Sukses

Yenny Wahid: Anak Buah Gus Dur Masih Membuka Komunikasi ke Semua Bakal Capres

Yenny Wahid mengatakan, dukungan dari barisan pendukung Gus Dur saat ini masih berproses dan tidak akan terburu diberikan kepada salah satu kandidat bakal calon presiden tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Putri dari Almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Wahid, memastikan tidak menutup mata dengan dinamika politik saat ini.

Menurut dia, dukungan dari barisan pendukung Gus Dur saat ini masih berproses dan tidak akan terburu diberikan kepada salah satu kandidat bakal calon presiden tertentu.

"Pada akhirnya kepada siapa kami akan memberikan dukungan seluruh barisan Gus Dur ini, akan melabuhkan dukungan ke mana, masih akan berproses. Ini proses politiknya masih panjang," kata Yenny ditemui saat acara ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference (AIIDC) 2023 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (7/8/2023).

Yenny beralasan, belum adanya mandat dukungan terhadap sosok tertentu dikarenakan komposisi capres dan cawapres saat ini belum terlihat. Dari total tiga nama yang ramai disebut, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, belum ada satu pun dari mereka yang mendeklarasikan bakal calon wakilnya.

"Kita belum tahu komposisinya seperti apa kan? Cawapresnya siapa? itu kan juga sangat menentukan. Nah sampai sekarang masih belum jelas semuanya," jelas Yenny.

Yenny memastikan, jalur komunikasi terhadap ketiganya masih terbuka lebar dan bersifat intens. Dengan begitu, Yenny yakin dirinya dapat mencermati siapa sosok yang nantinya bisa mendapatkan suplai suara dari para ABG alias anak buah Gus Dur.

"Jadi barisan Gus Dur, para anak buah Gus Dur (ABG), para ABG ini anak buah Gus Dur di seluruh Indonesia tentu pada akhirnya pasti akan memberikan dukungan politik kepada salah satu calon, tetapi prosesnya akan mencermati dulu dinamika yang terjadi," yakin Yenny.

Yenny berpesan, berkaca pada pengalaman politik di Indonesia, proses berlabuhnya sebuah dukungan tidaklah instan. Bahkan bisa saja, kunci suara yang dicari oleh masing-masing calon justru baru hadir menjelang detik terakhir.

"Di dalam beberapa bulan ke depan sampai titik pendaftaran. Karena di Indonesia kita sama-sama tahu dalam proses politik sampai pendaftaran segala sesuatu masih bisa berubah. Jadi kita mungkin akan menentukan pilihan ketika sudah jelas semua," Yenny menandasi.

 

2 dari 2 halaman

Kode Dukungan NasDem untuk Yenny Wahid

Sebelumnya, Nama Yenny Wahid digadang oleh Partai NasDem menjadi bakal cawlon wakil presiden Anies Baswedan. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menilai, duet Anies Baswedan-Yenny Wahid bisa saling melengkapi. Menurutnya, Yenny figur perempuan cerdas dan punya pemikiran plural.

"Dia figur perempuan yang memiliki kecerdasan, menurut saya. Punya hubungan global yang luar biasa, punya pemikiran plural yang mewakili pikiran-pikiran seorang Gus Dur yang selama ini menjadi karakter dari pada Mbak Yenny Wahid," kata Ali di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).

"Nah kalau saya, kalau saya, Mas Anies ini kan selalu dipersepsikan sebagai orang kanan. Dengan Mbak Yenny ini kan akan saling melengkapi, kalau menurut saya," sambungnya.

Namun, kata Ali, Partai NasDem tidak memiliki kewenangan sendiri menentukan cawapres Anies. Menurutnya, secara adab dan etika Anies akan berkonsultasi dengan partai-partai koalisi untuk memilih pendampingnya.

"Memilih si ini apa pertimbangannya? Nah apakah kemudian nanti akan ada yang bergeser? Akan ada partai koalisi yang kabur? Bisa jadi iya. Bisa jadi tidak. Kan gitu," kata Ali.

"Tapi percaya saja, Koalisi Perubahan ini koalisi yang sudah solid, yang sejak awal sudah mengantisipasi itu," sambungnya.

Ali menyatakan, sejak awal koalisi pengusung Anies punya kesetaraan yang sama. Artinya tidak ada hak eksklusif untuk menentukan cawapres.

"Setara itu koalisi tidak ada ketua kelasnya. Jadi semua partai memiliki kesetaraan yang sama, komitmen yang sama, pandangan yang sama. Tidak penting siapa cawapresnya, yang penting Anies Baswedan capresnya," kata Ali.

Dia melanjutkan bahwa sangat mungkin cawapres Anies diambil dari luar koalisi. Menurut Ali, Anies sudah mengantongi nama cawapresnya itu.

"Sudah ada, tapi masalahnya kita tidak tahu. Ada nama tapi tidak tahu itu siapa. Sudah ada amplop, tinggal dibuka," ungkap Ali.