Sukses

Alasan Prabowo Borong 12 Pesawat Bekas Mirage 2000-5 Senilai Rp11,9 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan alasan di balik pembelian 12 pesawat bekas jenis Mirage 2000-5 dari Qatar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan alasan di balik pembelian 12 pesawat bekas jenis Mirage 2000-5 dari Qatar. Menurutnya, pembelian itu merupakan langkah praktis untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur di Indonesia.

Prabowo menjelaskan, saat ini banyak pesawat tempur milik Indonesia yang keadaannya sudah tua dan butuh perbaikan. Maka, dibutuhkan pesawat tempur pengganti untuk mengisi kekosongan.

"Ya jadi sebagaimana diketahui kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, diterent kita, kekuatan penangkal, dan saat ini banyak sekali pesawat kita yang sudah tua dan harus kita refurbished. Kita sedang perbaiki," kata Prabowo di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6).

"Ini butuh waktu kurang lebih satu tahun atau 18 bulan lagi untuk mengoperasionalkan semua pesawat tempur kita sekarang," sambungnya.

Prabowo menerangkan, untuk pembelian pesawat baru dibutuhkan jangka waktu panjang ketimbang membeli pesawat bekas dari Qatar.

Dia mengambil contoh pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat yang sedang dalam penjajakan. Menurutnya, diperkirakan pengiriman pesawat itu baru terlaksana pada 2026.

"Nah dengan gitu kita lihat yang mana, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5," kata Prabowo.

Meski bekas, Prabowo menerangkan, pembelian Mirage 2000-5 merupakan hal sulit. Pasalnya banyak negara yang juga tertarik membeli. Tetapi, Indonesia bisa mendapatkannya dari Qatar.

"Alhamdulillah dengan hubungan kita yang baik dengan Qatar, mereka kasih kepada kita. Tapi hanya ada 12. Nah ini yang kita akuisisi untuk nanti," kata Prabowo.

2 dari 2 halaman

Bisa Dipakai 20 Tahun Kedepan

Menurut Prabowo, pesawat Mirage cukup canggih dan bisa dipakai minimal 20 tahun ke depan. Maka dari itu, ada pertimbangan mengapa Indonesia mengambil pembelian 12 unit pesawat bekas tersebut.

"Karena Mirage ini cukup canggih dan walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih seidkit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," kata Prabowo.

Pengadaan (A) MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar USD734.535.100.

Adapun pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR733,000,000.00 (sekitar Rp11,9 Triliun) dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic.

Materiil kontrak tersebut meliputi 12 unit Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar (9 single seat and 3 double seat, 14 engine and t-cell, technical publications, GSE, spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, support service tiga tahun). Termasuk pelatihan pilot dan teknisi dan persenjataan.

Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com