Sukses

Bali Ingin Punya LRT, Wayan Koster Minta Saran Pj Gubernur DKI Heru Budi

Gubernur Bali I Wayan Koster bertemu Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Keduanya meneken perjanjian kerja sama pengembangan provinsi daerah dan peningkatan pelayanan publik.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bali I Wayan Koster bertemu Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Keduanya meneken perjanjian kerja sama pengembangan provinsi daerah dan peningkatan pelayanan publik.

Setidaknya, ada lima ruang lingkup kerja sama yang akan ditindaklanjuti Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Bali, antara lain soal pengembangan dan promosi kebudayaan, pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kemudian, penyelenggaraan ketahanan pangan, peningkatan kapasitas pemberdayaan manusia, pengembangan badan usaha milik daerah (BUMD) dan pengembangan transportasi publik.

Koster mengaku ingin memperoleh pengalaman yang dimiliki DKI Jakarta, khususnya dalam penyelenggaraan transportasi publik berbasis rel atau Light Rail Transit (LRT). Oleh sebab itu, Koster menyebut sangat butuh saran dari Heru Budi.

"Kami membutuhkan saran dari Bapak Gubernur DKI, pengalaman dan pengetahuan yang dijalankan di Jakarta ini untuk diberikan kontribusi ke Bali," kata Koster di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/7/2023).

Menurut Koster, Bali membutuhkan layanan transportasi yang memadai, baik untuk kepentingan domestik maupun wisatawan mancanegara, khususnya yang berbasis rel, seperti LRT.

"Nah itu lah sebabnya kami bersyukur hari ini bisa tanda tangan kesepakatan bersama antara Pemprov DKI dengan Pemprov Bali, dan tentu saja akan ditindaklanjuti pada masa masa ke depan agar bisa terwujud dengan baik," ucap Koster.

2 dari 2 halaman

Pengembangan Rute LRT

Koster menjelaskan, dalam kerja sama ini pihaknya berencana mengembangkan rute LRT dari Bandara Ngurah Rai Bali ke sentral parkir Kuta dan seminyak. Dia menyebut, jalur dengan rute ini sangat padat kendaraan hingga menyebabkan kemacetan.

"Dan kemudian ini akan dilanjutkan ke Canggu. Kemudian berikutnya ke jalur Sanur dan ke pusat kebudayaan Bali di Klungkung, termasuk di Ubud," ujar Koster.

Koster menuturkan, daerah-daerah wisata tersebut sengaja diprioritaskan dengan pertimbangan tingkat kemacetan yang cukup tinggi di masing-masing kawasan. Bahkan, ujarnya sudah tidak bisa diatasi dengan transportasi yang konvensional.