Liputan6.com, Jakarta Berkat semangat kolaborasi, Indonesia berhasil memecahkan rekor Guinnes World Records dengan melakukan pergeralan angklung terbesar di dunia. Pemecahan rekor tersebut diikuti oleh 15.110 peserta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (5/8/2023).
Pergelaran akbar tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju. Seluruh peserta pun berhasil menyuguhkan harmoni musik yang indah.
Tri Tito Karnavian selaku ketua panitia sekaligus Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menjelaskan, pergelaran ini adalah prakarsa langsung Ibu Negara Iriana Joko Widodo untuk melestarikan alat musik angklung dan mendukung para seniman yang sempat terdampak saat pandemi.
Advertisement
“Upaya ini bukanlah hal yang mudah, ini adalah perjuangan dari seluruh pihak yang terlibat. Keberhasilan hari ini adalah hadiah untuk ulang tahun Republik Indonesia ke-78," jelasnya.
Selaras dengan itu, Istri dari Mendikbud, Franka Makarim mengungkapkan bahwa pergelaran ini dipersiapkan dengan serius sejak Oktober 2022 dengan pelibatan berbagai pihak yang telah memberikan waktu, tenaga, dan semangat untuk keberhasilan Indonesia ini.
“Para peserta dari berbagai kalangan telah disiplin dan kompak untuk melalui tiga bulan proses pelatihan. Hari ini kita dapat menyaksikan buah dari proses panjang yang telah dilalui, kita berhasil memecahkan rekor dunia GWR,” ungkapnya.
Persiapan Sejak 2022
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan bahwa persiapan yang sudah dilakukan dalam pemecahan rekor yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah dilakukan sejak Oktober 2022.
“Angklung merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2010 dan memiliki nilai-nilai baik pendidikan karakter yang harus dilestarikan dan diturunkan ke generasi selanjutnya. Pergelaran ini diharapkan menjadi momentum untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap alat musik Angklung, ungkapnya.
Mahendra juga mengatakan, Kemendikbusristek memfasilitasi 20.060 unit Angklung dan mendistribusikan ke 381 kelompok angklung yang tiap kelompok beranggotakan 40 orang. Dirinya menyebut, Kemendikbudristek juga menggandeng Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai mitra dan turut menyusun konsep musikalitas, video konduktor, dan pelatihan angklung bagi seluruh peserta.
“Selain dilatih langsung oleh tim SAU, kam juga melibatkan 182 orang supervisor yang telah dilatih sebelumnya oleh SAU untuk mendampingi pelatihan mandiri di tiap kelompok. Supervisor ini berasal dari guru seni musik dan seniman angklung dari sanggar atau komunitas,” katanya.
Advertisement
Bekerja Sama dengan Berbagai Pihak
Direktur Sekolah Menengah Atas Kemendikbudristek, Winner Jihad menyebut, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten mengumpulkan 1.000 peserta yang berasal dari 25 sekolah.
“Keterlibatan siswa SMA ini merupakan upaya untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan angklung ke generasi muda karena banyak nilai baik yang dapat dipelajari dari alat musik ini. Kolaborasi, disiplin, dan kesabaran," sebutnya.
Kolaborasi dari berbagai pihak yang terlibat ini merupakan semangat positif dalam pengelolaan warisan budaya Indonesia. Angklung memang telah diakui UNESCO sejak 16 November 2010, namun keberlangsungan alat musik asli Indonesia yang telah mendunia ini adalah tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, peserta pergelaran angklung terbesar di dunia ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari pengurus OASE KIM, murid sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah kedinasan, perwakilan kementerian/lembaga, hingga para Ibu Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK.
“Persiapannya lumayan lama, berbulan-bulan kita persiapan dan itu kita latihan terus dan serius latihan untuk mengejar rekor dunia”, kata salah satu peserta pemecahan rekor GWR yang merupakan praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Rinaldi.
Selain itu, Dian salah satu peserta yang berasal dari Dharma Wanita Persatuan mengungkapkan perasaan senang, bangga, dan merupakan pengalaman berharga menjadi bagian dari pergelaran angklung terbesar di dunia yang berhasil memecahkan rekor GWR.
(*)