Sukses

ChatGPT Bisa Dimanfaatkan untuk Keterampilan Digital

Kemenkominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Webinar Literasi Digital di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2023 mengusung tema “Pemanfaatan ChatGPT untuk Keterampilan Digital”.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Webinar Literasi Digital di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2023 mengusung tema “Pemanfaatan ChatGPT untuk Keterampilan Digital”.

ebinar ini sebagai bentuk peran aktif Kominfo dalam membantu meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kesadaran untuk memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan dengan tepat agar tetap efektif sehingga kehidupan sosial dan budaya masyarakat cenderung rukun dan kondusif.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital masyarakat indonesia Sejak tahun 2021-2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan literasi digital kepada 20.141.097 orang. Di tahun 2023 juga menargetkan 5.500.000 orang mengikuti kegiatan literasi digital pada tahun 2022, hingga tercapai 50 juta orang yang mengikuti literasi di bidang digital pada tahun 2024.

Kegiatan webinar ini diawali dengan video sambuta Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia dan dilanjutkan video sambutan Semuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kominfo serta pemutaran video 4 pilar Literasi Digital, yaitu (Kecakapan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital) dilanjutkan dengan paparan materi Narasumber.

Founder Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif mengatakan Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu memahami pengetahuan dasar aplikasi, seperti ChatGPT (Chat Generative Pre-trained Transformer) merupakan chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI yang dikenal sebagai revolusi di dunia teknologi dimana kemampuan utamanya berfungsi sebagai asisten pribadi. Seperti membantu pembuatan penulisan untuk blog dan unggahan media sosial, menyaring topik yang kompleks untuk pembaca, merencanakan perjalanan bisnis bahkan memprediksi biaya dan alur waktu sebuah proyek.

"Selain ini ChatGPT juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan sulit, mengerjakan esai tugas matematika, serta mengerjakan coding. Namun perlu kamu ketahui selain keuntungan dapat menghemat waktu karna hasil kerja yang ditampilkan menyerupai manusia , ChatGPT sendiri juga memiliki kekurangan seperti pemahaman yang terbatas dan jawaban yang diberikan tidak selalu benar serta tidak bisa menggeser pekerja kreatif,” ucapnya.

Pemaparan konten Kreator Sophie Tobelly mengatakan etika digital diperlukan dalam penggunaan ChatGPT agar kita dapat terlindungi dan merasa nyaman dalam menggunakan teknologi tersebut. Di antaranya keamanan, privasi, transparansi, dan nilai-nilai etis dengan memerhatikan pondasi dasar otonomi, kebermanfaatan (beneficence), keadilan, serta tidak membahayakan (non-maleficence). ChatGPT dapat dikatakan mirip dengan Google namun lebih cepat dalam menjawab pertanyaan apa saja sehingga kita seolah berbicara dengan orang yang smart layaknya sebuah robot.

Namun yang perlu diterapkan pada penggunaan ChatGPT adalah bertindak etis dalam membuat konten digital yang bermanfaat, mengadaptasi jawaban dengan konten yang akan dibuat, tidak mengadopsi 100% dari ChatGPT, serta menganalisis kebutuhan jawaban atas sebuah pertanyaan. Oleh karena itu, kesadaran dan tanggung jawab harus selalu ada di ruang lingkup etika agar nilai kita sebagai manusia tetap terjaga.

2 dari 2 halaman

Punya Risiko

Di kesempatan yang sama Hartin Nur Khusnia selaku Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mataram / Ketua Korwil Aspikom NTB menyampaikan perangkat lunak ChatGPT walaupun sangat bermanfaat di era digitalisasi, ChatGPT juga memiliki risiko dalam penggunaannya. Berhati-hatilah terhadap penggunaan ChatGPT jangan memberi celah bagi pelaku cyber untuk mencuri atau mengambil data pribadi seperti identitas atau informasi keuangan yang dihasilkan dalam proses penggunaan model.

“Selalu pastikan sistem dan data pelatihan yang kita gunakan dalam proses penggunaan ChatGPT terlindungi dengan enkripsi dan aturan akses yang ketat untuk mencegah akses tidak sah atau pengambilan data pribadi oleh pelaku cyber, Cobalah untuk menggunakan dataset yang lebih representatif dan beragam untuk melatih model, serta sediakan dokumentasi dan petunjuk yang jelas tentang cara menginterpretasikan output ChatGPT,” jelasnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024 menuju indonesia #MakinCakapDigital Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses website literasidigital.id atau akun media sosial @literasidigitalkominfo (Instagram, Facebook & Youtube).