Liputan6.com, Jakarta Penyebab kebakaran yang melanda Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 7 Juni 2023 lalu masih dalam penyelidikan. Dugaan awal, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik.
Sebelumnya, insiden tersebut mengakibatkan empat ruko hangus terbakar dan dilaporkan telah menyebabkan satu orang meninggal. Terkait identitas korban, hingga berita ini diturunkan belum ada informasi terkini dari tim Inafis Polrestabes Bandung.
Baca Juga
"Teridentifikasi (meninggal dunia) korban baru seorang. Jenis kelamin belum dapat dipastikan,” ujar Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Gun Gun Sumaryana, pada Rabu, 7 Juni kemarin.
Advertisement
Sebagai informasi, peristiwa kebakaran Pasar Caringin Bandung terjadi pada Rabu siang dan berlangsung hingga malam hari. Sebanyak 20 unit mobil pemadam kebakaran diturunkan ke lokasi untuk membantu padamkan amuk api.
Untuk diketahui, insiden ini menjadi kali kedua yang melanda Pasar Induk Caringin. Kebakaran pertama terjadi pada 25 Januari 2020 lalu. Tercatat ada 48 jongko hangus terbakar, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kejadian tersebut.
Lantas, berapa total kerugian yang ditaksir dari insiden kebakaran di Pasar Caringin, pada Rabu 7 Juni kemarin dan apa pemicunya? Berikut fakta terbaru lainnya yang dihimpun dari Liputan6.com:
1. Terkait Kerugian Akibat Kebakaran
Terkait kerugian akibat kebakaran - yang diduga titik awal api berasal dari Toko Buku Asta dan merambat ke tiga ruko di sampingnya - juga belum dilakukan penghitungan.
"Karena dari siang sampai sekitar pukul 21.00-22.00 WIB kami fokus pada pemadaman, penyelamatan, sampai kepada pendinginan setelahnya, jadi belum berhitung kerugiannya. Untuk hasilnya dirilis secepatnya," kata Sekretaris Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Iwan Rusmawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 8 Juni 2023 dilansir Antara.
Advertisement
2. Penyebab Kebakaran Pasar Caringin Masih Menunggu Hasil Investigasi
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung menyebutkan untuk penyebab pasti kebakaran yang melanda empat unit ruko di Pasar Induk Caringin pada Rabu (7/6) masih menunggu hasil investigasi kepolisian.
"Untuk penyebab kita masih menunggu investigasi dari pihak kepolisian, memang dugaan awal korsleting listrik, tapi itu belum final dan harus diinvestigasi dengan pihak kepolisian," kata Sekretaris Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Iwan Rusmawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 8 Juni 2023.
3. 1 Korban Meninggal Merupakan Penjaga Toko
Kebakaran Pasar Caringin tersebut menyebabkan satu orang yang merupakan penjaga toko buku meninggal dunia karena terjebak di lantai dua toko yang terbakar dan tidak bisa keluar lewat jendela akibat teralis yang menghalangi.
"Korban adalah pegawai di toko yang sudah dipercaya oleh bosnya, ibu Yuyun 48 tahun," ucap Iwan.
Menurut Kepala Diskar PB Kota Bandung Gun Gun Sumaryana, salah satu korban tewas kebakaran di Pasar Induk Caringin pun saat ini masih diselidiki untuk mengetahui penyebab tewasnya.
"Sementara teridentifikasi mungkin korban itu baru satu orang. Kami masih menunggu Inafis terkait ini kita tidak bisa langsung melakukan evakuasi apabila sudah ditemukan," ujar Gun Gun mengutip dari Antara, Kamis, 8 Juni.
Advertisement
4. Sumber Api Diduga dari Tempat Penyimpanan Buku
Lebih lanjut Gun Gun mengungkapkan, kebakaran terjadi pada siang hari dan berlangsung hingga sekitar pukul 18.30 WIB. Pada malam hari area kebakaran telah mengecil serta petugas pun melakukan pendinginan di lokasi kebakaran.
"Proses pemadaman kami mengerahkan dua puluh unit mobil damkar. Sumber api diduga dari tempat penyimpanan buku dan barang mudah terbakar lain," papar Gun Gun.
"Kita terus melakukan pendinginan dan mengecek area-area yang terbakar," sambung dia.
5. Untuk Kali Kedua Pasar Caringin Bandung Kebakaran
Peristiwa kebakaran sebelumnya pernah terjadi di Pasar Induk Caringin, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada Sabtu, 25 Januari 2020. Sebanyak 17 unit pemadan diturunkan saat itu.
"Total 17 unit kami turunkan untuk memadamkan api," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan Operasi Pemadam dan Penyelamatan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan (Diskar PB) Kota Bandung Yusuf Hidayat lewat keterangan tertulis.
Adapun kronologi jongko terbakar, kata Yusuf, diawali dari informasi kepala satpam yang mendapatkan laporan dari petugas jaga pukul 07.30 WIB terjadi kebakaran di Blok E1.
"Kepala satpam langsung menugaskan anggotanya untuk melapor ke Kantor Diskar PB UPT selatan dan beberapa satpam sempat mencoba memadamkan menggunakan APAR sebanyak 2 tabung," ujarnya.
Namun upaya menggunakan APAR tidak cukup untuk memadamkan api dan beberapa saat kemudian Unit UPT Selatan sudah tiba di lokasi dan langsung melakukan penanganan.
"Luas Keseluruhan area 150.000 meter persegi. Sedangkan luas terbakar 576 meter persegi yang terdiri dari 48 jongko masin-masing 12 meter persegi," ujar Yusuf.
Yusuf menjelaskan, setelah tiba di lokasi, petugas langsung memadamkan dan menyekat untuk menghindari perambatan api ke jongko lainnya. Dilanjutkan dengan pendinginan ke setiap area jongko yang terbakar.
"Tidak ada korban dalam kejadian ini," ujarnya.
Soal penyebab kebakaran Yudi mengatakan belum diketahui. Begitu juga dengan nilai kerugian belum bisa ditaksir.
"Untuk aset bangunan yang terselamatkan yaitu jongko Blok E polos, sisa jongko Blok E1 dan jongko Blok E2," katanya.
Advertisement
6. Pemkot Bandung Berencana Tambah Hidran untuk Antisipasi Kebakaran
Menyikapi adanya peristiwa kebakaran melanda sejumlah bangunan di wilayah Kota Bandung, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berniat melakukan pembenahan. Salah satunya, Pemkot berencana menambah hidran di beberapa titik pada tahun 2023.
"Mudah-mudahan bisa ditambah (hidran). Kita harus selalu siap, meski jangan sampai dipakai. Ya, berharapnya jangan ada bencana kebakaran lagi," ujar Yana dalam keterangannya, Jumat (11/11/2022).
Yana mengakui jika kendala hidran yang tersedia saat ini adalah dari tekanan air yang tidak merata. Saat ini, di Kota Bandung hanya ada empat hidran yang aktif.
"Sumber airnya harus tekanan yang tinggi. Beberapa belum optimal. Tapi kita punya empat hidran. Daerah ujung tengah ada di Jalan Supratman. Lalu wilayah utara ada di Dago. Selatan ada di Kordon, dan wilayah timur ada di Ujungberung," sebutnya.
Sembari mendiskusikan kembali penambahan hidran, ia mengimbau agar penanganan awal perlu dipersiapkan masing-masing pihak.
"Kita selalu minta ke Diskar PB untuk mengecek tiap OPD apakah tersedia APAR (alat pemadam api ringan). Tapi, kalau misal satpam panik, jadi tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Itu juga harus dilatih," ucapnya.
Pengadaan apar atau proteksi awal sudah disediakan di Balai Kota. Namun, menurutnya memang kejadian kebakaran tempo hari di Balai Kota bermula dari atap. Sehingga, tidak bisa ditangani sejak dini.
"Sementara dari atap yang satu ke sumber api ya cukup jauh. Kita punya warning protection yang menempel di langit-langit. Kalau memang dari dalam kan sprinkle juga akan menyala. Tapi ini awalnya dari atap dan roboh," jelasnya.
Ia menambahkan, renovasi gedung Bappelitbang akan dilakukan dalam waktu dekat. Sampai saat ini anggarannya masih dalam proses penghitungan.