Sukses

Bencana Kekeringan di Papua Tengah, Wapres: Tanggap Darurat Diperpanjang Dua Minggu

Ma'ruf menjelaskan, saat ini pengiriman logistik hingga ke tangan masyarakat korban kekeringan di Papua Tengah terkendala dua hal, yaitu faktor cuaca dan transportasi.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) mengatakan, masa tanggap darurat di daerah bencana kekeringan Papua Tengah yang seharusnya hingga 7 Agustus 2023 ini, akan diperpanjang selama dua minggu.

"Mengenai bantuan kepada mereka, pertama, sekarang ada masa darurat itu, tanggap darurat ditetapkan satu minggu. Kita sepakat ini ditambah, untuk sementara ini kita tambah menjadi dua minggu. Jadi, dua minggu nanti, yang pertama, kita evaluasi lagi," kata Ma’ruf dalam keterangannya, dikutip Kamis (3/8/2023).

Ma'ruf menjelaskan, saat ini pengiriman logistik hingga ke tangan masyarakat terkendala dua hal, yaitu faktor cuaca dan transportasi. Ia menyebut, akses distribusi hanya dimungkinkan dari jalur udara, tetapi terkendala cuaca.

Oleh karena itu, imbuhnya, pemerintah tengah mencari solusi untuk cara pendistribusian, supaya masyarakat tidak perlu memanggul sendiri bantuan yang dikirimkan kepada mereka.

"Hal-hal yang bisa kita atasi, ya kita bersiap saja untuk mengantisipasi," ucapnya.

"Hanya memang distribusi ke tempat-tempat yang ini juga menjadi kendala yang sedang dicari solusinya, selain dipanggul ini apa," sambungnya.

Tidak hanya itu, Ma'ruf mengklaim pemerintah pusat segera menyiapkan langkah-langkah terpadu selama masa pemulihan bencana dalam beberapa bulan ke depan serta memulai penyusunan strategi besar pembangunan sentra-sentra pangan di daerah-daerah rawan bencana kekeringan di kawasan pegunungan Papua.

“Dipstikan langkah kolaborasi antara pusat dan daerah, lembaga keagamaan, lembaga masyarakat, ataupun berbagai sukarelawan dalam menyelamatkan korban di masyarakat, dan bersamaan pula, dikelola strategi yang berkelanjutan di wilayah Pegunungan Papua,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekeringan di Papua, Wapres Sebut Warga Meninggal Bukan karena Kelaparan Tapi Diare

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, enam orang yang meninggal dunia akibat bencana kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, bukan disebabkan oleh kelaparan melainkan meninggal karena faktor kesehatan yakni diare.

"Sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem, dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan, tetapi karena diare dan karena cuaca," kata Ma'ruf seusai rapat di kediamannya, Rabu (2/8/2023).

Ma'ruf meminta agar masalah kesehatan warga terdampak kekeringan harus segera diatasi, agar tidak lagi terjadi korban.

"Sampai hari ini baru satu daerah, tetapi kami antisipasi kemungkinan ke daerah-daerah yang lain. Saya minta itu diantisipasi, kalau terjadi (lagi) kita sudah siap," kata Ma'ruf.

Ma’ruf mengakui, proses distribusi bantuan kini masih terhambat karena kondisi cuaca dan faktor geografis yang sulit diakses.

"Ada masalah cuaca dan kedua itu distribusi dari tempat pengiriman pertama ke daerah-daerah itu tidak ada transportasi, jadi mungkin harus dipanggul ya? Dipanggul oleh masyarakat, jadi itu persoalan," ujar Ma'ruf.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini