Sukses

Dialog Ganjar Dan Gen Z di Bali Dipenuhi Tepuk Tangan dan Gelak Tawa

Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menggelar acara MABAR (Maju Bersama Ganjar) dengan tema “Kaum Muda Berbicara”, di Kebon Vintage Cars Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Diskusi santai Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di acara MABAR (Maju Bersama Ganjar) dengan tema “Kaum Muda Berbicara”, di Kebon Vintage Cars Bali, yang dihadiri ratusan generasi Z dipenuhi tepuk tangan dan gelak tawa.

Terlihat Ganjar sangat santai dan humoris meladeni pertanyaan dan paparan dari pembicara maupun pertanyaan langsung dari peserta diskusi yang hadir memadati ruangan, pada Sabtu (17/6/2023).

Ganjar kemudian dengan spontan menantang Gede Bagus, musisi sekaligus pemrakarsa Anugerah Musik Bali, untuk bicara langsung lewat telepon dengan Gubernur Bali Wayan Koster.

Adapun peristiwa menarik lainnya adalah saat Ganjar menanggapi pertanyaan dari dua siswa tingkat SMU yang hadir di lokasi, Stefanie dan Keisya.

Stefanie yang seorang pemain teater di sekolahnya dan Keisya yang anggota paduan suara mempersoalkan perhatian pemerintah terhadap dunia teater dan industri kreatif yang dirasa kurang. Termasuk bagaimana orang-orang tua yang menganggap content creator bukanlah profesi masa depan.

Dengan gayanya yang santai, Ganjar kemudian mengundang satu persatu penanya tersebut ke panggung. Ganjar mengajak mereka berdialog, mencoba memberikan solusi terhadap persoalan tersebut.

Yang unik adalah ketika Ganjar menantang Stefani melakukan akting tunggal sebagai seorang pemain teater.

“Indonesia ini, banyak sekali makanannya. Indonesia ini, banyak sekali karya seninya. Tapi apakah pernah kami dilirik oleh pemerintah?” Begitu monolog dari Stefani yang membuat semua orang berteriak dan bertepuk tangan.

Ganjar lalu tampak menggerakkan tubuhnya. Ia membuat gestur melirik kepada Stefani yang membuat ia tak tahan dan akhirnya tertawa melihat gaya Ganjar.

2 dari 2 halaman

Berdialog dan Meminta Pendapat

Ganjar lalu mendialogkan masalah ini dan meminta pendapat. Musisi Putu Gede lalu menjawab bahwa para anak teater seperti Stefani bisa berkolaborasi dengan content creator yang memiliki alat.

Ganjar lalu menambahkan, peran pemerintah adalah memastikan kolaborasi ini dilibatkan dalam produksi konten promosi pariwisata, misalnya. “Ini ada yang bisa akting, berkolaborasi dengan yang bikin konten. Butuh yang kasih job, misal tolong dilibatkan dalam promosi pariwisata,” ujar Ganjar.

Saat Keisya Anindita, Ganjar mengajaknya ke atas panggung untuk menyampaikan uneg-uneg sekaligus menampilkan kemampuannya bernyanyi.

Yang unik adalah ketika Keisya bercerita bagaimana ia kerap tak berani menampilkan konten ke publik karena orang tua. Ia mengaku orang tua menilai dirinya aneh ketika hendak membuat konten mengenai makanan.

Ganjar merespons bahwa sebenarnya para orang tua harus mau melihat perkembangan tersebut. “Kalau begini nanti orang tuanya yang bisa dilihat aneh,” kata Ganjar.

Sejak awal hingga akhir sesi diskusi pertama diskusi tidak lepas dari tepuk tangan dan gelak tawa yang akrab.