Sukses

PDIP dan PKB Disebut Saling Melengkapi, Sinyal Koalisi Prabowo Pecah?

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, menyambut positif soal sinyal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang membuka peluang untuk membangun kerja sama di Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, menyambut positif soal sinyal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang membuka peluang untuk membangun kerja sama di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikannya menyusul pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang memberi sinyal akan merapat ke PDIP dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres.

"Ya kami welcome, karena kerjasama itu kan menjadi suatu keharusan menjadi bagian dari kultur bangsa," kata Hasto, di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (5/8/2023).

Hasto menyebut PDIP dan PKB memiliki sejarah dan historis yang amat panjang, terutama dari aspek ideologi kedekatan para pemimpinnya.

Tak hanya itu, dia juga menilai bahwa PDIP dan PKB memiliki akar basis massa yang saling melengkapi satu sama lainnya.

"Apalagi hubungan PDI Perjuangan dengan PKB itu kan memang dari sejarah pembentukannya dari aspek ideologi kedekatan para pemimpinnya, dan juga secara kultural serta akar basis massa itu memang saling melengkapi," ungkap Hasto.

Sementara terkait peluang parpol lain yang akan menyatakan kerja sama politik dengan PDIP dalam waktu dekat, Hasto mengatakan bahwa pengumuman parpol yang akan bergabung untuk bekerja sama menunggu momentum yang tepat.

"Pada momentum yang tepat akan diumumkan," jelas Hasto.

 

2 dari 2 halaman

Pernyataan PKB

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan PKB merupakan partai yang setia dalam berkoalisi. "Yang jelas, PKB masuk kategori partai yang setia, kalau yang di sana juga setia," kata dia, Selasa (1/8/2023).

Namun, pihaknya tidak segan untuk melepaskan diri apabila rekan koalisi bersikap tidak jelas. "Lu 11 aku 12. Lu nggak jelas gua lepas," kata Jazilul.

Dia menyatakan, penentuan calon wakil presiden tidak membutuhkan waktu panjang apabila pihaknya berkoalisi dengan PDIP.

Jazilul beralasan hubungan antara PKB dan PDIP sudah terjalin lebih panjang dibandingkan dengan sejarah dengan Gerindra. Dia membandingkan dengan Gerindra yang sudah berkoalisi 11 bulan namun belum juga ada keputusan cawapres.

"Saya pikir ini ya jadi sama PKB itu punya hubungan history yang panjang. Jadi gampang sekali dibicarakan enggak butuh lama-lama nggak butuh berbulan-bulan," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jumat (4/8/2023).

Menurut dia, pembicaraan cawapres dengan PDIP akan menemukan titik temu tidak sampai dua minggu.

"Dengan PDIP itukan history-nya sudah lama, enggak butuh 11 bulan cukup 12 hari tuntas itu kelihatannya kalau memang cocok gitu. Tapi kan harus menyelesaikan dulu pembicaraan itu," kata Jazilul.