Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara di Jakarta di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, Kamis (29/6/2023) lebih membaik dari hari-hari biasa. Berdasarkan data IQAir Jakarta berada di posisi ke-26 dalam peringkat kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk di dunia.
"Kualitas udara Ibu Kota relatif membaik saat libur Idul Adha dan long weekend (libur panjang)," kata Juru Bicara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Yogi Ikhwan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Baca Juga
Penurunan peringkat tersebut, kata Yogi, disebabkan mobilitas kendaraan pribadi di DKI Jakarta relatif berkurang "Kita bisa mempertahan peringkat itu jika beralih menggunakan transportasi publik," ujar Yogi. Dilansir dari Antara.
Advertisement
Kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 127 dengan tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 46,2 µg/m³.
Sebelumnya, Jakarta pernah menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Kamis (15/6) pukul 13.15 WIB. Bahkan, kualitas udara di Jakarta pada Senin (19/6) menduduki posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada pada indikator oranye merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Sedangkan indikator merah merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat dibandingkan dengan kota lainnya di dunia, lalu ungu sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik dan kuning sedang.
Indeks Kualitas Udara
Menurut acuan IQAir, skor indeks pada rentang 0-50 artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang dan rentang 101-150 kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kemudian, kualitas udara tidak sehat memiliki rentang 151-200, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 201-300 dan kualitas udara berbahaya memiliki rentang lebih dari 301.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus meningkatkan upaya pengurangan sumber polusi di Ibu Kota untuk menekan buruknya kualitas udara.
"Beberapa kebijakan untuk menghadapi menurunnya kualitas udara antara lain adalah meningkatkan kegiatan uji emisi, pengawasan emisi dari sektor industri dan juga berkoordinasi untuk pengetatan kebijakan ganjil-genap di Jakarta," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Advertisement