Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik bertema 'Perubahan dan Perbaikan Untuk Indonesia Lebih Baik' pada Jumat malam (14/7/2023).
Dalam pidatonya, AHY membeberkan berbagai permasalahan rakyat yang ia temui. Salah satunya, soal keluhan para petani.
"Harga jual hasil panen sering dipermainkan para tengkulak. Juga, dihancurkan oleh kebijakan impor, di saat petani kita sedang panen raya. Banyak petani mengeluh 'Mas, kami sampun megap-megap!'," ujar AHY, Jumat (14/7/2023).
Advertisement
Kemudian dia juga menilai para PNS hingga TNI-Polri kurang diperhatikan alias jarang naik gaji.
"Sembilan tahun terakhir, gaji mereka hanya naik dua kali, dengan akumulasi kenaikan 11 persen saja. Mestinya, gaji ASN, Guru, Tenaga Kesehatan, TNI-Polri, perangkat desa dan pensiunan, dinaikkan setiap tahunnya," ucap dia.
"Jika dikaitkan inflasi, gaji mereka sebenarnya terus mengalami penurunan. Ini jelas tidak adil. Kebijakan ini mesti diubah dan diperbaiki," sambung AHY.
AHY juga menyinggung nasib guru dan pegawai honorer yang terkatung-katung.
"Secara bertahap, angkat mereka sebagai ASN, dengan kebijakan yang tepat," ungkapnya.
Menurut AHY, apabila ada alokasi anggaran tepat, maka seharusnya bisa meningkatkan lapangan pekerjaan untuk rakyat, termasuk generasi muda dan kaum perempuan.
"Angka pengangguran harus diturunkan. Cegah PHK besar-besaran. Dan demi keadilan, kontrol dan batasi tenaga kerja asing. Ketika terjadi krisis ekonomi, semestinya pemerintah memberikan insentif fiskal dan keringanan pajak kepada dunia usaha, bukan sebaliknya digenjot," ucap dia.
Â
Nilai Perlu Hidupkan Kembali Program Era Presiden SBY
AHY menilai, saat ini pemerintah perlu melanjutkan dan menghidupkan kembali semua program era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Program-program itu antara lain BLT/ BLSM, BPJS, Bantuan Lansia, Difabel dan Korban Bencana, PKH, Raskin, KUR, PNPM, dan lainnya," beber dia.
"Dengan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat tersebut, kita bisa meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi menuju 6 persen, bahkan lebih," pungkas AHY.
Sebelumnya, AHY mengklarifikasi bahwa perubahan yang digagas pihaknya bukan untuk mengganti secara total kebijakan atau program pemerintahan saat ini.
"Perubahan seolah diartikan, sebagai upaya untuk mengganti secara total, apa yang sudah ada. Tentu tidak demikian. Kebijakan dan tatanan yang sudah baik, akan kita pertahankan. Kita lanjutkan. Dan kita bersyukur, karena banyak yang telah dihasilkan oleh para pemimpin bangsa, sejak Indonesia merdeka," kata AHY, Jumat (14/7/2023).
Menurut AHY, tatanan baik sejak Presiden Soekarno, hingga Presiden Joko Widodo harus pertahankan.
"Adapun yang belum baik, tentu harus kita evaluasi, dan kita perbaiki. Inilah elemen kesinambungan, dalam sebuah proses perubahan. Tidak perlu diperdebatkan lagi," kata AHY.
Â
Advertisement
Tak Nihilkan yang Sudah Dilakukan Presiden Jokowi
Lalu AHY menjelaskan, meski Partai Demokrat mengusung agenda perubahan, tidak berarti menihilkan apa yang telah dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi selama ini.
"Sebaliknya, kami justru menyampaikan penghargaan kepada pemerintah, atas semua kerja kerasnya. Kami yakin, Presiden Jokowi dan pemerintahannya, ingin berbuat yang terbaik. Kami mendoakan, kelak Presiden Jokowi, bisa mengakhiri masa bhaktinya dengan baik," ujar AHY.
Namun, lanjut AHY, Demokrat memang memiliki sejumlah cara pandang dan pilihan kebijakan yang berbeda dengan pemerintahan sekarang.
"Karenanya, kami menawarkan pendekatan dan kebijakan yang berbeda, kepada rakyat Indonesia; yang kami pandang tepat, untuk dijalankan pasca pemerintahan Presiden Jokowi mendatang," pungkas AHY.