Liputan6.com, Jakarta Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki jumlah yang besar di Indonesia. Dari seluruh provinsi di Indonesia, jumlah pelaku UMKM tercatat mencapai 64,2 juta. Dari jumlah tersebut, pelaku UMKM dapat menggerakkan roda perekonomian dapat berjalan dengan baik.
Berkaitan dengan itu, Wali Kota Tarakan, Khairul menyebut bahwa pelaku UMKM di Kota Tarakan meningkat empat kali lipat sejak dirinya menjabat. Dirinya mengatakan, di awal menjabat wali kota, jumlah UMKM di Tarakan hanya 7 ribuan dan di tahun 2022, pelaku UMKM berjumlah hampir 28 ribu.
“Selama saya menjabat, pelaku UMKM empat kali lebih banyak. Di tahun 2022 lalu, pelaku UMKM meningkat empat kali lipat, hampir 28 ribu jumlahnya,” sebut Wali Kota Khairul saat Diskusi UMKM: Jitu Membawa UMKM Daerah Mendunia dalam acara Festival6, Lintas Generasi Tanpa Batas di The Dome, Senayan Park, Sabtu (8/7/2023).
Advertisement
Selain itu, Khairul juga mengatakan bahwa sektor UMKM menyumbang 76 persen PDRB di Kota Tarakan. Dirinya juga mengungkapkan, 93 persen tenaga kerja terdapat dalam sektor tersebut.
“Pelaku UMKM sebagian besar ibu-ibu rumah tangga dan kemajuannya sangat pesat,” katanya.
“Produk UMKM terbanyak di sektor perikanan dan olahan laut. Dan masih banyak lagi produk dari pelaku UMKM Tarakan, salah satunya batik,” jelas Khairul.
Ia pun mengungkapkan bahwa Batik Tarakan sudah mampu go international. Batik Tarakan, lanjutnya, memiliki ciri khas pewarna alami.
“Saya larang tidak boleh di-print, tapi harus batik tulis, karena memang itu yang disukai di Jepang,” ungkap Khairul.
Tantangan UMKM di Tarakan
Khairul memaparkan berbagai tantangan UMKM agar go international di Tarakan. Pertama yang disebutnya adalah pelaku UMKM relatif gagap teknologi.
“Saat ini, kalau mau go international harus melek digital. Oleh karena itu, menjadi concern kita saat ini mengajari UMKM di Tarakan untuk melek digital dan kita ajari mereka untuk masuk ke platform e-commerce,” paparnya.
Khairul juga menyebut pasar menjadi tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM di Tarakan.
“Support pasar dari pemerintah harus dibantu, jangan biarkan mereka bertarung sendiri, kita harus bersama-sama mendorong ini,” sebutnya.
Wali Kota yang memiliki background dokter tersebut pun mengatakan kontinuitas produksi masih menjadi tantangan.
“Kalau mereka masuk ke marketplace, kontinuitas harus terjamin agar penjualan lancar. Masalahnya, UMKM kita masih menggunakan manajemen tukang cukur, belum melakukan multi layer untuk generasi berikutnya,” katanya.
“Kami selalu meng-endorse produk UMKM dalam setiap kegiatan Pemda. Kami harus memikirkan bagaimana UMKM bisa hidup terus,” imbuh Khairul.
Dirinya juga menyinggung produk yang dikirim ke luar negeri hanya berdasarkan kurasi lokal, terkadang dibantu Bank Indonesia. Hal itu, baginya, belum ada upaya sistematis yang dikoordinasikan oleh Kementerian/Lembaga untuk melakukan kurasi ke seluruh daerah.
“Jadi, harusnya dilakukan kurasi di setiap daerah. Selama ini yang kami lakukan adalah upaya kami sendiri. Kami berharap ada usaha yang terkoordinasi secara sistematis dan masif dari pemerintah pusat,” ujarnya.
(*)
Advertisement