Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko angkat bicara usai diperiksanya Pimpinan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang oleh penyidik Bareskrim Polri terkait laporan kasus penistaan agama pada Senin 3 Juli 2023.
Dia menegaskan, tak ada kekebalan atas hukum terhadap Panji Gumilang. Sehingga, kata Moeldoko, segala proses pemeriksaan oleh penyidik merupakan hal yang wajar.
"Ya diperiksa saja, kenapa? Sebagai warga negara enggak ada kekebalan. Siapa saja, periksa saja," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Lobby Gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 3 Juli 2023.
Advertisement
Moeldoko mengaku sudah bertemu langsung dengan pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Dia mengaku, telah memperingatkan Panji apabila bertingkah macam-macam.
"Saya selalu tegaskan, saya sudah berbicara pada Pak Panji Gumilang, eh kalau macam-macam gue yang pertama beresin," ungkap dia.
Kendati memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al Zaytun itu, dia tak mau disangka intervensi, apabila kedapatan berkomunikasi dengan Panji Gumilang.
"Enggak, ntar aku komunikasi dengan Panji Gumilang dibilang intervensi. Biar saja berjalan," kata Moeldoko.
Lalu dia pun menolak tudingan dirinya jadi beking Ponpes Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.
"Jangan mantan Panglima dibilang-nya beking, emang gue preman apa? Nggak benar nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," papar Moeldoko.
Berikut sederet pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko usai diperiksanya Pimpinan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang oleh penyidik Bareskrim Polri terkait laporan kasus penistaan agama dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Persilahkan Panji Gumilang Diperiksa Bareskim
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menanggapi soal diperiksanya Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang oleh penyidik Bareskrim Polri perihal laporan kasus dugaan penodaan agama.
Menurut Moeldoko, tak ada kekebalan atas hukum terhadap Panji Gumilang. Sehingga proses, pemeriksaan oleh penyidik merupakan hal yang wajar.
"Ya diperiksa saja, kenapa? Sebagai warga negara enggak ada kekebalan. Siapa saja, periksa saja," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Lobby Gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 3 Juli 2023.
Moeldoko menyampaikan, sudah bertemu langsung dengan pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Dia mengaku, telah memperingatkan Panji apabila bertingkah macam-macam.
"Saya selalu tegaskan, saya sudah berbicara pada Pak Panji Gumilang, eh kalau macam-macam gue yang pertama beresin," ungkap Moeldoko.
Â
Advertisement
2. Akui Belum Jalin Komunikasi, Sebut Nanti Dibilang Intervensi
Moeldoko pun mengatakan belum lagi berkomunikasi dengan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang sejak dipanggil Bareskrim Polri perihal kasus penodaan agama.
Kendati memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu, dia tak mau disangka intervensi, apabila kedapatan berkomunikasi dengan Panji Gumilang.
"Enggak, ntar aku komunikasi dengan Panji Gumilang dibilang intervensi. Biar saja berjalan," kata Moeldoko.
Meskipun begitu, Moeldoko sangat menyayangkan jika persepsi yang saat ini berkembang digunakan sebagai senjata mengadili Panji Gumilang dan seluruh santri yang ada di Ponpes Al-Zaytun.
"Di sana itu ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Jangan nggak karu-karuan karena persepsi yang nggak karu-karuan seperti itu," kata Moeldoko.
"Kalau memang ada kesalahan, ambil langkah-langkah apakah itu persuasif, bersifat mendidik apakah itu low enforcement. Kita semua punya instrumennya kenapa kita mesti berspekulasi," sambung dia.
Â
3. Bantah Isu Jadi Beking Ponpes Al-Zaytun
Moeldoko menolak tudingan dirinya jadi beking Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu Jawa Barat.
"Jangan mantan Panglima dibilang-nya beking, emang gue preman apa? Nggak benar nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," kata dia.
Moeldoko menegaskan dirinya sudah tahu siapa pihak yang memainkan isu tersebut.
"Saya sudah tahu siapa yang 'goreng' itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," ucap Moeldoko dikutip dari Antara.
Â
Advertisement
4. Akui Sudah Tahu Siapa yang Goreng Isu Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang
Moeldoko mengaku sudah mengetahui siapa pihak yang menggoreng isu Ponpes itu dibekingi oleh dirinya.
"Untuk Al-Zaytun ini apa enggak ada isu yang lain? Saya sudah ngerti siapa yang goreng itu, saya sudah tahu," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengetahui tujuan dari pihak yang membesar-besarkan isu Al-Zaytun tersebut. Namun, ia tidak membuka identitas pihak yang dimaksud.
"Saya tahulah, sudah tahu saya, tujuannya apa," kata dia.
Moeldoko pun mempersilakan pemeriksaan terhadap pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang. Dia menyatakan, Panji Gumilang tidak kebal hukum.
"Ya periksa saja, sebagai warga negara enggak ada kekebalan, periksa saja," ujar Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, dirinya sudah kenal dengan Panji Gumilang sejak menjadi Pangdam. Sejak awal, dia mengingatkan Panji Gumilang untuk tidak melakukan ajaran yang menyimpang. Dengan begitu, Moeldoko tidak terima bila ada yang menghembuskan isu dirinya membekingi Ponpes Al Zaytun.
"Saya selalu tegaskan saya sudah bicara dengan Pak Panji Gumilang 'eh kalau macam-macam gua yang pertama beresin' gitu jadi saya mulai Pangdam itu udah datang ke Al Zaytun, melihat cara pasti apa yang dilakukan di sana, begitu ada penyimpangan saya orang pertama yang bertindak," tegasnya.
"Jangan mantan Panglima dibilang beking, emang gue preman apa? Enggak benar, Saya juga bisa marah loh, saya bisa marah," ujar Moeldoko.
Â
5. Mengaku Bosan Ditanya soal Panji Gumilang
Moeldoko mengaku sudah bosan dengan isu yang menyebutkan dirinya merupakan sosok yang menjadi bekingan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun. Dia pun, mengklaim juga sudah mengetahui sejumlah pihak yang sengaja melemparkan isu itu.
"Ini apa tidak ada isu yang lain? Saya sudah ngerti itu siapa yang goreng, saya sudah tahu," kata Moeldoko.
Moledoko menekankan, dirinya saat ini juga sudah tidak lagi berkomunikasi dengan Panji Gumilang sejak pimpinan Ponpes Al Zaytun itu diperiksa polisi. Dia berharap agar publik menunggu proses hukum yang tengah berjalan.
Moeldoko memastikan jika terbukti ada kesalahan, maka pemerintah bisa mengambil sejumlah upaya, baik melalui langkah persuasif, mendidik, hingga penegakan hukum yang tegas.
"Kita semua punya instrumennya, kenapa kita mesti berspekulasi," jelas dia.
Â
(Miranda Pratiwi)
Advertisement