Sukses

Keluarga Bripda IDF Tuntut Keadilan, Minta Polri Transparan Usut Kasus Polisi Tembak Polisi di Cikeas

Keluarga mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF meminta, Polri mengungkap secara transparan kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF meminta, Polri mengungkap secara transparan kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

Ayah dari Bripda IDF, Y Pandi mengaku, sedih dan terpukul atas kepergian putranya. Terlebih, Bripda IDF diketahui merupakan korban dari insiden polisi tembak polisi yang terjadi pada Minggu 23 Juli 2023 lalu.

"Pertama-tama kami sangat sedih dan terpukul atas kehilangan anak kami tercinta Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage. Kami sangat berduka karena kami sangat mencintai anak kami yang saat ini sudah tidak bersama kami lagi, Tuhan bersamamu ya nak," kata Y Pandi dikutip dari video yang diunggah akun Instagram @melawi.spezial, Kamis (27/7/2023).

Y Pandi mengaku, sudah mendapat informasi dari Mabes Polri terkait insiden polisi tembak polisi yang menewaskan Bripda IDF. Namun, Y Pandi merasa ada sejumlah kejanggalan atas peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

Ia pun meminta, Polri untuk transparan dan terbuka mengungkap kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

"Kami juga mendapatkan banyak informasi dari pihak Mabes Polri tentang tewasnya anak kami yang menurut kami sulit diterima secara akal sehat manusia. Bagaimana mungkin ada senjata api tiba-tiba meletus dan tepat sekali mengena bagian leher anak kami, kami tetap ingin agar ada keterbukaan, ada kejujuran dan sikap profesional dari pihak Mabes Polri," tutur Y Pandi.

Y Pandi pun meminta bantuan hukum kepada pengacara Hotam Paris Hutapea untuk mengawal dan mengungkap penyebab kematian anaknya Bripda IDF.

"Untuk itu kami juga minta bantuan Hukum dari Bapak Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H., M.Hum, HOTMAN 911, LBH MANDAU BORNEO KEADILAN agar membantu kami mengungkapkan fakta hukum sebenarnya penyebab kematian anak kami Bripda Ignatius. Kami Mohon agar mau membantu kami mendapatkan Keadilan yang seadil-adilanya," tambah Y Pandi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri, Renggut Nyawa Bripda IDF

Sebelumnya, peristiwa polisi menembak sesama rekan anggota kembali terjadi. Korban atas nama Bripda IDF meninggal dunia ditembus timah panas.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, peristiwa penembakan terjadi di bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor pada Minggu, 23 Juli 2023 sekitar pukul 01.40 WIB.

"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF," tutur Ahmad kepada wartawan, Rabu, 26 Juli 2023.

Menurut Ahmad, pihaknya menangkap dua tersangka, yaitu Bripda IMS dan Bripka IG, guna penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut terkait peristiwa polisi tembak polisi tersebut.

"Saat ini kasus tersebut ditangani oleh tim gabungan Propam dan Reskrim untuk mengetahui pelanggaran disiplin, kode etik ataupun pidana yang dilakukan oleh pelaku," jelas dia.

Ahmad menegaskan, pihaknya tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum terhadap anggota yang melanggar, baik terkait etik, disiplin, serta tindak pidana.

"Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," kata Ahmad Ramadhan.

Juru bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, kasus penembakan Bripda IDF diusut secara ilmiah dan transparan baik dugaan pidana maupun kode etiknya.

"Kasus ini disidik secara scientific dan transparan, baik yang pidana maupun kode etiknya," kata Aswin dilansir dari Antara, Kamis (27/7/2023).

Penyidik kasus tertembaknya Bripda IDF diusut oleh Polres Bogor, sedangkan untuk kode etiknya diusut oleh DivPropam Mabes Polri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini