Sukses

HEADLINE: Manuver Puan Maharani Sambangi Golkar dan PKB, Ubah Peta Koalisi Pilpres 2024?

Puan Maharani gerak cepat. Dalam satu hari, Ketua DPP PDIP itu menemui dua pimpinan parpol sekaligus, Muhaimin Iskandar (PKB) dan Airlangga Hartarto (Golkar). Puan seakan menggoda keduanya untuk gabung koalisi.

Liputan6.com, Jakarta - Puan Maharani gerak cepat. Dalam satu hari, Ketua DPP PDIP itu menemui dua pimpinan parpol sekaligus, Muhaimin Iskandar (PKB) dan Airlangga Hartarto (Golkar). Puan seakan menggoda keduanya untuk gabung koalisi dan mendukung pencapresan Ganjar Pranowo.

Safari politik Puan dimulai dengan menyambangi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023). Puan dan rombongan tiba sekitar pukul 12.44 WIB. Puan mengenakan baju hitam dan pertemuan tertutup dengan Cak Imin berlangsung hampir dua jam.

Usai dari kediaman Cak Imin, putri Megawati Soekarnoputri itu menemui Airlangga di Jalan Tirtayasa Raya, Jakarta. Puan beserta rombongan tiba di rumah Airlangga sekira pukul 15.00 WIB dan langsung disambut oleh tuan rumah. Pertemuan antara Airlangga dan Puan berlangsung sekitar 1 jam.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai manuver Puan 'menggoda' PKB dan Golkar wajar-wajar saja. Sebab, peta koalisi menuju 2024 masih dinamis, cair, dan bisa berubah, sebelum ada pengumuman resmi siapa yang bisa maju sebagai capres-cawapres plus partai pengusungnya.

"PKB misalnya memang berkoalisi dengan Gerindra saat ini, tapi tidak ada yang bisa menjamin PKB dengan Gerindra akan sama-sama mantap mendaftar di KPU nanti di Oktober. Enggak ada jaminan karena PKB juga sering manuver, sering komunikasi dengan parpol lain terutama untuk mengamankan Cak Imin sebagai cawapres," kata Adi kepada Liputan6.com, Jumat (28/7/2023).

Begitu pun dengan Golkar yang bermanuver cari teman koalisi. Adi percaya, Golkar baru akan menentukan kemana kongsi politiknya di akhir-akhir pendaftaran ke KPU.

Mengenai PDIP dan Puan yang mulai bergerak lincah, kata Adi, itu karena ingin mengakumulasi dukungan-dukungan dari partai lain untuk memastikan kemenangan di 2024.

Sekalipun PDIP merupakan parpol yang bisa mengusung capres-cawapres sendiri, tapi bagi PDIP memperbanyak dukungan politik dari partai-partai juga penting, apalagi dukungan politiknya itu misalnya datang dari PKB dan Golkar.

"Perolehan Golkar dan PKB di pileg lalu cukup luar biasa, itu artinya bagi PDIP semakin banyak parpol yang bergabung, maka akan semakin bagus dan mempermudah hattrick," tambah Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta tersebut.

PKB Bisa Berubah Haluan, Golkar Kemungkinan Merapat

Adi Prayitno menilai posisi tawar Cak Imin (PKB) semakin kuat karena di satu sisi berada di koalisi dengan Gerindra, tapi pada saat bersamaan ada godaan dari PDIP melalui Puan Maharani.

"Itu tidak main-main, itu bisa membuat PKB meleleh iman politiknya. Kalau PKB memang digantungkan posisi cawapresnya di internal Gerindra, bukan tak mungkin PKB akan pindah ke PDIP. Karena bagi PKB akan melabuhkan pilihan politiknya kepada siapapun yang bisa menjamin Cak Imin sebagai cawapres. Intensitas pertemuan Cak Imin dengan Puan ini akan semakin membuat posisi PKB jadi rebutan. Apapun judulnya, PKB ini merupakan partai politik islam terbesar di Indonesia pastinya akan menjadi rebutan, itulah yang bisa menjelaskan kenapa Cak Imin sering ditemui oleh elite-elite termasuk oleh PDIP."

Sementara Airlangga, kata Adi, secara prinsip harus membawa Golkar berkoalisi dengan poros politik yang pasti menang, dan yang bisa menerima semua proposal yang ditawarkan oleh Golkar, termasuk kemungkinan cawapres bagi Airlangga, konsesi dan sharing politik.

Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan walau PDIP secara tiket sudah cukup, tapi melihat peta elektabilitas Ganjar dan Prabowo Subianto yang sangat ketat, maka diperlukan koalisi dengan partai-partai lain.

"Saya kira juga PDIP harus membangun basis yang lebih kuat terutama di wilayah-wilayah yang masih bolong untuk kepentingan Pilpres. Misalnya di basis-basis Nahdiyin atau basis keagamaan, saya kira juga PDIP relatif lemah, dan harus diperkuat," kata Usep kepada Liputan6.com, Jumat (28/7/2023).

"Makanya kenapa berusaha menggaet Cak Imin, saya kira itu bukan tanpa pertimbangan, tapi juga misalnya mau menggaet pemilih tradisional PKB atau yang dekat pemilih tradisional NU," ucapnya.

Terkait Golkar, Usep yakin Airlangga akan berpikir untuk berkoalisi dengan partai atau kelompok yang mungkin memperkuat posisinya juga sebagai Ketum Golkar.  "Karena kita tahu Airlangga sedang 'diganggu'."

"Ya di antara dua itu (Ganjar dan Prabowo), saya kira yang mungkin melihat kecenderungan pak Jokowi. Saya kira pasti itu. Posisi pak Jokowi selama ini kan di kedua tempat itu, kalau ke NasDem enggak mungkin, makanya Airlangga masih mempertimbangkan pada kelompok yang didukung pak Jokowi untuk mendapat posisi kuat itu," pungkasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Puan Ajak PKB Berkoalisi di Pilpres 2024

Ketua DPP PDIP Puan Maharani secara terang-terangan kembali mengajak PKB untuk bergabung dalam koalisi dan mendukung Ganjar Pranowo di pilpres 2024.

Puan Maharani mendatangi kediaman Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di kawasan Widya Candra, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023).

Usai melakukan pertemuan tertutup selama sekitar dua jam, Puan Maharani mengaku pertemuan kali ini membahas pilpres 2024 secara kekeluargaan.

"Saya hadir di sini tentu saja untuk bisa bertukar pikiran bagaimana nantinya ke depan ini memang menuju pemilu 2024 itu harus dilakukan secara bergotong-royong," kata Puan.

Puan mengaku menghormati koalisi antara PKB dan Gerindra, namun ia menyebut politik sangat dinamis dan cair.

"Tentu saja saya menghormati hal tersebut. Namun namanya politik itu kan dinamis, tentu saja masih ada kemungkinan-kemungkinan untuk bisa kemudian menjalin komunikasi yang lebih intensif," ujar Puan.

Puan berharap ke depan masih ada peluang PKB menjalin kerjasama politik dengan PDIP.

"Siapa tahu, siapa tahu nanti bisa PKB itu bersama dengan PDI Perjuangan. Karena hubungan antara PKB dengan PDI Perjuangan ini sudah panjang, kita bersama-sama mendukung Pak Jokowi sudah hampir 10 tahun," jelas dia.

Apalagi, kata Puan, PDIP dan PKB sangat dekat bagai keluarga.

"Saya merasa dianggap sebagai keluarga Cak Imin. Karena sebenarnya saya ingin ini secara umur itu bisa saya katakan seperti kakak saya, karena dulunya Cak imin ini dititipkan oleh Gus Dur ke orangtua saya," kata dia.

3 dari 5 halaman

PKB: Digoda PDIP Terus, Lama-Lama Mana Tahan

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku meski telah berkoalisi dengan Partai Gerindra, PKB bisa saja goyah bila sering dirayu oleh partai pemenang pemilu seperti PDIP.

"Kalau godaan makin banyak kan mana tahan juga lama-lama, ya kan. Kalau kita (godaan) bukan kaleng-kaleng, partai pemenang pemilu, Mbak Puan," kata Jazilul pada wartawan, dikutip Jumat (28/7/2023).

Jazilul berharap dengan datangnya banyak godaan terutama dari PDIP, maka dapat mempercepat deklarasi Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Jadi justru ini kalau bisa makin mempercepat keadaan itu (Cak Imin cawapres), supaya harapan para kiai, para kader yang kumpul banyak itu (terjawab)," ujar Jazilul.

Wakil Ketua MPR RI itu menyatakan pihaknya menantikan deklarasi Prabowo-Cak Imin. Namun sayangnya, isu yang berkembang justru saling menggoda antarkoalisi atau partai.

"Justru yang muncul berita-berita godaan dari partai lain. Tidak sesuai dengan rencana," ujar Jazilul.

Selain itu, Jazilul menegaskan pihaknya tidak bisa melarang PDI Perjuangan memasukkan nama Muhaimin Iskandar sebagai salah satu bakal cawapres Ganjar Pranowo.

"Itu kan haknya PDIP untuk menyebut siapa saja kandidat-kandidat. Dan kami pun juga masa langsung enggak, enggak, apa juga alasannya. Karena kami dengan PDIP kan seperti keluarga," kata Jazilul.

Namun, menurut Jazilul, akan berbeda cerita apabila Cak Imin sudah dideklarasikan sebagai cawapres dari Prabowo Subianto. Jika demikian, maka PKB tidak akan menerima lamaran cawapres dari capres lain.

"Kecuali sudah ada kesepakatan Pak Prabowo presiden, Pak Muhaimin cawapres, kok masih terima tamu, masih terima lamaran, itu dalam fatsun dan etika PKB enggak masuk," kata Jazilul.

Saat ini, Jazilul mengaku PKB justru menjadi bimbang, sebab Cak Imin masih belum dideklarasikan sebagai cawapres Prabowo.

"Kalau hari ini kan ya kita malah jadi bimbang. Bimbang kita kan. Justru di situlah saya pikir supaya teman Gerindra, PKB sama-sama bersikap arif melihat keadaan yang belum sampai final ini," kata Jazilul.

4 dari 5 halaman

PDIP Yakin Golkar Akan Deklarasi Bersama Usung Ganjar

Ketua DPP PDIP Said Abdullah yakin partainya akan deklarasi bersama Partai Golkar untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Said melihat Golkar memiliki kesepahaman untuk bekerjasama dengan PDIP mengusung Ganjar Pranowo.

"Kami menangkap Partai Golkar memiliki kesepahaman yang sama dengan partai partai yang terlebih dahulu membangun kerjasama politik dengan PDI Perjuangan dalam mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pemilu 2024," ujar Said di Jakarta, Jumat, (28/7/2023).

Sebelum melakukan deklarasi, PDIP dan Golkar akan membahas lebih detail soal rencana kerjasama melalui tim teknis.

"Tim teknis akan segera menyelesaikan tugasnya. InsyaAllah kerjasama kedua partai tak lama lagi akan segera disepakati pimpinan kami masing masing dan finalnya sebagaimana kawan-kawan parpol yang sudah bekerja sama dengan PDIP maka DPP Golkar dan PDI Perjuangan akan deklarasi bersama," ungkap Said.

Pembentukan tim teknis sebagai langkah serius Golkar dan PDIP membangun kerjasama. Dari PDIP yang menjadi anggota tim teknis adalah Bambang Wuryanto, Olly Dondokambey dan Said Abdullah. Dari Golkar adalah Melchias Markus Mekeng, Lodewijk F Paulus dan Ace Hasan.

Tim teknis akan merumuskan peta jalan kerjasama PDIP dan Golkar. Hasilnya akan meminta persetujuan kedua pimpinan partai sebagai pijakan dan ikatan kerjasama.

"Tim teknis inilah yang akan merumuskan peta jalan kerjasama kedua partai lebih kongkrit. Hasil rumusan dan kesepakatan tim teknis untuk selanjutnya dimintakan persetujuan pimpinan kedua partai sebagai dasar pijakan dan perikatan kerjasama antara PDI Perjuangan dan Partai Golkar," jelas Said.

5 dari 5 halaman

Golkar Ungkap Makna Pemberian Bunga Merah-Kuning Airlangga untuk Puan

Ketua DPP Golkar Christina Aryani menjelaskan makna pemberian buket bunga politik dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Menurutnya bunga tersebut memiliki makna lebih dari sekadar warna kesatuan bagi PDIP dan Golkar.

"Lebih dari sekedar melambangkan kesatuan warna merah untuk PDIP dan kuning untuk Golkar, tentu saja bunga politik ini juga memberikan kesan keindahan dan kelembutan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (28/7/2023).

Pemberian bunga kepada tokoh politik perempuan seperti Puan Maharani ini mengokohkan sikap partai Golkar yang mengakui kepemimpinan seorang perempuan di Indonesia.

"Pemberian bunga pada seorang tokoh politik perempuan seperti Ibu Puan tentu makin mengokohkan sikap Golkar yang mengakui kepemimpinan perempuan di Indonesia. Itu sangat jelas pesannya di situ," jelas Christina.

Ia menyebut Puan Maharani diakui sebagai politisi perempuan yang punya kedudukan kuat dalam politik Indonesia. Kerjasama Golkar dan PDIP yang dirangkai dengan bunga mawar tentu akan membawa hasil positif kepada kedua partai.

"Bunga itu membawa kesan indah, cantik, kelembutan, dimana juga kita harapkan kerja sama politik ini dimulai dengan niat yang baik, energi yang positif, penuh kekeluargaan dan tentu saja membawa hasil yang baik pula," jelas Christina.

Kerja sama dengan PDIP dan Golkar dinilai akan membawa stabilitas politik ke depan. Kesatuan Golkar dan PDIP sebagai partai terbesar mampu menjadi jangkar penguat persatuan.

"Ini pertemuan yang sangat positif sekaligus prospektif untuk kerja sama yang lebih baik ke depannya. Dan tentu saja dengan bertemunya dua partai besar itu akan makin memperkuat upaya kita menciptakan stabilitas politik, serta kerja-kerja untuk memastikan pembangunan nasional berjalan dengan baik ke depannya," ujar Christina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.