Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono menegaskan, video yang menyebut Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meminta Panji Gumilang agar dihukum mati adalah hoaks.
Baca Juga
Dalam sebuah akun TikTok , diunggah video berdurasi 10'.09 yang menunjukan potongan foto Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Dalam unggahan itu diberi judul "Dengan tegas Panglima TNI minta Panji Gumilang segera dihukum mati terbukti sudah mengancam keutuhan NKRI".
Advertisement
Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyatakan, narasi yang disampaikan di media sosial itu tidak benar atau hoax.
“Dia (Pembuat video) mengomentari Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono. Seharusnya pangkatnya Bintang empat menggunakan garis pinggir warna merah dan Logo satuan dilengan kiri menggunakan Mabes TNI segi lima berwarna merah. Namun bukan seperti yang terlihat di video menggunakan Logo Angkatan Laut. Kemungkinan Foto tersebut adalah foto Laksamana TNI Yudo Margono saat menjabat Kepala Staf Angkatan Laut,” kata Julius kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).
Lebih lanjut Laksda Julius Widjojono menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, video itu diunggah akun Snack Video @yusufcreator204 dengan link http://sck.io/p/jm3Vf070. Kemudian diviralkan TikTok dengan user24967486344 telah dilike 14.4K, dikomentari 3.498, dibagikan 2.571.
"Ini merupakan tindakan dari oknum yang sengaja ingin menyudutkan kredibilitas TNI. Ini ada unsur pidananya,” jelas Laksda Julius Widjojono.
Ia meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi konten atau tayangan di media sosial. Jangan mudah percaya, pastikan kebenaran sebuah berita atau konten tersebut kepada pihak yang berkompeten.
TNI Ajak Masyarakat Berkarya Positif
“TNI berharap dan mengajak seruruh masyarakat Indonesia untuk selalu berkarya hal-hal positif yang bersifat membangun dan edukasi,” tutup Laksda Julius Widjojono.
“Lebih Khusus kepada pemilik akun Snack Video dengan ID yusufcreator204 untuk berhenti membuat kreasi-kreasi yang tidak didukung dengan data yang benar dan meminta sesegera mungkin membuat video klarifikasi bahwa video yang telah dia viralkan sebelumnya tidak benar,” tegasnya.
Advertisement