Liputan6.com, Kuching - Anda tidak perlu memahami tamparan tabla atau jembe untuk menari dan menghentakan kaki bersama. Anda juga tidak perlu memahami petikan sitar atau sampek untuk bisa mengoyangkan bahu atau membentangkan kedua lengan bak kepakan burung enggang. Bersama ribuan penikmat musik dari berbagai negara, bahasa musik menyatukan. Di sini, di Rainforest World Music Festival (RWMF) 2023, di Sarawak.Â
Rainforest World Music Festival adalah event tahunan skala internasional yang digelar di Sarawak Cultural Village di kaki Gunung Santubong, Kuching, Malaysia. Perhelatan yang sudah berjalan 26 tahun ini digelar 23-25 Juni 2023 lalu. Ini adalah konser besar world music selain konser Womex dan Womad.
RWMF 2023 adalah konser perdana usai serangan wabah Covid-19 melanda dunia. RWMF 2023 adalah perhelatan yang ke-26. Sarawak konsisten menjadikan perhelatan tahunan ini sebagai magnet wisatawan domestik dan mancanegara. Terbukti meski wabah menyerang dunia tiga tahun lalu, konser tetap berjalan kendati digelar secara daring.
Advertisement
"Selama Covid konser digelar virtual," kata Karmilla dari Sarawak Tourism Board saat berbincang dengan Liputan6.com akhir pekan lalu.
RWMF merupakan perhelatan yang tidak hanya menampilkan konser musik semata. Lebih dari itu, mereka menghadirkan interaksi antara artis dan pengunjung melalui workshop di area event dan juga mengenalkan seni-seni dari masing negara atau peserta. Tentunya konsep ini tidak hanya menyasar dewasa, tapi juga keluarga.
Dalam perhelatan tiga hari, pengunjung menyaksikan pertunjukan yang diikuti 199 musisi dari 12 negara yang berasal dari tiga benua dan beragam genre, seperti Iran, Rusia, India, Maldives, Amerika, Perancis, Inggris, Tanzania, Jamaica, dan tentunya Indonesia.
Hari pertama dibuka dengan kemeriahan kelompok musik asal Iran, Rastak, dan beberapa kelompok musik etnik dari Malaysia. Malam Minggu saatnya pertunjukan dinanti pengunjung. Kelompok musikus latin yang pernah memenangkan Grammy Award di 2014, Gipsy King feat Tonino Baliardo menghentak dan mengoyang penonton.
Di malam terakhir, pemanasan pementasan dibuka oleh Suk Binie yang menyuguhkan alunan Sampek Dayak di panggung sayap, dan berlanjut ke Tuku Kame yang membawakan nuasa Melayu yang dipadupadankan dengan Sampek. Afriquoi dari Inggris berhasil mengoyang penonton, dilanjut Tuku Kame yang menyuguhkan lagu andalan Tekayo-Kayo. Begitu pula Shafi Theatre dari Tanzania yang menyuguhkan aksi teatrikal di atas panggung dan berhasil mengundang decak kagum pengunjung.
Â
Rizalhadi & Folk
Yang ditunggu dan dinanti, Rizalhadi & Folk, pertunjukan pemuda asli Majalengka, Jawa Barat ini memukau ribuan pengunjung dengan alat musik ciptaannya yang dia namakan Rasendriya. Instrumen Builder ini menggabungkan tiga alat musik dalam satu kesatuan, yaitu gitar, celempung, dan perkusi. Ketiganya dia gabungkan dalam satu material bambu.
"Hope" menjadi pembuka konsernya. Dia terinspirasi dengan kondisi dunia yang tidak baik-baik saja, dimana perubahan iklim dan perang terjadi di luaran sana. "Doa dari saya untuk dunia yang lebih baik," kata Rizal.
Bagi Rizal berada di panggung RWMF 2023 adalah sesuatu yang membuatnya merinding. Dia hampir tidak mempercayai dirinya berdiri di penghujung konser sebelum Big Mountain naik panggung dengan lantunan reage Jamaica. Di ujung konser, hits andalan "Baby I Love Your Way" Big Mountain menutup RWMF 2023.
Mark James, seorang musikus, dalam artikel yang dia tulis 2022 berjudul 'What is World Music?' menyatakan bahwa world music merupakan genre musik yang menampilkan musik dan budaya asli non-barat yang memiliki karakteristik beragam. Kendati demikian, ada juga yang menyatakan bahwa world music adalah pengelompokan pasar untuk sebuah musik asing non-barat agar memungkinkan penjualan pasar menyadari ada musik lain dari berbagai negeri yang memiliki kekhasan masing-masing negara.
Bagi saya, adalah sebuah penantian panjang dapat menyaksikan langsung Rainforest World Music Festival, sebuah event yang kerap didengungkan sebagai event besar yang tidak hanya menyajikan pertunjukan musik, tapi juga percakapan antar bangsa melalui budaya. Atas undangan Sarawak Tourism Board (STB) dan Air Asia, penantian tersebut terwujud, terlebih lagi rute penerbangan langsung yang baru dibuka, Jakarta-Kuching, beberapa waktu lalu. Sehingga setiap penumpang dengan tujuan Kuching tidak perlu lagi 'mampir' ke Singapura atau Kuala Lumpur. Perjalanan pun ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit.
Di RWMF kita dapat mengenal budaya beberapa negara yang menjadi peserta event melalui workshop yang digelar siang hari. Sajian interaktif ini menjadi bagian penting yang ditawarkan kepada para pengunjung. Pengunjung dipaksa tidak hanya berdiam di satu titik, tapi bergerak dari titik satu ke titik lain.
Â
Advertisement
Alam, Petualangan, dan Budaya
Bagi anda yang membawa keluarga, anda bisa memilih untuk keluar dari area event dan berkeliling Sarawak dengan menikmati kuliner, petualangan, atau pesona alam Borneo di negara bagian terbesar di Malaysia. Hal ini terlihat dari beberapa turis mancanegara dari mulai anak hingga dewasa yang menggunakan merchandise Rainforest World Music Festival 2023.
Jangan lupa sambungan komukasi yang mumpuni selama anda melancong agar rekan atau keluarga yang tidak turut serta dapat turut menikmati sensasi yang anda singgahi. Pilihan menggunakan Java Mifi memudahkan saya untuk terus tersambung dengan siapapun selama melancong, tidak perlu bonkar pasang simcard lokal. Cukup menyalakan sambungan wifi dengan modem yang sudah diselaraskan dengan destinasi kita di luar negeri.
Hotel-hotel di Central Kuching penuh oleh turis-turis domestik atau mancanegara yang menginap di Sarawak. "Kalau ada event Rainforest, kamar seluruhnya penuh. Kadang mereka hanya sehari tapi ada yang sampai seminggu sambil berlibur di sini (Sarawak)," kata Business Development Manager Grand Margherita & Riverside Majestic Hotel, Pauline Chong, saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu 24 Juni 2023.
Sarawak Tourism Board menargetkan jumlah pengunjung di Rainforesr World Music Festival 2023 lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 20 ribu pengunjung. Dan target tersebut tercapai melihat angka penjualan tiket di hari kedua yang melampaui angka di tahun sebelumnya di 2022.
Konsep matang, konsistensi, dan dukungan semua pihak adalah kunci Rainforest World Music Festival terus bertahan hingga tahun ke-26. Negara bagian Malaysia ini tahu betul membangun potensi wisatanya dan mengemasnya dalam satu paket: alam, petualangan, budaya, dan keramahtamahan warganya. Sebuah gagasan dan konsistensi yang seharusnya dapat dimunculkan di negeri sendiri karena Indonesia memiliki itu semua.
Sampai jumpa di Rainforest World Music Festival 2024, 28-30 Juni 2024...