Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 27 Juli 2023: Sebagian Kota Besar Dominan Cerah Berawan hingga Malam

Ada sejumlah wilayah diprediksi BMKG akan turun hujan ringan siang nanti, yakni Serang, Ambon, Bandar Lampung, dan Manokwari. Sedangkan awan tebal berpotensi selimuti wilayah Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca cerah dan cerah berawan bakal mendominasi sebagian besar kota di Indonesia hari ini, Kamis (27/7/2023).

Seperti pagi ini, langit cerah diprediksi BMKG terjadi di wilayah Banda Aceh, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Padang serta Medan. Sedangkan cuaca cerah berawan menyelimuti Yogyakarta, Gorontalo, Bandung, Semarang, Palangkaraya, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Bandarlampung.

Kemudian Ambon, Ternate, Mataram, Kota Jayapura, Mamuju, Makassar, Kendari, dan Manado.

Kondisi cuaca cerah tersebut dilaporkan BMKG akan terus berlangsung hingga siang nanti disebagian besar titik.

Namun, ada sejumlah wilayah yang diprediksi BMKG akan turun hujan ringan, seperti Serang, Ambon, Bandar Lampung, dan Manokwari. Sedangkan awan tebal berpotensi selimuti wilayah Tangerang. 

Memasuki malam hari, cuaca di Indonesia cenderung cerah berawan. Meski ada sejumlah kota yang diselimutu cuaca mendung atau berawan. Seperti di wilayah Serang, Jakarta Pusat, Bandung, Semarang, Ternate, Manokwari, Makassar, Kendari, dan Palembang.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia hari ini selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota   Pagi   Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah  Cerah  Cerah
 Denpasar  Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bengkulu  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Yogyakarta  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan
 Gorontalo  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Jambi  Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Bandung Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Semarang Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Surabaya Cerah Cerah Cerah
Pontianak  Cerah Cerah Berawan Cerah
Banjarmasin Cerah Cerah Berawan Cerah Berawan
Palangkaraya Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Samarinda Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Tarakan  Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Pangkal Pinang Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Tanjung Pinang Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Bandar Lampung Cerah Berawan Hujan Ringan Cerah 
Ambon Cerah Berawan Hujan Ringan Berawan Tebal
Ternate Cerah Berawan Berawan Berawan
Mataram Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Kupang Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Kota Jayapura Cerah Berawan Berawan Hujan Sedang
Manokwari Berawan Hujan Ringan Berawan
Pekanbaru Berawan Cerah Cerah
Mamuju Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
Makassar Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Kendari  Cerah Berawan Berawan Berawan
Manado Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Padang Cerah Cerah Cerah
Palembang Berawan Berawan Tebal Berawan
Medan Cerah Cerah Hujan Ringan
2 dari 3 halaman

BMKG Prediksi Puncak El Nino pada Agustus-September, Dampaknya Mulai Terasa

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi puncak terjadinya El Nino pada Agustus-September 2023. BMKG pun mengingatkan semua pihak terkait dampak yang ditimbulkan fenomena El Nino yang mulai terasa.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, El Nino sesuai hasil prediksi sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli. Akan tetapi, sesuai hasil prediksi juga, ia menuturkan, El Nino masih lemah pada awal Juli.

Dwikorita menuturkan, dalam hal ini dampak El Nino pada awal Juli masih kurang signifikan atau kurang terasa karena El Nino masih lemah. Demikian mengutip dari Antara, Kamis 20 Juli 2023.

Namun, beberapa hari lalu, sesuai hasil prediksi, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.

“Ini baru mulai menjadi moderat. Makanya kami terus gencar mengimbau, mengingatkan, dengan El Nino yang semakin moderat atau semakin menguat, tentunya dampaknya akan menguat juga,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Dampak El Nino

Dwikorita menuturkan, puncak terjadinya El Nino akan berlangsung pada Agustus-September. Hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada 2020, 2021, dan 2022.

Ia menuturkan, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar.

“Itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut di lahan atau di hutan,” tutur dia.

Dia mengatakan, El Nino juga berdampak ke petani karena air semakin kurang sehingga  sektor pertanian akan terganggu.

Dengan demikian, BMKG sejak awal 2023 sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi petani agar dapat beradaptasi selama terjadinya El Nino dengan menyesuaikan pola tanam.

“Tentunya kami bekerja sama dengan dinas-dinas pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar dia.