Sukses

Bertemu Puan Maharani, AHY Singgung Hubungan PDIP-Partai Demokrat Tak Akur Selama 20 Tahun

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui bahwa hubungan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan (PDIP) tak begitu baik selama 20 tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui bahwa hubungan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan (PDIP) tak begitu baik selama 20 tahun terakhir.

Hal tersebut disampaikan AHY saat bertemu Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Plataran Senayan Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Kendati begitu, AHY tak mau membahas panjang soal hubungan PDIP dan Partai Demokrat. Dia menyebut PDIP dan Demokrat memiliki kesamaan yakni, partai yang berkuasa selama 10 tahun dan partai oposisi.

"Bagaimana pun PDIP dan Partai Demokrat ini merupakan dua partai yang punya pengalaman sebagai the ruling party tapi juga sebagai partai oposisi. Mungkin tidak banyak yang punya pengalaman seperti itu paripurna," kata AHY dalam konferensi pers usai pertemuan di Plataran Senayan Jakarta, Minggu (18/6/2023).

"Namun demikian, kita juga tahu dalam kurun waktu 2 dekade terakhir ini, paling tidak dari tahun 2004 hingga tahun ini, sering kali dianggap komunikasi dan hubungan antara kedua partai belum bisa berjalan dengan sebaik yang diharapkan," sambungnya.

Menurut dia, wajar saja apabila seseorang politikus atau partai politik memiliki sikap yang berbeda. Namun, kata AHY, semua perbedaan dapat dicarikan solusi sehingga bisa tetap berhubungan baik.

"Persahabatan kami berdua, Mbak Puan Maharani yang juga selama ini berhubungan baik dengan kami sekeluarga mudah-mudahan juga menjadi bentuk yang baik bahwa segala sesuatunya bisa kita carikan solusinya, bisa dibicarakan dan walaupun sekali lagi belum selalu pasti pada posisi dan sikap yang sama," kata AHY.

 

2 dari 3 halaman

Pertemuan Politik Rekonsiliasi Partai Demokrat dan PDIP

AHY pun menyebut pertemuannya dengan Puan sebagai politik rekonsiliasi. Dia menururkan pertemun tersebut sudah lama dinantikan oleh masyarakat.

"Insya Allah untuk bangsa dan negara politik rekonsiliasi semacam ini sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh masyarakat Indonesia," ucap dia.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu, AHY dan Puan membahas sejumlah hal. Salah satunya, soal Pemilu 2024 dan posisi Partai Demokrat dan PDIP baik sebelum maupun sesudah Pemilu 2024.

"Mudah-mudahan silaturahim tadi tentu tidak hanya membicarakan politik praktis, politik pemilu 2024 tetapi banyak lagi isu kebangsaan, isu negara dan isu rakyat yang bisa kita rajut bersama," pungkas AHY.

 

3 dari 3 halaman

Bahas soal Pemilu 2024, Puan Ungkap Kesepakatannya dengan AHY

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengungkap hasil kesepakatan antara dirinya dan Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, usai bertemu selama satu jam di Plataran Senayan Jakarta, Minggu (18/6/2023). Puan mengatakan pertemuannya dengan AHY sudah lama dinanti-nantikan.

"Jadi memang hari ini hari yang sangat baik, hari yang penuh dengan semangat, dan pertemuan ini tentu sudah dinanti-nantikan, bukan cuma oleh media, tapi juga oleh kami," kata Puan dalam konferensi pers usai pertemuan di Plataran Senayan Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Dia mengakui pertemuan dengan AHY membahas soal pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres). Salah satunya, bagaimana posisi Partai Demokrat dan PDIP baik sebelum dan sesudah Pemilu 2024.

"Banyak banget ya, tentu ini sudah mewakili apa yang ditanyakan. Pertama, apa yang dibicarakan? tentu saja apa yang dibicarakan, sebelum Pileg, Pilpres dan pasca Pileg dan pasca Pileg, Pilpres bagaimana posisi kami PDI Perjuangan dan Partai Demokrat," jelasnya.

Dalam pertemuan ini, Puan Maharani dan AHY sepakat bahwa Pemilu harus berjalan secara damai. Puan menyebut siapapun presiden yang terpilih nantinya harus disepakati dan dihormati.

"Kami berdua menyepakati bahwa pemilu harus berjalan secara damai, silaturahmi harus tetap dilaksanakan, pesta demokrasi ini harus bisa membawa suasana sejuk, adem, ayem, gembira bagi seluruh rakyat Indonesia," jelas dia.

"Dan pemimpin yang nanti dipilih oleh rakyat kita sama-sama sepakati bahwa itulah pemimpin yang nantinya sudah menjadi pilihan rakyat yang akan kita sama-sama hormati dan hargai," sambung Puan.