Liputan6.com, Jakarta Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri membenarkan pernyataan KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menegaskan kelompoknya tidak pernah meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk membebaskan Pilot Susi Air Capten Philips Mark Marthenz. Namun begitu, jika mau menerima uang, maka pemerintah akan menyediakan dengan jumlah tidak boleh melebihi Rp 5 miliar.
Fakhiri yang bertolak ke Timika telah mengundang Pj Bupati Nduga, Ketua DPRD, dan Kapolres Nduga untuk membahas pembebasan pilot tersebut. Hasilnya, jika KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya mau melakukan pertukaran dengan uang, maka pemerintah akan menyediakannya.Â
Menurut Fakhiri, pejabat lama Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge telah melakukan langkah-langkah untuk membebaskan Pilot Susi Air, tetapi sejauh ini tidak ada progres yang signifikan. Namia bahkan telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, hanya saja belum kunjung ada titik terang.
Advertisement
Dalam rapat, Presiden Jokowi telah meminta TNI dan Polri untuk menyelesaikan kasus penyanderaan Pilot Susi Air dengan sebaik mungkin.
“Presiden juga meminta agar TNI dan Polri terus membangun komunikasi yang baik dan menghindari kekerasan lanjutan," tutur Fakhiri dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023).
Video pimpinan KKB Egianus Kogoya membantah minta tebusan Rp 5 miliar untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Marthens beredar di media sosial. Dalam video berdurasi sekitar 2 menit itu, Egianus Kogoya mengatakan, pihaknya hanya ingin kemerdekaan Papua sebagai syarat pembebasan pilot Susi Air yang ditawan.
"Saya tangkap pilot itu hanya mau merdeka. Saya tidak pernah minta uang tebusan seperti berita yang beredar di media di Indonesia. Kalau Papua tidak merdeka, kami tidak akan menyerahkan pilot. Jadi soal permintaan Rp 5 miliar dari Kodap III itu omong kosong," katanya dalam video tersebut.
Kapolda Papua Akui KKB Tak Pernah Minta Uang Tebusan
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri juga menegaskan pimpinan KKB Egianus Kogoya tidak pernah meminta tebusan uang sebesar Rp5 miliar.
Fakhiri menegaskan memang Egianus tidak pernah meminta uang tembusan yang disampaikan dalam pertemuan dengan penjabat Bupati Nduga saat itu, Namia Gwijangge.
"Saya sudah bilang ke rekan-rekan wartawan agar tidak diplesetkan karena Egianus dan teman-temannya tidak pernah meminta tebusan," tegas Fakhiri di Jayapura, Senin (10/7/2023).
Fakhiri menjelaskan dua hari setelah kasus penyanderaan, yakni tanggal 9 Februari, dilakukan pertemuan dengan penjabat Bupati Nduga. Dalam pertemuan tersebut dirinya mengatakan, jika dia memang membutuhkan uang pemda agar menyiapkan saja yang penting tidak lebih dari Rp 5 miliar.
"Kita mencari solusi agar sandera dapat dibebaskan. Bahkan, penjabat Bupati Nduga lama terakhir sempat meminta waktu satu minggu untuk upaya pembebasan sandera, tapi perkembangannya hingga diganti Philip masih ditawan," kata Fakhiri.
Fakhiri mengatakan semua terungkap saat pertemuan dan diskusi yang berlangsung di Timika, sehingga diharapkan tidak dikembangkan karena itu semata-mata untuk penyelamatan pilot.
Upaya pembebasan sandera terus dilakukan termasuk dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga Egianus.
"Berbagai upaya terus dilakukan agar sandera yang berprofesi sebagai pilot Susi Air dibebaskan," ungkap Fakhiri.
Advertisement