Liputan6.com, Jakarta - Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) tersangka pembunuhan mahasiswa UI yakni Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19), dikenal tertutup di mata teman kampusnya. Berbanding terbalik dengan korban yang dikenal cerdas dan menjadi motivasi temannya.
Ketua Himpunan Sastra Rusia Universitas Indonesia Angkatan 2020, Akbar yang satu kos dengan tersangka mengatakan, tidak terlalu mengenal Altafasalya.
"Tersangka ini kebiasaan begadang cuma kadang tidak teratur jam tidurnya," ujar Akbar, Minggu (6/8/2023).
Advertisement
Dia mengatakan, apabila tidak memiliki kegiatan, tersangka mengurus Crypto dan mengeluh tentang lelah serta susahnya mencari pinjaman atau untuk mengganti kerugiannya. Selama dua bulan terakhir, tersangka jarang berkomunikasi dengannya.
"Dia nggak kayak dulu, aktif ngobrol sama kita untuk ceritain kegiatan dia, cara dia menyelesaikan masalah kayak gimana," jelas Akbar.
Selain bermain Crypto, lanjut Akbar, apabila tidak memiliki kegiatan, tersangka akan menonton film Narcos. Terkait permasalahan uang, tersangka bercerita pernah meminta kepada orangtua.
"Pernah minta ke orang tuanya juga, tapi dia kayak nggak enak lah kalau minta sama orangtuanya terus, jadi dia mikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, tapi cara-caranya itu nggak pernah dijelaskan ke kita," ucap Akbar.
Akbar mengungkapkan, akademik tersangka berdasarkan penuturan dosen terbilang pintar. Namun mengalami penurunan diakibatkan permasalahan yang dialami tersangka.
"Kalau berdasarkan kata dosen dia sebenarnya anak yang pintar saja, cuma itu didorong oleh masalah ini dia terlihat sedikit menurun," ungkap Akbar.
Tersangka Sering Cerita soal Crypto
Akbar tidak mengetahui secara pasti, awal mula tersangka bermain Crypto, namun semenjak tinggal satu kos, tersangka kerap membicarakan Crypto kepadanya namun tidak pernah cerita jumlah kerugiannya.
Dia sempat mention itu, kayak tebak-tebakan lah kasarnya itu kan ya, jadi dia harus nebak naik apa turun kayak gitu sih, yang saya tahu dari cara kehilangan uangnya itu," terang dia.
Pada hari pembunuhan yakni Rabu 2 Agustus 2023, tersangka kembali ke kos sekitar pukul 23.30 WIB. Namun Akbar tidak mengetahui kondisi tersangka saat pulang karena sudah sudah berada di dalam kamar. Tersangka saat datang sempat menawari makanan yang dibawanya.
"Sekitar pukul 24.00, tersangka datang tiba-tiba membuka pintu kamar dan basa-basi namun dengan keadaan badan yang berkeringat," ujar Akbar.
Akbar tidak mengetahui sweater milik tersangka yang terdapat bercak darah. Begitupun dengan barang milik korban yang dibawa tersangka ke tempat kos.
"Itu saya sudah di dalam, jadi apa yang dia bawa ke dalam sini itu, kita nggak melihat. Saya cuma dengar dia bilang gua bawa makanan nih, itu doang," pungkas Akbar.
Advertisement
Mahasiswa UI yang Bunuh Juniornya Mengaku Dihantui Korban
Sebelumnya, Mahasiswa UI yang membunuh juniornya, Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) mengaku sempat dihantui korban Muhammad Naufal Zidan alia MNZ (19), usai peristiwa pembunuhan tersebut. Akibat rasa ketakutan tersebut tersangka pasrah saat ditangkap Polres Metro Depok.
Altaf mengatakan, sebelum membunuh korban sempat bermimpi tertangkap polisi dan kerap dihantui mahasiswa UI yang dibunuhnya.
"Saya beberapa waktu lalu di mimpikan ditangkap, pas hari kejadian, saya dihantui dibunuh korban dan disaksikan banyak orang,” ujar Altaf kepada Liputan6.com, Sabtu (5/8/2023).
Altaf menjelaskan, sebelum membunuh korban sempat mempelajari cara membunuh melalui youtube. Saat itu Altaf melihat sebuah film dan mempelajari cara membunuh pada film tersebut untuk menghabisi nyawa korban.
"Saya belajar dari film Narcos,” jelas Altaf.
Saat menghabisi nyawa korban di kamar kos, Altaf sempat mendapatkan perlawanan dari korban. Altaf mengaku memberikan kesempatan kepada korban untuk melawan dirinya dengan tujuan dapat mati bersama.
"Saya memberikan kesempatan kepada korban untuk melawan saya biar hari itu selesai semua di hari yang sama, saya memberikan kesempatan kepada korban untuk membunuh saya juga biar saya tidak ada di sini lagi,” ungkap Altaf.
Altaf menuturkan, telah menggunakan pinjol untuk menutup kerugiannya bermain Crypto sejak beberapa bulan lalu. Hingga saat ini Altaf belum mendapatkan teror dari pinjol karena belum memasuki masa tenggat pembayaran.
"Saya belum pernah di teror, saya merasa harus selesaikan semuanya,” tutur Altaf.
Altaf mengaku lupa berapa jumlah pinjol yang dia gunakan untuk bermain Crypto. Namun Altaf mengingat membutuhkan sejumlah uang untuk membayarkan tanggungan pinjol pada bulan depan.
"Pembayarannya sebesar Rp3 juta, saya harus membayar untuk bulan depan,” pungkas Altaf.