Sukses

Usai Hercules, Prabowo Siap Datangkan Pesawat Angkut Jumbo untuk Operasi Kemanusiaan

Menurut Prabowo, Indonesia sering terlibat misi kemanusiaan karenanya membutuhkan pesawat angkut. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di Afghanistan dan Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kembali menyambut kedatangan pesawat Hercules dari Amerika Serikat yang kedua, dari pembelian total lima unit.

Sembari menunggu tiga unit tersisa tiba, Prabowo mengakui juga akan mendatangkan pesawat angkut jumbo yang lebih besar daya muatnya dibanding Hercules.

“Kita akan perkuat lagi beberapa tahun lagi akan datang A400M yang lebih besar, kita butuh untuk operasi pertahanan juga operasi kemanusiaan kalo ada bencana,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Menurut Prabowo, Indonesia sering terlibat misi kemanusiaan karenanya membutuhkan pesawat angkut. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di Afghanistan dan Myanmar.

“Ada banyak kegunaan dari Hercules disebut sebagai workhorse, sangat bermanfaat mendukung operasi kemanusiaan, pembangunan dan sebagainya,” jelas Prabowo.

Airbus A400M adalah pesawat angkut multifungsi. Pesawat tersebut dapat menjalankan tiga tugas yang berbeda: misi taktis jarak pendek, misi strategis jarak jauh, serta sebagai tanker.

2 dari 2 halaman

Punya Cakupan Penerbangan Luas

Airbus A400M memiliki empat counter-rotating turbofan Europrop International (EPI) TP 400 dengan cakupan penerbangan atau flight envelope yang luas dalam hal kecepatan dan ketinggian.

Airbus mengklaim A400M merupakan pesawat angkut yang ideal untuk memenuhi kebutuhan misi militer maupun kemanusiaan bagi masyarakat di negara mana pun.

Airbus A400M diluncurkan pada 2003 untuk menjawab berbagai kebutuhan tujuh negara Eropa yang tergabung di dalam OCCAR (Belgia, Perancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris), serta Malaysia yang bergabung di tahun 2005. Ini adalah salah satu alasan utama yang melatarbelakangi kemampuan multifungsi A400M yang luar biasa.