Himpitan ekonomi memaksa Fahmi Rahardiansyah (19) menawarkan ginjalnya melalui situs jual beli. Dia bingung mencari uang untuk membiayai pengobatan ayahnya, Muhamad Dik Mahmudi yang sudah 3 tahun menderita sakit darah tinggi.
"Ayah memang sakit darah tinggi. Sebagai anak tunggal, saya bingung harus mencari uang ke mana untuk mengobati. Makanya terpaksa mau jual ginjal," ujar Fahmi saat ditemui tim Liputan 6 SCTV di Kampung Cariu, Talagasari, Balaraja, Banten, Rabu (13/3/2013).
Fahmi mengaku sudah menawarkan ginjalnya dengan harga Rp 50 juta melalui posting iklan di situs jual beli sejak Senin, 11 Maret 2013. "Tapi sampai sekarang belum ada tawaran cocok. Paling tinggi baru Rp 1 juta. Yang serius mau beli belum ada," ucapnya.
Penyakit orangtuanya kian hari kian parah, sehingga proses pengobatan pun harus lebih intensif. "Sempat ke Puskesmas, habis sekitar Rp 2,5 juta. Sekarang harus terapi syaraf rutin, sekali terapi bisa habis Rp 1,5 juta," ungkapnya.
Fahmi menuturkan, ayahnya sudah pensiunan sebagai PNS di Pemda Cianjur. Uang pensiunnya hanya Rp 800.000 per bulan. "Tidak cukup untuk berobat ayah. Sedangkan yang kerja tidak ada," ujarnya. (Sah)
"Ayah memang sakit darah tinggi. Sebagai anak tunggal, saya bingung harus mencari uang ke mana untuk mengobati. Makanya terpaksa mau jual ginjal," ujar Fahmi saat ditemui tim Liputan 6 SCTV di Kampung Cariu, Talagasari, Balaraja, Banten, Rabu (13/3/2013).
Fahmi mengaku sudah menawarkan ginjalnya dengan harga Rp 50 juta melalui posting iklan di situs jual beli sejak Senin, 11 Maret 2013. "Tapi sampai sekarang belum ada tawaran cocok. Paling tinggi baru Rp 1 juta. Yang serius mau beli belum ada," ucapnya.
Penyakit orangtuanya kian hari kian parah, sehingga proses pengobatan pun harus lebih intensif. "Sempat ke Puskesmas, habis sekitar Rp 2,5 juta. Sekarang harus terapi syaraf rutin, sekali terapi bisa habis Rp 1,5 juta," ungkapnya.
Fahmi menuturkan, ayahnya sudah pensiunan sebagai PNS di Pemda Cianjur. Uang pensiunnya hanya Rp 800.000 per bulan. "Tidak cukup untuk berobat ayah. Sedangkan yang kerja tidak ada," ujarnya. (Sah)