Liputan6.com, Jakarta Di era teknologi yang semakin maju, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terkini guna meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan kesehatan.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan menjelaskan saat ini BPJS Kesehatan berfokus pada penerapan teknologi cloud dalam skala ekspansi. Pasalnya, teknologi cloud telah memberikan kontribusi besar dalam menciptakan sistem kesehatan yang inklusif bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga
"Kami berfokus pada penerapan teknologi cloud dalam skala ekspansi, karena teknologi ini menawarkan otomasi dan fleksibilitas dalam proses administrasi, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi biaya dan mempermudah aksesibilitas bagi seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Edwin dalam acara Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI CX) 2023 di Jakarta.
Advertisement
Pemanfaatan teknologi cloud memberikan banyak manfaat bagi layanan kesehatan di Indonesia. Hal ini menjadi jawaban atas masih banyak penduduk yang sulit mendapatkan akses kesehatan.
"Dengan mengadopsi teknologi cloud dan beberapa aplikasi inovatif, seperti P-Care, Health Facility Information System (HFIS), V-Claim, dan yang terbaru, i-Care JKN, BPJS Kesehatan berhasil mempercepat proses administrasi dan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN," ujar Edwin.
Inovasi Antrean Online hingga Smart Claim
Salah satu masalah utama yang berhasil diatasi oleh BPJS Kesehatan adalah mengurangi waktu tunggu peserta JKN dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan mengimplementasikan sistem antrean online, waktu rata-rata pelayanan rawat jalan berhasil mengurangi waktu tunggu menjadi 2.5 jam saja dari sebelumnya 6 hingga 8 jam.
"Selain mengurangi waktu tunggu, antrean online ini juga membantu mengurangi potensi penularan penyakit, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan higienis di fasilitas kesehatan. Tidak hanya itu, fasilitas kesehatan tidak perlu lagi menyediakan lahan parkir dan sumber daya manusia khusus untuk mengatur antrean," terang Edwin.
BPJS Kesehatan juga terus mengembangkan inovasi di bidang klaim dengan menerapkan smart claim untuk mempercepat proses klaim yang diajukan oleh rumah sakit. Dalam waktu maksimal 14 hari kerja, klaim tersebut dapat dibayarkan, yang mana merupakan langkah signifikan dalam membantu cashflow rumah sakit.
Melihat potensi dalam bidang teknologi, Edwin menyatakan bahwa BPJS Kesehatan akan terus mengembangkan sistem dengan dukungan Artificial Intelligence (AI). Dengan demikian, proses klaim rumah sakit dapat dipercepat, efisiensi semakin meningkat, dan layanan semakin optimal.
"Kami mengajak rumah sakit yang ingin bergabung dengan platform BPJS Kesehatan untuk bergabung tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kolaborasi ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh peserta JKN," tambah Edwin.
Â
Advertisement
Efektivitas Layanan Kesehatan
Edwin juga mengungkapkan sejumlah manfaat dari digitalisasi pada sektor asuransi kesehatan. Seperti efisiensi, kecepatan proses administrasi dan pelayanan, serta kemampuan untuk memperluas jaringan akses kesehatan bagi peserta JKN adalah beberapa di antaranya.Â
Selain itu, transformasi digital juga memberikan kemudahan dan meningkatkan efektivitas serta produktivitas layanan kesehatan secara keseluruhan.
"Pemanfaatan teknologi dan transformasi digital juga membuka peluang untuk melihat proyeksi peningkatan tagihan dan kunjungan ke rumah sakit, sehingga langkah promotif dan preventif dapat diambil untuk menghadapi tantangan kesehatan ke depannya," jelas Edwin.
Melalui inovasi tiada henti dan mengadopsi teknologi terkini, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan yang semakin mudah, cepat dan setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Â
(*)