Liputan6.com, Jakarta - Rumput di Jakarta International Stadium (JIS) rupanya tidak sesuai standar FIFA karena ditanam di karpet sintetis. Padahal, ajang Piala Dunia U-17 akan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Sehingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus ngebut untuk mengganti rumput.
Chairman Karya Rama Prima (KaErpe) Qamal Mustaqim, menyarankan agar pemerintah mengganti rumput JIS dengan memindahkan rumput hidup yang sudah jadi dari lapangan golf sebagai solusi cepat untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
Baca Juga
"Solusi kita sudah usulkan ke menteri, yang bisa dilakukan adalah pindahkan lapangan yang sudah jadi, salah satunya dari golf. Yang mungkin kalau Bapak-Ibu mengikuti pekerjaan kami di GBK, Asian Games 2018 itu memindahkan lapangan dari golf, itu yang bisa dilakukan," kata Qamal di Jakarta.
Advertisement
"Kalau rusak kita harus ganti langsung secara soding namanya. Itu solusi paling dekat karena 3 bulan. Kalau jangka panjang ganti rumput yang tahan, soding," sambung dia.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjadja mengatakan pihaknya menargetkan renovasi JIS selesai dalam tiga bulan hingga memenuhi standar FIFA.Â
"Kita akan upayakan JIS dalam 3 bulan ini sama standarnya dengan stadion yang akan kita usulkan itu," kata Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjadja usai mengisi acara World Water Forum ke - 10 di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
Endra mengungkapkan, proses renovasi JIS meliputi pergantian rumput. Nantinya, stadion peninggalan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu akan menggunakan rumput dari lapangan golf karena pertumbuhannya yang cepat.
"Jadi, kita akan coba gunakan dengan rumput yang biasa di lapangan golf," tegasnya
Pembangunan JPO JIS
Selain rumput, renovasi JIS juga meliputi pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk mempermudah akses pengunjung. Pembangunan JPO ini dilakukan langsung oleh Kementerian PUPR.
"Supaya (pengunjung) nggak mutar itu akan dibuatkan jembatan penyeberangan karena banyak yang parkir di Ancol, jadi harus dibuat jembatan penyeberangan orang. Sekali lagi aksesibilitas Itu kan peran utama dari stadion yang berstandar internasional," ungkapnya.
Kemudian, akan dilakukan perbaikan ramp off (akses keluar jalan tol) menuju JIS oleh Jasa Marga. Selain itu, PT KAI juga akan membangun stasiun KRL sementara menuju JIS.
"Nanti ada bus juga dari Dinas Perhubungan. Sekali lagi, aksesibilitas Itu kan peran utama dari stadion yang berstandar internasional," pungkasnya.
Mengapa Rumput JIS Tak Sesuai Standar FIFA?
Sebelumnya, Qamal mengatakan rumput di JIS tidak sesuai standar FIFA karena ditanam di karpet sintetis.
"Rumput jenisnya jabonika cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya," kata Qamal.
Qamal menjelaskan, karpet sintetis sebagai media tanam terpantau dangkal, sehingga akar rumput tidak menembus sampai ke tanah. Hal itu, kata Qamal membuat rumput tidak mendapat sinar matahari dan air yang cukup untuk tumbuh.
"Medianya dangkal, jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari nggak cukup," jelas Qamal.
Qamal yang merupakan ahli agronomi ini menyampaikan, bahwa rumput jenis ini normalnya butuh waktu 8 jam penuh disinari matahari. Sedangkan, di JIS semisal di area selatan lapangan hanya mendapat cahaya matahari sekitar 6 jam sehari.
"Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari. Sedangkan yg sebelah selatan hanya setengahnya saja dari jam 9 sampai 14.00 WIB, ini yang masalah.
Qamal menyebut, jenis rumput di JIS ini sama dengan yang dipakai di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung Jawa Barat dan Stadion Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Advertisement