Liputan6.com, Jakarta - Dinkes DKI Jakarta mencatat, terdapat sebanyak 2.745 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ibu Kota pada periode Januari hingga Juni 2023.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama merinci, kasus DBD paling banyak terjadi pada Januari dengan 525 kasus.
Baca Juga
Adapun di Februari sebanyak 434 kasus, Maret 494 kasus, dan April 499 kasus. Kemudian, Mei terdapar 480 kasus serta Juni 313 kasus.
Advertisement
"Melaporkan data DBD DKI Jakarta per tanggal 10 Juli 2023 total 2.745 kasus," kata Ngabila ketika dikonfirmasi, Senin (17/7/2023).
Ngabila menuturkan, Jakarta Timur menjadi daerah kasus tertinggi dengan 689 kasus. Disusul Jakarta Barat 669 kasus, Jakarta Selatan 577, Jakarta Utara 563 kasus, Jakarta Pusat 246 kasus dan Kepulauan Seribu 1 kasus.
"DBD penyakit endemis yang terus ada dan bertahan di Jakarta. Ini memiliki pola jumlah kasus yang sama di setiap tahunnya di mana akan mulai meningkat pada setiap Desember dan akan mengalami puncak di April, lalu akan menurun kembali," ujar Ngabila.
Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat
Lebih lanjut, Ngabila mengimbau warga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, terutama dengan menjaga kebersihan lingkungan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.
"Mencegah sakit juga bisa dengan menyemprot rumah atau memakai repelent pada pagi dan sore hari waktu di mana nyamuk aedes aegepty aktif. Bisa juga memelihara ikan dan tanaman yang dibenci nyamuk seperti sereh, lavender," tambah Ngabila.
Kemudian, untuk mencegah keparahan sakit, kata Ngabila, adalah dengan memeriksakan diri agar dilakukan pemeriksaan darah lengkap.
"Dengan deteksi dini dan penanganan segera pasien tidak akan dehidrasi dan mengakibatkan kematian," kata Ngabila.
Â
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Advertisement