis lainnya seperti halnya properti. Bahkan rencana pembangunan properti tersebut bersifat mixed use atau gabungan antara hunian dan pusat retail. 

"Di Fatmawati dan Blok A juga ada beberapa lokasi yang bisa dikembangkan untuk bangunan mixed used," jelas dia.