Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri angkat bicara soal adanya teror dan kiriman karangan bunga kepada pejabat struktural dan sejumlah pimpinan KPK. Firli mengaku, pihaknya hingga kini belum mengetahui siapa sosok yang mengirim karangan bunga tersebut.
Diketahui, Karangan bunga ini datang setelah lembaga antirasuah mengungkap kasus suap pengadaan alat di Basarnas yang diduga melibatkan Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Baca Juga
"Jadi kita tidak tahu, tapi yang pasti betul ada kiriman karangan bunga kepada pejabat pimpinan KPK, termasuk juga dalam struktural KPK itu kami tidak bisa bantah memang ada," kata Firli kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (31/7).
Advertisement
Firli menyebut, pihaknya tengah mendalami siapa pengirim sesungguhnya karangan bunga tersebut.
"Tapi yang bisa kami pastikan pengirim bunga itu adalah toko bunga, nanti untuk siapa yang kirim sesungguhnya harus kita dalami saya tidak berani menyampaikan," ujarnya.
Selain mendalami, Firli juga telah melaporkan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena menurutnya, hal ini merupakan tanggungjawab daripada kepolisian.
"Tapi hal ini sudah kami sampaikan kepada Kapolri, begitu kami mendapat berita ada kiriman bunga kami sampaikan kepada Kapolri," tegasnya.
"Karena itu adalah tanggungjawab kepada Kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh mengirim bunga, darimana bunga itu dikirim, kapan dibuat, siapa pemesannya. Itu tugasnya Kapolri," pungkasnya.
Pimpinan KPK Akui Dapat Teror Karangan Bunga
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron membenarkan dirinya mendapatkan ancaman atau pun teror dalam beberapa hari terakhir. Teror terjadi usai KPK mengungkap adanya tindak pidana suap di Basarnas yang diduga melibatkan Kepala Basarna Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Awalnya Ghufron membahas soal adanya pihak yang sengaja ingin membunuh karakternya dengan menyebut dirinya mengikuti akun porno di media sosial. Usai membahas hal tersebut, Ghufron mengakui juga adanya pihak yang tengah meneror dirinya.
"Akhirnya mohon masyarakat memahami pembunuhan karakter ini terjadi pada hari Jumat malam 28 Juli 2023, ketika kami dalam beberapa hari ini sedang banyak mendapat tantangan dan ancaman atau terror nyawa dan kekerasan, yang disampaikan ke WhatsApp mau pun karangan bunga yang dikirim ke rumah-rumah struktural dan pimpinan KPK karena memberantas korupsi," ujar Ghufron dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement