Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyambut baik, kedatangan para pemuka agama dan sejumlah tokoh penganut kepercayaan di Jakarta dalam Forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference (AIIDC) 2023.
Menurut Yahya, AIIDC adalah forum lintas agama dan keyakinan antar pemeluknya di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), seperti yang sebelumnya juga pernah dihelat di Bali pada forum senada bertajuk R20.
"R20 forum atau forum antar agama dalam kaitannya dengan konferensi tingkat tinggi G20. Dalam forum tersebut kami mengundang tokoh agama khususnya dari negara-negara anggota G20 dan negara-negara lain untuk mengekspresikan keinginannya dalam upaya agar nilai-nilai agama, moral dan etika yang bersendikan atau diinspirasikan oleh agama dapat ikut mempengaruhi kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik," kata pria karib disapa Gus Yahya di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (7/8/2023).
Advertisement
Gus Yahya bercerita, R20 memiliki dampak strategis terhadap negara-negara yang tergabung dalam G20. Sebab, melalui para pemuka agamanya di masing-masing negara, membawa hasil kesepakatan seluruh pihak saat R20 untuk dijadikan tonggak dalam mengatasi isu keyakinan.
"Khususnya hal-hal yang terkait dengan kecenderungan-kecenderungan untuk saling bertentangan dan bahkan mungkin memicu konflik harus diatasi agar agama-agama bisa dengan tulus dan sungguh-sungguh hidup berdampingan dengan damai," ungkap Gus Yahya.
Lewat semangat R20, Gus Yahya mencoba membawanya ke dalam forum AIIDC. Tujuannya, untuk menjadi wadah bagi negara-negara di ASEAN untuk lebih saling menghargai para pemeluk agama demi terciptanya perdamaian dunia.
"Kami melihat masyarakat di lingkungan ASEAN khususnya dan di lingkungan Indo Pasific pada umumnya masyarakat-masyarakat yang mewarisi suatu warisan peradaban yang sama yang tumbuh jauh kebelakang dalam sejarah sejak abad ke-3 sebelum masehi (SM)," urai Gus Yahya.
Gus Yahya percaya, hal tersebut dapat menjadi modal besar bagi masyarakat di seluruh negara-negara ASEAN agar memiliki nilai harmoni dan toleransi yang lebih baik lagi usai mengikuti seluruh rangkaian AIIDC.
"Maka kami berinisiatif lagi (setelah R20), dengan restu pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi, kami (PBNU) menyelenggarakan forum AIIDC konferensi ini sebagai inisiasi untuk memulai suatu konsolidasi dari konstituen peradaban yang besar yang dapat mendorong tumbuhnya harmoni toleransi dan perdamaian yang semoga bisa menginspirasi dinamika internasional secara keseluruhan," Gus Yahya menandasi.
Tentang ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference
Sebagai informasi, ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference adalah forum lintas agama antara negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN).
Forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang bekerjasama dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagai bagian yang ikut meramaikan keketuaan Indonesia ASEAN 2023.
Forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference akan berlangsung selama satu hari penuh dan akan ditutup dengan kesepakatan bersama tentang perdamaian dan harmonisasi antar pemeluk agama dan keyakinan dari negara-negara ASEAN.
Advertisement