Sukses

Pintu Air Sepuluh Sungai Cisadane Rusak, Begini Jawaban BBWS Ciliwung Cisadane

Pintu Air Sepuluh Pasar Baru sudah tegak berdiri untuk mengatur aliran Sungai Cisadane untuk kehidupan warganya, sejak dari era kolonial Belanda. Belakangan dikabarkan mengalami kerusakan.

Liputan6.com, Tangerang - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Bambang Hidayah memastikan, bila pihaknya sudah melakukan penanganan terkait kerusakan empat dari sepuluh Pintu Air Sepuluh Sungai Cisadane Kota Tangerang.

Seperti diketahui, Pintu Air Sepuluh Pasar Baru, sudah tegak berdiri untuk mengatur aliran Sungai Cisadane untuk kehidupan warganya, sejak dari era kolonial Belanda. Usianya hampir 100 tahun, namun fungsinya masih tetap menjadi yang utama di kota tersebut.

Belakangan ini diketahui, empat dari sepuluh pintunya tengah bermasalah. BBWS Ciliwung Cisadane membantah kerusakan tersebut sampai jebol, melainkan hanya rembesan yang diakibatkan dari kendornya karet-karet seal di antara pintu-pintu tersebut.

“Itu rembes, bocor-bocor itu karena karet-karetnya sudah haus, karet yang ada di setiap seal yang ada di pintu. Jadi ada bagian yang bergeser, karena karetnya sudah tua, jadi harus diganti,” tutur Bambang, saat dikonfirmasi Liputan6.com. Senin (24/7/2023).

Mendapat laporan kerusakan tersebut, lanjut Bambang, sebenarnya pihaknya sudah melakukan upaya penanganan darurat sejak hari Sabtu, 22 Juli 2023. Seperti penutupan sementara pintu dan memulai penggantian karet pintu.

“Bisa dicek, yang bocor-bocor berkurang banyak, permukaan air sudah diangka 11, pengambilan air sudah normal,” katanya.

Namun, lanjut Bambang, masalah surutnya Sungai Cisadane bukanlah hanya pada Pindu Air Sepuluh saja, melainkan juga memang sudah memasuki musim kemarau. Sehingga, kiriman debit air dari hulu yakni Batu Belah Bogor, sudah jauh berkurang hingga mencapai 50 persen.

 

 

2 dari 2 halaman

Diimbau Hemat Air

“Jadi pintu rembes bukan satu-satunya masalah, tapi masalah lainnya memang debit air tengah turun sampai lebih dari 50 persen. Normalnya itu kiriman dari Batu Belah ketinggian airnya 2,5 meter, kini hanya 1,1 meter saja,ini surut sekali,” tutur Bambang.

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat, pelaku industri yang menggunakan Sungai Cisadane sebagai air baku, untuk menghemat air. Tidak perlu panik, namun lebih baik memanfaatkan cadangan air tanah dari embung-embung atau situ untuk persediaan air.

 

 

Video Terkini