Sukses

Sultan: Masyarakat Bisa Saling Bantu Atasi Dampak Gempa Bantul Yogyakarta, Kalau Perlu Bantuan Pemda Bisa Meminta

Gubernur DIY mengatakan, warga yang rumahnya rusak ringan akibat gempa Bantul Yogyakarta dapat memperbaiki rumahnya bersama tetangga secara gotong royong, seperti yang terjadi pada 2006.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga bergotong royong memperbaiki rumah yang mengalami rusak ringan akibat gempa Bantul Yogyakarta Jumat (30/6) pukul 19.57 WIB.

Sultan saat mengunjungi rumah terdampak gempa di Dusun Bangen, Desa Bangunjiwo, Kabupaten Bantul, DIY, mengatakan, akibat dari gempa tersebut tidak ada bangunan atau rumah warga di wilayah DIY yang mengalami kerusakan parah, tetapi rusak ringan.

"Saya kira rumah yang rusak ringan dapat diperbaiki secara gotong royong untuk mempercepat pemulihan," kata Sultan, Sabtu 1 Juli2023, yang didampingi GKR Hemas usai meninjau rumah rusak ringan milik Ponem (80). 

Gubernur DIY mengatakan, warga yang rumahnya rusak ringan akibat gempa tersebut dapat memperbaiki rumahnya bersama tetangga secara gotong royong, seperti yang terjadi pada gempa bumi Bantul pada 2006.

"Sesama tetangga bisa saling membantu seperti yang terjadi pada 2006. Masyarakat kan punya budaya gotong royong, dan kalau perlu bantuan dari pemerintah daerah bisa meminta," kata Sultan yang dikutip dari Antara.

Meskipun demikian, Sultan menekankan masyarakat agar tidak hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah, tanpa ada upaya yang dilakukan bersama tetangga untuk segera bangkit dan pulih dari dampak gempa tersebut.

"Jangan hanya berharap bantuan saja, tetapi bagaimana masyarakat bisa melaksanakan gotong royong, yang penting itu. Kan yang mengungsi tidak ada, jadi jangan berpikir seperti 2006, ini sangat beda," katanya.

Sultan juga mengatakan, hasil koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota di DIY, gempa tersebut tidak mengakibatkan kerusakan yang parah pada bangunan, kecuali Taman Budaya Gunung Kidul di Playen.

"Di Gunung Kidul tidak ada yang parah, mungkin yang paling berat hanya Taman Budaya. Kami sudah kirim orang dari Dinas Sosial ke sana," katanya.

2 dari 2 halaman

Lindu Susulan Usai Gempa Bantul Yogyakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hingga Minggu (2/7/2023) pukul 07.00 WIB, tercatat sudah puluhan lindu susulan terjadi usai gempa magnitudo 6 mengguncang Bantul Yogyakarta. Gempa susulan tersebut magnitudonya berviariasi.

"Hingga pagi ini, 53 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 2,7," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada wartawan, Minggu (2/7/2023).

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan gempa bumi susulan yang terjadi usai gempa tektonik bermagnitudo 6,4 di Samudra Hindia selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (30/6) pukul 19.57.43 WIB, kekuatannya semakin melemah.

"Tadi sudah 47 kali gempa susulan dan mungkin masih tambah, tetapi kondisi semakin stabil, semakin jarang susulan dan kekuatannya semakin melemah," kata Dwikorita usai berkunjung ke lokasi terdampak gempa di Kabupaten Bantul, DIY, Sabtu 1 Juli 2023.

Dia juga mengatakan gempa susulan usai gempa Bantul Yogyakarta yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,0 yang episenternya terletak di koordinat 8,63 LS, 110,08 BT, atau di laut pada jarak 81 kilometer arah selatan Kota Wates, DIY pada kedalaman 67 kilometer itu, goncangannya tidak dirasakan manusia.

"Jadi tidak terasa sama sekali ada gempa susulan, yang mencatat hanya alat," kata Kepala BMKG yang dalam kunjungannya mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.