Liputan6.com, Jakarta Anggota tim delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said berharap Bakal Calon Presiden yang diusung pihaknya di Pemilu 2024, Anies Baswedan bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut dia, langkah ini dianggap sama dengan keinginan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bisa bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga
Sudirman menegaskan, pertemuan antar tokoh politik nasional ini jelang Pemilu 2024, akan sangat baik bisa terlaksana.
Advertisement
"Kemudian pak Anies ketemu Pak Jokowi barangkali gitu, Pak Joko Widodo ketemu Pak SBY atau Bu Mega ketemu Pak SBY," ujar Sudirman di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Rabu (21/6).
"Kita harapkan baik bahwa memang sebaiknya para tokoh tokoh bangsa itu saling bersilaturahmi," sambungnya.
Menurut Sudirman, pertemuan antar partai politik merupakan hal yang bagus. Bukan berarti, koalisi akan terganggu.
Misalnya pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), diyakini bukan untuk menganggu Koalisi Perubahan.
"Masa urusan politik bertemu sekali urusan koalisi langsung terganggu. Jadi memang kita mulai mendewasakan proses politik kita," ujarnya.
Pertemuan antar tokoh politik dinilai akan membawa kesejukan. Menurut Sudirman, kompetisi Pemilu 2024 adalah kompetisi kebaikan, bukan berarti yang berbeda saling bermusuhan.
"Para tokoh politik bertemu berinteraksi, berkomunikasi silaturahmi karena masyarakat butuh suasana politik yang sejuk ya, walaupun pilihannya berbeda tapi bukan berarti kita mesti bermusuhan. Kan kompetisi ini kompetisi kebaikan," kata dia.
Denny Indrayana Dapat Info Anies Baswedan Segera Dijadikan Tersangka oleh KPK
Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana mengungkapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menetapkan bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, akan menjadi tersangka.
Kabar itu Denny dapatkan dari seorang anggota DPR. Menurut Denny, anggota DPR yang dia tidak sebutkan namanya mengatakan, seluruh pimpinan KPK sudah sepakat dan telah dilakukan 19 kali ekspos.
"Setelah KPK 19 kali ekspos, ini pemecah rekor, seorang anggota DPR menyampaikan, Anies segera ditersangkakan. Semua komisioner sudah sepakat," ujar Denny dalam keterangannya, Rabu (21/6/2023).
Upaya penetapan Anies menjadi tersangka menjadi bagian untuk menjegal mantan gubernur DKI Jakarta itu maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilu 2024.
Menurut Denny, terbaca alasan pimpinan KPK era Firli cs diperpanjang satu tahun sampai 2024. Ia menuding, pimpinan KPK era saat ini ingin menyelesaikan tugasnya untuk melawan kelompok oposisi pemerintah.
"Makin terbaca, kenapa masa jabatan para pimpinan KPK diperpanjang MK satu tahun. Untuk menyelesaikan tugas memukul lawan-oposisi, dan merangkul kawan-koalisi, sesuai pesanan kuasa status quo," ujar Denny.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM itu berharap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan cawe-cawe untuk menjegal Anies Baswedan. Ia menilai hal tersebut malah mengundang kegaduhan yang bisa berujung pada penundaan pemilu 2024.
"Saya berharap Presiden Jokowi menghentikan cawe-cawenya, termasuk mentersangkakan dan menjegal Anies," ujar Denny.
"Kalau masih diterus-teruskan, menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuannya? Salah satu hipotesis yang tidak terhindar terlintas di kepala saya adalah, Presiden Jokowi justru mengundang ketidakpastian dan kegaduhan, yang ujungnya menunda pemilu dan memperpanjang masa jabatannya sendiri. Semoga hipotesis saya keliru," tuturnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement