Liputan6.com, Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP DKI Jakarta kini rutin menjaga sejumlah hutan dan taman kota usai viral Hutan Kota Cawang, Jakarta Timur menjadi tempat kumpul kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta. Dia menyebut, terdapat petugas Satpol PP yang rutin melakukan penjagaan di beberapa taman maupun hutan kota.
"Kita (Satpol PP) juga rutin melakukan penjagaan di beberapa taman maupun hutan kota," ujar Arifin kepada wartawan, dikutip Kamis (3/8/2023).
Advertisement
Arifin menyampaikan, masyarakat hendaknya memanfaatkan hutan dan taman kota untuk kegiatan yang positif. Menurut dia, perbuatan melanggar aturan dan norma di hutan kota tak dibenarkan dalam aturan manapun.
"Masyarakat dapat menggunakan hutan kota dan taman untuk berkegiatan yang positif, bukan berkegiatan yang melanggar dari sisi moral dan budaya," ucap Arifin.
Oleh sebab itu, Arifin berharap agar masyarakat turut menjaga hutan kota dan taman yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
"Masyarakat kita banyak yang memang secara rutin ada yang berolah raga disitu, senam, maupun melepas penatnya duduk disitu. Jadi samalah menjaga," jelas Arifin.
Arifin menyatakan, penjagaan juga akan dilakukan pada malam hari. Pihaknya juga bakal menambah lampu di sejumlah hutan dan taman kota yang belum mempunyai penerangan yang cukup terang saat malam hari.
Â
DPRD DKI Ungkap Hutan Kota di Jaktim Dijadikan Tempat Kumpul Kaum LGBT
Sebelumnya, anggota DPRD DKI mengungkapkan adanya hutan kota yang kerap dijadikan tempat kumpul komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Adalah Wakil Sekretaris Fraksi PDIP Wa Ode Herlina yang juga meminta Pemprov DKI memperketat pengawasan hutan dan taman kota dari praktik-praktik yang meresahkan masyarakat, salah satunya LGBT.
"Dewan mengharapkan eksekutif melakukan pengawasan dan pengamanan terutama di area hutan kota dan taman kota. Mengingat sering terjadi tindak kriminalitas di hutan kota, contohnya di hutan kota Jalan Perindustrian, dan menjadi tempat berkumpulnya kaum LGBT," kata Wa Ode dalam rilis resmi DPRD, Rabu 19 Juli 2023.
Secara terpisah, Camat Makasar Kamal membenarkan hal tersebut. Namun, peristiwa itu terjadi tahun lalu dan kini sudah ditindak.
"Sudah lama, tujuh bulan yang lalu. (Sekarang) sudah tidak ada. Sudah kita pasang lampu sorot di sana dan penjagaan Satpol PP," kata Kamal ketika dihubungi, Rabu 19 Juli 2023.
Kamal pun memastikan bahwa tidak ada lagi perkumpulan LGBT di Makasar, Jakarta Timur.
"Di Makasar tidak ada," kata Kamal.
Â
Advertisement
Hutan Kota Cawang akan Dijaga Satpol PP 24 Jam
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar mengungkapkan mulai mengerahkan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menjaga hutan-hutan kota yang ada di wilayahnya.
Hal ini dilakukan lantaran Hutan Kota Cawang dijadikan sebagai tempat berkumpul kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
"Pertama, kan rawan hal yang tak diinginkan terjadi, tapi kalau petugas enggak ada. Kan saya kira ya pasti akan terjadi kalau kita enggak jaga. Hari ini mulai dijaga, mulai diawasi selama 24 jam, terutama malam hari," kata Anwar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 25 Juli 2023.
Selain itu, Pemkot Jakarta Timur juga telah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kota (Forkopimko) untuk membantu mengawasi Hutan Kota Cawang. Pasalnya, Pemkot tidak bisa menindaklanjuti lebih lanjut jika mendapati kaum sodom di lokasi.
"Makanya saya bilang kita koordinasi dengan Forkopimko dan Pak Kapolres, Pak Dandim, sama-sama mengawasi, karena kan tugas eksekusi bukan kita ya, kepolisian. Kalau ada perbuatan-perbuatan yang asusila perbuatan yang tidak sewajarnya," ujar Anwar.
Tak hanya itu, Anwar menyebut bahwa pagar di Hutan Kota Cawang akan diperbaiki. Ia pun meminta jajarannya untuk menegaskan apakah hutan kota tersebut diperuntukkan sebagai tempat olahraga atau miniatur yang hanya dapat dilihat.
"Pagar taman kan rusak, sekarang diperbaiki, dibangun. Saya bilang, kita mau park atau garden, taman itu miniatur mau dilihat atau mau dimanfaatkan oleh warga. Mau dimanfaatkan oleh warga harus dijaga konsekuensinya, tapi kalau enggak dimanfaatkan ya harus dipagar," tuturnya.
"Artinya dimanfaatkan hanya pagi seperti olahraga dan sebagainya," Anwar menambahkan.
Lebih lanjut, jika ada kaum LGBT yang terjaring dalam operasi Satpol PP, maka mereka akan dibina di Dinas Sosial.
"Ya penjaringan, pembinaan ya, bukan berarti dia bersalah kita tangkap. Pembinaan kan kita ada Dinas Sosial. Sampai sejauh mana, mungkin dia coba-coba kita kan enggak tahu. Bagaimana kita mengurangi penyakit masyarakat," kata Anwar.