Liputan6.com, Jakarta: Kekhawatiran akan penyebaran virus Corona penyebab wabah gangguan saluran pernapasan sangat akut tak henti bergulir. Bahkan, lantaran itu pula, Keuskupan Agung Jakarta punya kiat khusus untuk mengantisipasi penyebaran kasus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dalam pergelaran misa terakhir Jumat Agung yang memperingati wafatnya Yesus Kristus di kayu salib di Gereja Katedral di bilangan Jakarta Pusat, pada Jumat (18/4) yang usai sekitar pukul 21.00 malam tadi, seluruh umat Katolik yang hadir dianjurkan tak mencium salib pada prosesi penghormatan salib. "Toh ada banyak cara dan tradisi untuk menghormati salib, tanpa harus mencium," kata Sekretaris Uskup Agung Jakarta Romo Padmoseputro, SJ.
Dalam peringatan wafatnya Isa Almasih atau Jumat Agung dalam Trihari Suci menjelang Paskah--Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Sunyi, perayaan liturgi diselenggarakan dalam tiga bagian. Mulai dari perayaan sabda dan perenungan kisah sengsara Yesus hingga wafat di salib, penghormatan salib, hingga penerimaan komuni. Pada saat upacara penghormatan salib dalam prosesi Misa Jumat Agung, umat Katolik acap mencium kayu salib satu per satu. Karena khawatir terhadap virus SARS dan masukan dari sejumlah dokter, kini umat dianjurkan menghormati salib dengan berlutut atau menganggukkan kepala di hadapan kayu salib.
Menurut Padmoseputro, imbauan itu hanya dikhususkan buat gereja dengan umat yang diperkirakan kerap bepergian ke luar negeri. Sementara bagi gereja yang diduga umatnya jarang atau bahkan tak pernah berkunjung ke manca negara, kebijakan melaksanakan prosesi penghormatan kayu salib diserahkan kepada gereja masing-masing.
Langkah antisipasi serupa juga terlihat di Bandar Udara Changi, Singapura. Petugas bandara kini menggunakan sebuah alat khusus bermonitor untuk mengukur suhu tubuh para penumpang pesawat di terminal kedatangan, yang diduga menderita SARS. Alat tersebut secara otomatis memindai setiap orang yang melewati gerbang kedatangan. Suhu tubuh para penumpang diterjemahkan dalam bentuk warna oleh komputer. Jika layar komputer menunjukkan tubuh penumpang didominasi warna merah, berarti penumpang tersebut menunjukkan gejala SARS, dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius.
Kiat yang dilakukan pemerintah Singapura tentu amat beralasan. Dalam waktu kurang dari sebulan, sebanyak 13 penderita SARS dilaporkan tewas di Negeri Singa. Sementara itu jumlah penderita yang positif terjangkit mencapai 162 orang. Dengan angka tadi, Singapura tercatat sebagai negara keempat terbesar di seluruh dunia yang memiliki pengidap SARS terbanyak. Meski begitu, pemerintah setempat sudah membuka kembali semua sekolah dasar di sana, sejak ditutup pada 26 Maret silam [baca: Sekolah-Sekolah di Singapura Dibuka Kembali]. Langkah penghentian sementara aktivitas belajar dan mengajar itu dilakukan demi mencegah meluasnya penyebaran virus Corona.(BMI/Sella Wangkar, Erwin Arief, dan Idr)
Dalam peringatan wafatnya Isa Almasih atau Jumat Agung dalam Trihari Suci menjelang Paskah--Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Sunyi, perayaan liturgi diselenggarakan dalam tiga bagian. Mulai dari perayaan sabda dan perenungan kisah sengsara Yesus hingga wafat di salib, penghormatan salib, hingga penerimaan komuni. Pada saat upacara penghormatan salib dalam prosesi Misa Jumat Agung, umat Katolik acap mencium kayu salib satu per satu. Karena khawatir terhadap virus SARS dan masukan dari sejumlah dokter, kini umat dianjurkan menghormati salib dengan berlutut atau menganggukkan kepala di hadapan kayu salib.
Menurut Padmoseputro, imbauan itu hanya dikhususkan buat gereja dengan umat yang diperkirakan kerap bepergian ke luar negeri. Sementara bagi gereja yang diduga umatnya jarang atau bahkan tak pernah berkunjung ke manca negara, kebijakan melaksanakan prosesi penghormatan kayu salib diserahkan kepada gereja masing-masing.
Langkah antisipasi serupa juga terlihat di Bandar Udara Changi, Singapura. Petugas bandara kini menggunakan sebuah alat khusus bermonitor untuk mengukur suhu tubuh para penumpang pesawat di terminal kedatangan, yang diduga menderita SARS. Alat tersebut secara otomatis memindai setiap orang yang melewati gerbang kedatangan. Suhu tubuh para penumpang diterjemahkan dalam bentuk warna oleh komputer. Jika layar komputer menunjukkan tubuh penumpang didominasi warna merah, berarti penumpang tersebut menunjukkan gejala SARS, dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius.
Kiat yang dilakukan pemerintah Singapura tentu amat beralasan. Dalam waktu kurang dari sebulan, sebanyak 13 penderita SARS dilaporkan tewas di Negeri Singa. Sementara itu jumlah penderita yang positif terjangkit mencapai 162 orang. Dengan angka tadi, Singapura tercatat sebagai negara keempat terbesar di seluruh dunia yang memiliki pengidap SARS terbanyak. Meski begitu, pemerintah setempat sudah membuka kembali semua sekolah dasar di sana, sejak ditutup pada 26 Maret silam [baca: Sekolah-Sekolah di Singapura Dibuka Kembali]. Langkah penghentian sementara aktivitas belajar dan mengajar itu dilakukan demi mencegah meluasnya penyebaran virus Corona.(BMI/Sella Wangkar, Erwin Arief, dan Idr)