Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim penuhi panggilan sebagai saksi kasus dugaan penistaan agama Panji Gumilang pada Jumat, (14/7/2023).
Dia tiba pada pukul 09.40 di Gedung Bareskrim Polri. Lucky akui, wajah pernah tersorot kamera saat hadiri acara di Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.
"Mungkin ditanya peristiwa hari itu seperti apa," kata dia di Bareskrim Polri.
Advertisement
Lucky menerangkan, kehadiran di Pondok Pesantren Al Zaytun pada 29 Juli 2022 atas dasar undangan. Kebetulan saat itu, ia baru menjabat sebagai Wakil Bupati Indramayu.
"Datang ke sana sebagai tamu undangan. Kenapa bisa diundang, karena sebelumnya saya mengirimkan surat melalui Lucky Hakim Center kayak semacam lembaga yang saya miliki, mengirimkan surat untuk bersilahturahmi karena ingin melihat di dalam Al Zaytun itu ada apa," kata dia.
"Setelah menjadi kepala daerah saya mengajukan surat untuk bersilahturahmi dan dibalas, dan terjadilah tanggal 29 itu diundang itu," sambung dia.
Lucky menceritakan, kedatanganya disambut langsung Panji Gumilang. Lucky diajak berkeliling-keliling melihat suasana di Pondok Pesantren Al Zaytun.
"Saya mau liat semuanya yang heboh-heboh ini. Saya bilang heboh karena memang semua serba besar, ini pesantren terbesar se-Indonesia, tanahnya besar sekali. Al Zaytun ini juga pembayaran terbesar PBB di Indramayu dan bayar listriknya pun mahal. Makanya saya pengen tau kenapa listriknya bisa mahal, terus buat apa lahannya besar," ujar dia.
Lucky Hakim Pernah Lihat Kapal Laut di Ponpes Al Zaytun
Lucky menyampaikan, sebagian lahan yang dimiliki Pondok Pesantren Al Zaytun dipakai untuk bertani, peternakannya. Dia juga melihat ada kapal laut di sekitaran Pondok Pesantren Al Zaytun.
"Mungkin sekitar berapa gross ton, mungkin harga-harganya mahal-mahal. Jadi saya lihat semua," ujar dia.
Lucky menerangkan, pertemuan itu berlanjut. Ia kemudian diundang menghadiri acara ulang tahun Panji Gumilang pada 30 Juli 2022. Lucky mengaku menggunakan pakaian kemeja dan tidak dilengkapi jas. Ternyata, tamunya banyak hampir ribuan orang dan pada pakai jas rapih-rapih.
"Saya jadi merasa minder dan malu karena saya cuma pakai kemeja. kalau saya pulang lagi ke rumah gak memungkinkan, kan jauh. Akhirnya dipinjamin jas, ada pecinya juga dipinjamin juga. Yaudah saya masuk," ujar dia.
Advertisement