Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir pekan, Minggu (25/6/2023), langit pagi Indonesia hampir keseluruhannya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, dan kabut. Sepert itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini, Minggu (25/6/2023).
Hanya wilayah Bengkulu dan Tarakan yang pada pagi hari ini diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan, seperti laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga
Wilayah Indonesia pada siang hari nanti sebagiannya diprakirakan cerah, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang.
Advertisement
Cuaca hujan dengan intensitas ringan diprediksi guyur Samarinda, Tanjung Pinang, Makassar, Manado, dan Padang pada siang nanti, lalu hujan sedang di Pekanbaru.
Kemudian malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagiannya diprediksi cerah, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Hujan berintensitas ringan diprakirakan turun di wilayah Serang, Bengkulu, Jakarta Pusat, Makassar, dan Padang.
Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Banda Aceh | Cerah | Cerah | Cerah |
Denpasar | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Serang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Hujan Ringan |
Bengkulu | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Hujan Ringan |
Yogyakarta | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Berawan | Hujan Ringan |
Gorontalo | Cerah Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Jambi | Kabut | Cerah Berawan | Kabut |
Bandung | Cerah Berawan | Cerah | Berawan |
Semarang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Surabaya | Cerah Berawan | Cerah | Cerah Berawan |
Pontianak | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Cerah Berawan |
Banjarmasin | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Palangkaraya | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Samarinda | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Tarakan | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Pangkal Pinang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Tanjung Pinang | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Bandar Lampung | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Ambon | Berawan | Berawan | Berawan |
Ternate | Cerah Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Mataram | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Kupang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Kota Jayapura | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Manokwari | Berawan | Berawan | Berawan |
Pekanbaru | Kabut | Hujan Sedang | Berawan |
Mamuju | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Makassar | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Kendari | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Manado | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Padang | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Palembang | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Cerah Berawan |
Medan | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Libur Sekolah, BMKG Minta Wisatawan Waspadai Ancaman Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Jawa
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta para wisatawan terlebih sekarang sudah mulai masuk libur sekolah yang hendak berkunjung pantai selatan Jawa, khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk waspada. Hal ini imbas potensi adanya gelombang tinggi.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, seperti bagaimana dilansir dari Antara.
“Ini karena tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi cenderung sering terjadi di laut selatan Jabar hingga DIY,” kata dia, Rabu 20 Juni 2023
Teguh menjelaskan, gelombang tinggi tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah selatan Indonesia cenderung bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 6-30 knot.
"Oleh karena itu, bagi wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jabar-DIY diimbau untuk tidak berenang atau bermain air terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu," ungkap Teguh.
Advertisement
Tinggi Gelombang dan Hujan Angin
Teguh juga menuturkan, gelombang diprakirakan bertambah tinggi seiring dengan menguat kecepatan angin, terutama saat puncak musim angin timuran yang berlangsung sekitar Juli-September.
Ada pun, tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi berpotensi terjadi pada puncak musim angin timuran.
"Tidak hanya wisatawan, seluruh pengguna jasa kelautan pun harus waspada terhadap gelombang tinggi hingga sangat tinggi. Perhatikan selalu risiko tinggi gelombang dan kecepatan angin terhadap keselamatan pelayaran," katanya.
Disinggung mengenai prakiraan cuaca di wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng, Teguh mengatakan, hujan dengan intensitas ringan atau yang biasa disebut gerimis masih berpotensi terjadi meskipun wilayah tersebut telah memasuki musim kemarau.
Bahkan, kata dia, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai petir sempat mengguyur sejumlah wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng pada Senin malam 19 Juni 2023 hingga Selasa dini hari 20 Juni 2023.
"Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara itu lebih dipengaruhi oleh faktor lokal," kata Teguh.
BMKG Bandung Ingatkan Potensi Kekeringan Dampak El Nino
Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. Tahun ini, musim kemarau diprediksi bersifat bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.
Pengamat Meteorologi Dan Geofisika (PMG) Madya BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Neneng Sugianti juga mengatakan, El Nino berpotensi terjadi pada bulan Juni.
Sedangkan untuk Kota Bandung akan mulai memasuki Musim Kemarau pada Mei dasarian II hingga Oktober 2023. Puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2023.
"Berdasarkan pantauan BMKG Bandung, terjadi penurunan jumlah curah hujan dasarian di beberapa pos pengamatan curah hujan," katanya lewat keterangan pers ditulis di Bandung, Rabu 21 Juni 2023.
Ia mengatakan, pada puncak musim hujan Kota Bandung pada Juli dan Agustus, nilai curah hujan klimatologisnya adalah 73 mm dan 54 mm berturut-turut. Hal ini membuktikan bahwa hujan tetap terjadi bahkan pada puncak musim kemarau sekalipun.
Neneng mengungkapkan, El Nino akan membuat musim kemarau berpeluang lebih lama terjadi di wilayah Bandung Raya. Secara volume, atau jumlah curah hujan, akan membuat musim kemarau menjadi lebih kering dibandingkan kondisi klimatologisnya.
Menyikapi hal tersebut, Neneng mengimbau masyarakat waspada potensi bencana hidrometeorologi tetap ada. Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran hutan dan lahan.
Masyarakat lebih optimal menyimpan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya. Itu bisa dilakukan dengan gerakan memanen air hujan atau melakukan manajemen air bersih serta melakukan hemat air.
"Sehingga pada puncak musim kemarau, masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana hidrometeorologis yang mungkin terjadi," kata dia.
"Terpenting, masyarakat tidak perlu panik dengan isu El Nino namun tetap mengikuti perkembangan informasi iklim dari BMKG," imbuhnya.
Advertisement