Sukses

HEADLINE: Puan Sebut 5 Nama Masuk Radar Bakal Cawapres Ganjar, Siapa Paling Berpeluang?

Sejumlah nama mencuat sebagai kandidat cawapres dari Ganjar Pranowo. Masing-masing mereka memiliki kelebihan. Siapa yang paling berpeluang terpilih?

Liputan6.com, Jakarta - Tak hadir dalam acara Harlah ke-25 PKB di Solo, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus putrinya, Puan Maharani untuk mengikuti agenda yang berlangsung pada Minggu 23 Juli 2023. Dalam acara yang digelar di Stadion Manahan, Puan duduk di barisan depan bersama Prabowo, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Jokowi.

Usai acara, Puan kemudian memberikan keterangan kepada wartawan terkait bakal cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Ketua DPP PDIP ini menyebut ada sepuluh nama dan kini telah mengerucut menjadi lima.

Mereka ialah Sandiaga Salahudin Uno, Erick Thohir, Andika Perkasa, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Dulu ada 10 nama, sekarang sudah mengerucut ke lima nama," ujarnya pada acara puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) Ke-25 PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu 23 Juli 2023.

Menurut dia, PDIP masih mencermati perkembangan soal nama-nama yang masuk radar cawapres Ganjar. Namun, Puan Maharani menekankan bakal cawapres Ganjar harus memiliki kesamaan visi dan misi.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, penentuan cawapres Ganjar Pranowo merupakan kewenangan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam menentukan posisi tersebut, ada sejumlah persyaratan yang harus dikantongi kandidat.

"Nama nama itu kembali ada di kantong Bu Megawati, karena memang otoritas penuh ada di Bu Megawati ya. Siapa yang akan dipilih. Tentu saja mengantongi modal elektabilitas, itu penting, dan juga menjadi pertimbangan selain modal yang kira-kira mampu membantu elektabilitas Ganjar, di mana titik kelemahannya," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (24/7/2023).

Dia menilai semua nama yang tersebut memiliki peluang untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo. Hal ini lantaran lima sosok itu memiliki modal elektabilitas yang cukup baik.

"Semuanya sama sama berpeluang, dinamikanya masih terasa, dari segi elektabilitas kan mereka juga punya modal. Tentu saja ada pertimbangan pertimbangan dari Bu Megawati siapa yang akan menggandeng cawapres untuk Pak Ganjar. Setahu saya pertimbangannya ialah pembiayaan tentunya kan," ujar dia.

"Pertimbangan latar belakang, background pengusaha, ekonom, ulama, terus yang bisa membawa kemenangan di Pilpres," ucap dia.

Ganjar Pranowo sebelumnya berharap sosok cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024 berasal dari kalangan ekonom. Karena menurutnya cawapres yang menguasai ekonomi dan memiliki rekam jejak bisnis akan sangat membantu. Namun, jika tak memenuhi syarat itu, dia ingin cawapresnya bisa memahami satu isu atau nilai.

Terkait hal ini, apakah hal tersebut menjadi kode keras untuk Erick Thohir? Bagi Pangi, hal itu belum tentu. Sebab antara ekonom dengan pengusaha memiliki kriteria yang berbeda.

"Nggak usah GR juga ET-nya, karena dia ekonom atau pengusaha, ekonom pengusaha itu beda. Kalau ekonom orang teruji punya teori punya kemampuan menangani problem problem ekonomi kita, mulai dari hilirasasi sama hulu. Persoalan mikro makro ekonomi, tantangan global masa depan. Tapi biasanya ya mereka punya tim yang kuat. Tidak semua cawapres paham tentang ekonomi, tapi ini kan tantangannya begitu," jelas dia.

Untuk itu, sosok cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 saat ini masih menjadi rahasia. . Pada ujungnya, penetapan wakil presiden tersebut akan kembali kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Yang lain hanya sebatas mengusulkan tapi pemilik sahamnya itu kan cawapres sangat ditentukan oleh Bu Megawati," ujar dia.

Selain itu, ia melihat PDIP tidak serius menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kandidat cawapres Ganjar. Menurutnya, masuknya nama AHY hanya sebagai permainan politik untuk menggoyahkan pertahanan Koalisi Perubahan.

"AHY koalisi perubahan tawaran dari PDIP nggak serius, itu hanya untuk jebakan, memancing aja, kalau itu game politic aja permainan politik, hanya mengganggu soliditas, memancing harapan," dia menandaskan.

Pandangan serupa disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Dia menilai peluang AHY untuk menjadi pendamping Ganjar fifty-fifty. Namun melihat konstruksi politik yang ada, penyebutan nama AHY masuk radar PDIP sebagai bagian dari strategi untuk memecah bangunan Koalisi Perubahan.

"Penyebutan nama AHY hanya gimmick saja untuk memecah belah koalisi perubahan, karena kita tahu AHY pun tidak kunjung disebut atau dicawapreskan Anies hingga saat ini. Sehingga hal itu dimanfaatkan oleh PDIP, oleh Mba Puan untuk menarik-naik AHY jadi cawapres Ganjar," kata Ujang kepada Liputan6.com, Senin (24/7/2023).

Ujang menjelaskan, kalau melihat secara politik, bagaimana pun tidak ada celahnya memberikan tempat kepada oposisi atau menjadikan AHY sebagai cawapresnya. Tapi dalam politik menyebut lima nama salah satunya AHY, itu menjadi hal yang biasa saja.

"Bukan untuk sungguhan jadi cawapres Ganjar tapi untuk memecah belah Koalisi Perubahan itu. Jadi ya ini ‘ansor’ angin sorga bagi AHY seolah-olah mendukung jadi cawapres tapi tidak akan dilakukan, dan semua politisi paham itu," tegas dia,

Sementara Peneliti Senior Populi Center, Usep S Ahyar memandang lima nama yang muncul memang berpotensi untuk melengkapi kekurangan Ganjar Pranowo. Nama-nama itu memiliki rekam elektabilitas yang cukup baik. 

"Dan berpotensi untuk menambah elektabilitas (Ganjar Pranowo), kan itu penting dalam konteks Pemilu 2024 yang calonnya misalnya lawan dari Ganjar ini Prabowo punya kekuatan elektabilitas yang bagus, bahkan sampai hari ini dari berbagai lembaga survei itu menempatkan keduanya sama ya, kalau dalam margin error sama, jadi itu tidak terlalu jauh dan tidak ada yang dominan sampai 50%," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (24/7/2023).

Jadi, kata Usep, untuk memilih calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo, PDIP melakukannya dengan sangat hati-hati, terutama yang dipilih pasti bisa melengkapi elektabilitas dari capres tersebut.

Jika berasaskan pada elektabilitas, Usep menjelaskan, ada dua nama yang memiliki elektabilitas cukup moncer dalam sejumlah survei nasional. Keduanya adalah Sandiaga Uno dan Erick Tohir.

"Diantara kelima ya tentu Pak Sandiaga Pak Erick Thohir itu menempati posisi tertinggi ya dalam konteks elektabilitas cawapres, tapi elektabilitas juga tidak cukup. Harus dilihat dari sisi kedaerahan, perwilayahan di mana Ganjar yang masih memerlukan tambahan suara untuk melengkapinya," Usep menjelaskan.

Selanjutnya, jika dilihat dari sisi religius, PDIP sebagai parpol pengusung Ganjar Pranowo dikenal sebagai partai nasionalis. Nilai ini yang masih belum terisi dalam ruang pengusungan pasangan capres. 

"Dari konsistennya Pak Ganjar, PDIP itu kan dari sisi  keagamaan itu masih belum. Misalnya kalau di tradisi nasionalis religius itu kan Pak Ganjar masih di partai-partai yang sifatnya nasionalis," ujar dia.

"Sepertinya memang harus mempertimbangkan nama calon cawapres yang memang punya dukungan dari basis massa religius, misalnya dari Muhammadiyah NU atau yang lainnya dalam hal ini mungkin Cak Imin itu mesti punya maksud juga walaupun sama Pak Prabowo, Cak Imin itu masih kandidat cawapres," imbuhnya.

Poin-poin tersebut yang menjadi pertimbangan PDIP dalam menentukan cawapres untuk Ganjar Pranowo. Namun yang tak kalah penting, kata dia, pertimbangan lain ialah terkait sosok tersebut yang didukung oleh Presiden Jokowi. 

"Saya kira penting juga pasti PDIP melihat siapa yang diendorse oleh Jokowi. Salah satu pertimbangan dalam hal ini misalnya ET itu menjadi calon yang dekat ya karena memang kan kalau kita lihat Pak Jokowi itu tingkat kepuasannya sangat tinggi, 75%-80% ya, dan itu tentu pemilih pemilih Pak Jokowi yang terpengaruh itu juga sangat banyak," ujar dia.

Untuk itu, dia memandang PDIP akan sangat cermat dalam memilih cawapres Ganjar. Dan juga, dia menegaskan, di antara peta dari kelima bakal cawapres itu memang beragam. Saat ini, tergantung dari PDIP yang ingin melengkapinya dari sisi yang mana.  

"Mau melihat mau melengkapi dalam konteks elektabilitas Pak Ganjar. Misalnya Pak Sandiaga yang dulu pernah jadi wapresnya Pak Prabowo waktu 2019, tentu dia juga memiliki pendukung yang banyak di seluruh Indonesia, lalu kemudian juga mempunyai basis religius karena secara partai didukung oleh PPP," terang Usep.

Selain itu, bila ingin menambal kekurangannya dari sisi religius, kata dia, PDIP dapat memilih tokoh-tokoh pemuka agama yang memiliki basis umat yang kuat.

"Cak Imin juga begitu PKB dan NU-nya. lalu kemudian ET ya kekuatan modal dan elektabilitasnya juga didukung Jokowi. AHY misalnya, itu juga punya partai politik walaupun elektabilitasnya tidak terlalu tinggi. Saya kira juga pertimbangan-pertimbangan dari kelima ini," ujar dia.

Usep menerangkan, pilihan-pilihan yang diperlukan tersebut menjadi pertimbangan yang akan diperhitungkan oleh PDIP. Karena jika salah mengkalkulasi, bisa berdampak pada kekalahan dalam pertarungan kontestasi lima tahunan.

"Bisa kalah, soalnya Pak Ganjar nanti kalah sama Pak Prabowo. Karena ya itu tadi saat ini elektabilitas Pak Ganjar dan Pak Prabowo itu sangat dekat. Pertimbangan cawapres itu pasti banyak melihat lawannya juga mengambil yang mana, makanya ini kan alot sampai hari ini belum ada yang kunjung menetapkan siapa cawapresnya," dia menandaskan.

2 dari 3 halaman

Respons Koalisi Perubahan Soal AHY Masuk Radar PDIP

Nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar masuk bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyambut baik sebagai angin segar. Apalagi PKB menginginkan pimpinannya itu maju di Pilpres 2024.

"Saya yakin pernyataan Mbak Puan bukan PHP, ini angin segar, kami hormati dan apresiasi," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Senin (24/7/2023).

PKB sampai hari ini sedang berupaya menuntaskan kerja sama dengan Partai Gerindra. PKB terus mengupayakan Cak Imin menjadi calon wakil presiden.

"Ya, Kita cuma berusaha maksima, sebab kami tidak dapat menentukan jalannya takdir," ujar Jazilul.

Namun PKB tetap membuka jalur lain. Termasuk bekerjasama dengan PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo. PKB memberikan syarat bila berkoalisi dengan PDIP, Cak Imin harus menjadi calon wakil presiden.

"PKB hanya akan berkoalisi dan melanjutkan koalisi dengan partai apapun, dengan syarat Gus Imin menjadi Bacapres atau Bacawapres. Itulah yang jadi syarat untuk berjuang bersama PKB," kata Jazilul.

Adapun Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek berharap, wakil dari PPP dapat terpilih menjadi pendamping Ganjar. “Dari PPP Kepala Bappilu Sandiaga Uno, tentu kami berharap Pak Sandiaga Uno dipilih jadi cawapres,” kata Awiek saat dikonfirmasi, Senin (24/7/2023).

Awiek menilai, sangat baik bila dari 10 nama bacawapres Ganjar kini telah makin mengerucut ke lima nama. Siapa pun yang terpilih, menjadi sosok yang terbaik menjadi pendamping Ganjar Pranowo.

“Bagus makin mengerucut kelima, siapa yang dipilih nanti tentu tergantung dari keputusan komunikasi ketua umum partai,” kata Awiek.

Terkait ada nama Cak Imin dan AHY di daftar tersebut, PPP mengakui masih ada upaya untuk membuka komunikasi politik dengan PKB dan Demokrat.

"Namanya komunikasi politik sebelum mendaftar ke KPU masih sah didekati-dekati boleh mendekati siapapun," kata Awiek.

Sedangkan, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menegaskan AHY dan Demokrat akan konsisten bersama Anies Baswedan di Pilpres 2024.

“Kami tegaskan bahwa Partai Demokrat telah berkomitmen dan senantiasa istikomah bersama Koalisi Perubahan yang telah menetapkan Mas Anies Baswedan sebagai Capres,” kata Kamhar saat dikonfirmasi, Senin (24/7/2023).

Kamhar menilai, dari tiga capres hanya Anies yang sesuai dengan visi Demokrat yakni untuk perubahan.

“Tentunya yang paling pas dan sesuai dengan platform perjuangan mewujudkan Perubahan dan Perbaikan adalah bersama Mas Anies. Keduanya merupakan figur yang melekat kuat predikat ‘Pemimpin Perubahan’. Ini sejalan dengan aspirasi kader dan masyarakat,” kata Kamhar.

Meski demikian, Demokrat bersyukur dan menghormati masuknya nama AHY ke daftar calon Bacawapres Ganjar.

“Ini sebagai bentuk pengakuan, sekaligus menunujukkan tingkat ketokohan Mas Ketum AHY yang sangat memadai sebagaimana juga terpotret pada hasil berbagai lembaga survei selama ini. Ini menjadi suatu kehormatan yang kami apresiasi.Kami bersyukur jika Mas Ketum AHY dikehendaki banyak pihak sebagai Cawapres,“ pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Nama Cawapres Ganjar Mengerucut 5 Nama

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyatakan, sosok bakal cawapres Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 saat ini sudah mengecurut pada lima nama.

Puan menyebut lima nama itu yakni Sandiaga Salahudin Uno, Erick Thohir, Andika Perkasa, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Dulu ada 10 nama, sekarang sudah mengerucut ke lima nama," ujarnya pada acara puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) Ke-25 PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu 23 Juli 2023.

Bukan sekali ini nama AHY masuk radar cawapres Ganjar. Sebelumnya Puan bertemu AHY di Plataran Senayan, Kawasan GBK, Jakarta, Minggu 18 Juni 2023, Puan kembali menyampaikan putra bungsu Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu masuk radar untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

"Saya sebutkan salah satunya bacawapresnya Mas AHY di Partai Demokrat juga masuk radar PDIP Perjuangan," ujar Puan.

Kendati begitu, dia mengatakan sejauh ini PDIP belum menerima proposal dari pihak-pihak yang ingin menjadi cawapres Ganjar. Hanya saja, PDIP sudah memahami dan mengetahui ada banyak usulan nama-nama bacawapres Ganjar, salah satunya AHY.

"Jadi kalau proposal itu kan seolah-olah kertas hitam putih dan ada tulisannya bahwa, ini ini segala macam, enggak. Usulan tersebut tentu saja akan kami tampung nama-nama yang waktu itu," katanya.

Menurut dia, PDIP masih mencermati perkembangan soal nama-nama yang masuk radar cawapres Ganjar. Namun, Puan Maharani menekankan bakal cawapres Ganjar harus memiliki kesamaan visi dan misi.

"Jadi ya ini kami akan cermati perkembangannya. Bagaimana kedepannya, siapa yang kemudian cocok dengan PDIP, siapa yang cocok dengan bacapresnya PDIP mas Ganjar Pranowo," jelasnya.

"Kemudian harus ada kesamaan visi dan misi ya untuk kemudian menyamakan hal tersebut tentu saja kita perlu bicara, perlu ngobrol, perlu ngelihat dinamika politik secara nasional, perkembangan selanjutnya dan lain sebagainya," sambung Puan.

Sedangkan Ganjar Pranowo mengungkapkan kriteria calon wakil presiden (cawapres) yang akan bersamanya nanti. Menurutnya, dia tidak ingin pasangannya hanya menjadi ban serep.

"Ketika ada potensi yang sangat bagus, maka jangan jadikan sebagi ban serep, meskipun secara konstitusional seperti itu kondisinya," ujar Ganjar Pranowo yang menyampaikan secara virtual dalam acara di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Pengalaman dua periode menjadi gubernur Jawa Tengah, Ganjar membagi tugas dengan wakilnya. Ganjar pun punya pandangan sang calon wakil presiden harus energik, punya satu visi, dan bisa multi tasking

"Kita harapkan si wapres ini orang yang energik, orang yang se-visi, terus orang yang bisa mengeksekusi beberapa pekerjaan," kata pria berambut putih ini.

Pembagian tugas dengan cawapres, kata Ganjar, sesuai dengan janji politik kepada masyarakat. Tentu tugas tersebut juga di bawah sang presiden.

"Tentu itu setelah mendapatkan keputusan atau sesuai dengan janji politik setidaknya sesuai di bawah perintah presidennya, sehingga seorang wapres dioptimalkan fungsinya jangan sebagai ban serep," ujar Ganjar Pranowo.

Ganjar mengakui idealnya cawapres punya kompetensi di bidang ekonomi. Apabila tidak, tentunya si presiden akan membentuk tim ekonomi yang handal. Seperti pengalaman dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi

"Ketika seorang wapres adalah seorang ekonom yang hebat, pengalaman bisnis yang hebat itu akan sangat membantu, tapi seandainya tidak, jalan yang berikutnya tim ekonomi yang kuat di era Pak Jokowi ini sudah keliatan anggota tim ekonomi Pak Jokowi yanng cukup kuat dan itulah yang digunakan sebagai tim untuk melakukan itu sekaligus mempercepat itu," tutup Ganjar.

Video Terkini